Cagar Budaya Kota Bogor

Gedung Balaikota telah mengalami renovasi dan penggabungan gaya arsitektur Sunda dan Eropa.
Gedung ini berfungsi sebagai Kantor Pemerintah Kota Bogor.
Letaknya berhadapan dengan Istana Bogor, yakni di Jalan Ir. Juanda Nomor 10 Kota Bogor. Dari lokasi strategis ini dapat mengakses segala penjuru kota, seperti Stasiun Kereta Api, Kebun Raya Bogor, Jalan Tol Jakarta-Bogor, dan lainnya.
It was built in 1950 under the name Societeit, the architecture of the Colonial Dutch. The MunicipalityBuilding has experiendced renovation and consolidation of Sundanese and European style architecture. At present this building functioned as City Goverment Office of Bogor.
Periode : Kolonial
Alamat : Jalan Harupat
Mengingat kota Bogor pada masa pemerintahan Belanda sekitar abad ke 17 dinamakan kota Buitenzorg yang dapat diartikan sebagai kota istirahat sehingga banyak berdirinya bangunan kolonial yang digunakan untuk pemukiman orang-orang Belanda yang salah satunya adalah Gedung Blenong.Bangunan ini pada bagian atap terdapat kubah, dengan atap beton cor dan bagian depan terdapat menyerupai ruangan bunker.
Periode : Kolonial
Alamat : Jalan Ir. H. Juanda No. 5
Gedung Kantor Pos ini dahulunya merupakan bangunan gereja pertama di Buitenzorg (Bogor) yang pemberkatannya dilakukan pada tanggal 13 April 1845. Gereja ini semula dimaksudkan sebagai tempat beribadat umat Protestan dan umat Katolik secara bergiliran. Pada tahun 1896 umat Katolik tidak lagi beribadat di gereja tersebut, karena mereka telah memiliki gereja baru. Umat Protestan sendiri kemudian melaksanakan ibadahnya di gereja yang mereka dirikan dalam tahun 1920. gedung gereja tersebut oleh pemerintah Belanda dijadikan kantor pos karena letaknya di pinggir jalan pos (postweg), sekarang Ir. H. Juanda.
Bahkan tepat berada di depan SD RP adalah Istana Bogor yang indah.
Alamat : Kelurahan Pabaton
Gedung Karesidenan Bogor berdiri tahun 1908. Pada Tahun 1928 berubah menjadi Kantor Pembantu Gubernur sampai dengan 1976. Tahun 2000 diambil oleh Pemerintah Daerah Bogor sebagai Kantor koordinasi Wilayah Bogor, wilayah II yang daerah operasionalnya meliputi enam Kepala daerah yaitu; Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Sukabumi dan Kabupaten Cianjur
Bangunan berdenahpersegi empat berlantai dua dengan jendela bermotif setengah lingkaran, di sebelah kiri kanan bangunan terdapat tangga masuk, pada risplang terdapat motif awan, lantai papan dan atap genteng
Semula tempat itu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan Misa Kudus para tamu dari Jakarta.
Namun, dengan dimilikinya rumah tersebut, juga menjadi awal umat Katolik memisahkan diri dari penggunaan Gereja Simultan/ekumene sebelumnya.
Pada tahun itu pula pastor MYD. Claessen mulai menetap di Bogor.
Periode : Kolonial
Alamat : Jalan Ir. H. Sudirman No. 33
Dahulu digunakan sebketeranganagai Kantin Batalyon 10 Tentara Belanda, baru pada tahun 1950 diambil alih pemerintah Republik Indonesia dan digunakan sebagai Balai Prajurit, kemudian Ajudan Jenderal Korem Surya Kencana selanjutnya pada tahun 1981 dijadikan Markas KODIM 0606
Tampak depan bangunan dihiasi dengan motif sulur-suluran, geometrik dan dua tiang pipa besi yang menyangga atap bagian depan.
periode : Kolonial
Alamat : Jalan Merdeka No 6
Tahun 1940-1942 digunakan sebagai Sekolah Teknik. Tahun 1942-1945 digunakan tempat Residen ( Shecokang ). Pada tahun 1950 digunakan Kantor Kotamadya Bogor, kemudian terjadi ruislag dengan kantor KOREM yang berada di jalan Ir. H. Juanda pada tahun 1971.
Denah bangunan berbentuk huruf U dan terdiri dari beberapa ruang dengan di bagian tengah terdapat taman. Sedang tampak depan bangunan terdapat hiasan dengan motif sulur-suluran, geometrik dan lubang angin ( roster ) serta beratap genteng.
