header_ads

Gas Elpiji 12 Kg Mendadak Naik


CIAWI - Kenaikan harga elpiji 12 kg sebenarnya masih di dalam proses pengusulan, harga gas elpiji 12 kg sebenarnya harga yang nonsubsidi.

Kendati Pertamina menjamin ketersediaan stok gas elpiji ukuran 12kg agar tetap normal, baik di level agen hingga level pangkalan. Namun dilapangan, harga gas elpiji ukuran 12kg sudah mengalami kenaikan harga. 

Hal itu dilakukan para pedagang (pengecer-red) karena pasokan dari distributor alias agen utama dibatasi.

"Saya terpaksa menaikan harga elpiji ukuran 12kg, karena pasokannya sendiri mengalami penurunan sedangkan permintaan mengalami kenaikan," ujar Najmudin (55), salah seorang pengecer di JL KR Moh Toha-Ciawi, kemarin.

Ia mengaku, harga tabung gas elpiji ukuran 12kg biasanya dijual Rp80 ribu/tabung. Namun semenjak ada pemberitaan akan mengalami kenaikan, harganya menjadi Rp.85-87 ribu/tabungnya. Selain meningkatnya permintaan, kenaikan harga itu dipicu akibat ulah agen utama (distributor-red) yang membatasi pasokan pengiriman.

"Biasanya dalam dua hari saya dipasok oleh agen sebanyak 22 tabung, sekarang hanya dikirim 5-7 tabung saja," imbuhnya.

Hal senada dilontarkan Yusuf Hamdani (40), pedagang tabung eceran yang berlokasi di Jalan HE Sukma KM 2 ini mengatakan, walaupun tidak termasuk barang yang disubsidi pemerintah. Namun rencana kenaikan harga tabung elpiji ukuran 12kg akan berdampak terhadap pendapatan pedagang.

" Yah kalau mengalami kenaikan, sudah pasti pembeli akan menurun sehingga pendapatan kami akan mengalami penurunan," keluhnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, seharusnya, Pemerintah tidak menggembar-gemborkan rencana kenaikan di media karena akan dimanfaatkan oleh para agen maupun distributor dengan melakukan penimbunan. Jika sudah seperti itu, lanjutnya, maka pasokan dipedagang akan mengalami kekurangan.

" Belum naik saja pasokan sudah berkurang, saya menduga ada oknum yang melakukan penimbunan. Kenapa Pemerintah harus memberitahukan rencana kenaikan jauh-jauh hari, ini bisa jadi dimanfaatkan oknum tertentu," sesalnya.

Sebelumnya, General Manager Fuel Retail Marketing Regional III (Jabar, DKI, dan Banten) Hasto Wibowo memastikan kuota gas elpiji tidak dikurangi sama sekali. Jika di beberapa tempat terjadi kekurangan menurutnya kemungkinan besar karena ada pihak yang memanfaatkan isu rencana kenaikan elpiji.

"Kenaikan harga elpiji 12 kg sebenarnya masih di dalam proses pengusulan. Selama ini yang sudah berjalan, harga gas elpiji 12 kg sebenarnya harga yang nonsubsidi. Tetapi kenyataannya harga nonsubsidi ini belum komersial karena subsidinya dari pertamina, bukan negara dan jumlah itu besar sekali. Untuk itu, ini masih dalam proses pengusulan. Kami justru berharap media tidak memancing di masyarakat luas. Karena, sesuatu yang tidak terkontrol adalah ketika masyarakat merasa tahu harga elpiji mau naik, kemudian ada yang bermain seperti pengecer," kata Hasto, kepada wartawan

Meski begitu, Hasto memastikan tidak ada pengurangan pasokan gas elpiji di Jabar. Ketersediaan stok disampaikannya tetap normal. Hasto mengatakan konsumsi gas elpiji di DKI, Jabar, dan Banten baik PSO (Public Service Obligation) mau pun non PSO tercatat sebesar 6.500 matrik ton per hari.

"Jadi hingga detik ini, kami pertamina tidak mengurangi pasokan," tegasnya (anglink)





Editor: Alsabili
Email: beritabogor2002@gmail.com


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.