header_ads

Pengrajin Batu Gading

KABUPATEN Bogor menyimpan cadangan batu cadas berlimpah. Namun, baru sedikit masyarakat di kota hujan itu yang memanfaatkannya menjadi kerajinan bernilai ekonomi. Kebanyakan orang langsung menjualnya sebagai bahan pembuatan cat.

Padahal batu cadas bisa dibuat menjadi berbagai produk kerajinan yang nilai jualnya lebih tinggi ketimbang langsung dijual dalam bentuk mentah.

Bila dibanding dengan batu kali, batu cadas lebih lunak sehingga lebih mudah diolah alias lebih mudah diukir. Warnanya yang kekuningan dan berserat seperti warna gading, juga membuat batu cadas terlihat eksotis dan unik. Karena itulah kerajinan dari batu cadas disebut kerajinan batu gading.

Adalah Udin Saputra, perajin di Kampung Nunggul, Kabupaten Bogor, yang menekuni pembuatan kerajinan batu gading sejak lima tahun silam. Dirinya terbiasa mengukir batu tersebut sejak masih duduk di bangku sekolah. Pengalaman di masa remajanya itulah yang mendorong Udin menekuni usaha ini.

Pemilik Udin's Gallery ini membuat berbagai kerajinan dengan beragam ukuran. Mulai dari sebesar kepalan tangan hingga setinggi 1 meter. Bentuknya bervariasi, seperti patung hewan, u bunga, dan ukiran berbentuk gading gajah.

Dari sekian banyak hasil karyanya, ada satu produk yang menjadi favorit konsumen, yakni kerajinan berbentuk bulat telur yang permukaannya diukir berbagai gambar. Mulai dari bunga bangkai, wayang golek, hingga kaligrafi.

Harga hingga Rp 7 juta

Kerajinan batu cadas berupa ukiran kaligrafi buatannya laku keras hingga menerima pesanan sebanyak 170 unit dengan berbagai ukiran untuk dikirim lagi ke Mekkah dan Jedah dengan omzet Rp.35 juta,-. Sedangkan harga jual kerajiban batu gading ini bervariasi, mulai dari Rp.300 ribu untuk kerajinan berbentuk suvenir kecil, hingga Rp.7 juta untuk patung setinggi 1 meter.

Harga tersebut berdasar ukuran dan kesulitan pengerjaan, mengukirnya dengan alat semacam pisau raut, tatah atau pahat, palu kayu, ampelas, hingga kampak. Tidak semua orang bisa melakukannya, desainnya pun rumit karena batu-batu tersebut mudah patah karena rapuh. Tentu saja perajin yang berbakat sekalipun, perlu berlatih sebulan sebelum bisa memahat di atas batu cadas.

Selain membuat produk sesuai pesanan, juga menerima pesanan produk untuk stok dan pameran. Bersama delapan perajin mampu membuat 50-100 unit kerajinan setiap bulan. Pesanan biasanya datang dari pembeli individu atau perusahaan dari Jakarta, Kalimantan, Ambon, juga Jawa Tengah, bahkan manca negara.

Penjualan setiap bulan tergantung pesanan. Namun, rata-rata mampu menjual 50 unit kerajinan per bulan dengan omzetnya Rp.5 juta sampai Rp.20 juta sebulan. Bahan baku cadas diperoleh dari lahan miliknya sendiri, dan sisanya dari tetangganya dengan harga Rp.20.000 (sekepalan tangan) hingga Rp.100.000 untuk ukuran besar.


Proses pembuatan kerajinan batu gading dimulai dengan menentukan desain. Untuk membuat kaligrafi berbentuk bulat, batu dibentuk bulat menggunakan kampak. Setelah itu batu dihaluskan dan dikerik dengan pisau. Lalu, dipahat sesuai desain memakai tatah ukir. Selanjutnya diamplas dengan amplas besi.

Setelah dikeringkan selama sehari, batu dibersihkan dari debu, dan bagian yang perlu pewarnaan diwarnai dengan cat air. Setelah kering, batu digoreng di dalam wajan berisi lemak hewan. Tujuannya untuk menghilangkan kadar air, menutup pori-pori dan menambah karakter motif yang dipahat.

Cara selain digoreng adalah dipilox dengan warna transparan. Namun, produk yang digoreng lebih bagus karena warnanya lebih tajam dan licin.
 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.