Tahu Tempe Menghilang Di Bogor Dan Sekitar
BOGOR - Produsen tahu dan tempe Jawa Barat yang mengancam mogok produksi pada 25-27 September jika pemerintah tidak mengambil alih tata niaga kedelai ternyata bukan basa - basi.
Pasalnya, keberadaan Tempe dan tahu semakin menghilang dari peredaran pasar - pasar di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Ketua Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jabar Asep Nurdin pernah menyampaikan ancamannya, dirinya akan mogok produksi untuk menyikapi kenaikan harga kedelai yang kini mencapai Rp8.000/kg.

Hal ini terbukti saat berita bogor memantau di pasar tradisional Bojonggede, Sukaraja dan Tajur Halang yang tidak menemukan pedagang sayur mayur yang menjajakan tahu dan tempe.
Tak hanya itu sejumlah pelanggan yang kesehariannya berjualan makanan dibuat kecewa lantaran tahu dan tempe merupakan menu pavorit para konsumen mereka.
"Sudah empat hari ga ada tahu tempe yang jual, yang di pasar apalagi tukang keliling. Padahal tahu dan tempe banyak digemari pembeli sebagai menu tambahan pecel lele yang saya jual," ungkap Rosidi pedagang di Jalan Sukahati, Kamis (26/7/2012).
Kenaikan Harga Signifikan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan mengakui dari hasil pemantauan di lima pasar di Kota Bandung, terjadi kenaikan harga kedelai yang cukup signifikan. "Terutama untuk kedelai sebagai bahan dasar tahu-tempe," katanya.
"Kopti Jabar juga sudah melaporkan persoalan ini dan akan berimbas pada produksi tahu dan tempe di Jawa Barat," ungkapnya.
Menurut dia, persoalan naiknya harga kedelai bukan hanya masalah persediaan, tetapi juga menyangkut kedelai impor.
"Selama ini kedelai impor selalu dikaitkan dengan kedelai lokal, di mana kita memang kekurangan. Kenaikan ini juga dipicu adanya kekeringan yang terjadi di Amerika Serikat," katanya.
Ferry berjanji segera berkoordinasi dengan Dinas KUKM dan Dinas Pertanian serta Kopti Jabar. "Kenaikan yang terjadi sekarang karena mekanisme pasar, kami meminta aksi mogok produksi Kopti jangan terlalu lama. Kopti Jabar bisa berkoordinasi dengan dinas terkait," katanya.(bas/als)

Tidak ada komentar