Balai Bispa Bogor didirikan sejak tahun 1975 dengan nama Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (Balai Bispa) Bogor.
yang beralamat di Jalan Darul Alqur’an No. 3 Loji Bogor kemudian nomenklatur Balai Bispa diubah menjadi Balai Pemasyarakatan (BAPAS)
melalui Keputusan Menteri Kehakiman RI. Nomor : M.01.PR.07.03 Tanggal 12 Pebruari 1987.
Periode : Kolonial/1926
Alamat : Jalan Taman Kencana
Balai Penelitian Perkebunan Bogor merupakan lembaga penelitian perkebunan. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 17 juni 1926 dan diresmikan oleh Jean Bernard.
Denah bangunan berbentuk huruf U dan terdiri dari beberapa ruang dengan dibagian tengah terdapat taman. tampak depan bangunan terdapat hiasan dengan motif sulur-sulur, geomentrik dan lubang angin ( roster ) serta beratap genting.
Periode : Kolonial
Alamat : Jalan Pangrango No. 34
Bentuk bangunan terdapat kubah dengan atap beton cor, dengan tiang-tiang penyangga berbentuk segi delapan, dinding sebagai ditutup dengan batu kali.
yang membuat masyarakat bangga dan bersyukur, para pengurusnya adalah didukung oleh kawula muda yang rata-rata berusia 26-35 tahun,
namun memiliki komitmen yang tinggi untuk memperjuangkan kaum du’afa (lemah dan papa).
dimana dipilihnya tangsi/kesatrian dengan pertimbangan antara lain;
lokasi yang strategis, benuk dan fasilitas yang tepat, udara yang sejuk, dan didukung oleh rakyat sekitarnya.
Makam yang berada di atas tanah wakaf keluarga Raden Panoeripan asal Majalengka ini berada di tengah-tengah permukiman penduduk di Kelurahan Empang,
Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Prasasti itu terbuat dari marmer sebagai persembahan karyawan sebagai ucapan selamat pagi terhadap D Marschalk yang memasuki masa pensiun atas jasanya mengembangkan perkeretaapian di Pulau Jawa.
Dan pada tahun 1985 namanya berubah jemaat GPIB "Zebaoth".
Hingga tahun 1962, kebaktian di gereja yang terletak di Jl. Ir H Djuanda no. 3 Bogor ini masih mempergunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar ibadah,
dan gereja ini pun disebut Nederlansche spreken gemeente (Jemaat berbahasa Belanda).
setelah Indonesia merdeka Hotel ini kemudian diserahkan ke pemerintah Indonesia dan diberi nama Hotel Salak The Heritage Bogor yang mengambil nama dari Gunung Salak sebagai gunung terbesar di Bogor.
dia adalah seorang ahli botani yang sedang berkunjung ke Kota Bogor pada Agustus 1894.
Pada saat itulah museum yang luasnya 402m2 ini mulai dibangun hingga selesai akhir Agustus 1901, lalu saat itu diberi nama Landbouw Zoologisch Museum.
Dan tempat belajarnya menggunakan 6 ruangan di rumah Bapak Gunawan Rusmiputro yang berlokasi di jalan Paledang nomor 17.
Pada tanggal 2 April 1950, lokasi Sekolah berpindah ke jalan Ir. H. Juanda No.16 di gedung yang sama dengan gedung SMA Negeri 1 Bogor saat ini. Sebelum dijadikan SMA Negeri 1 Bogor,
Periode : Kolonial
Alamat : Jl. Semeru No. 41
Awalnya bangunan lama yang berada di kompleks sekolah berfungsi sebagai rumah tinggal yang di kelilingi kompleks asrama/tangsi tentara dahulu digunakan sebagai tempat pemantauan daerah kompleks tersebut.
Bangunan berlantai 3 dan terdapat tangga besi, sedangkan lantai ke 3 tidak ada ruangan hanya kayu sebagai lantainya.
Periode : Kolonial
Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 8
Rumah sakit ini yang didirikan dalam abad ke 18.Banguna ini berbentuk persegi panjang dan bagian depan terdapat tangga naik juga terdapat tiang-tiang penyangga berbentuk balustrade
dan atap genteng yang berbentuk limas dilengkapi dengan penagkal petir.
Periode : Kolonial
Alamat : Jl. Gedong Sawah IV No.9
Bangunan didirikan pada tahun 1918 oleh pemerintah belanda sebagai sekolah HIS.
Setelah indonesia merdeka sekolah HIS tahun 1950 oleh Pemerintah Republik Indonesia gedung digunakan sebagai SMP Negeri 2 Bogor.