Dr. Kh. Didin Hafidudin
"TAMU Sebagai jembatan emas antara mustahik dan muzakki secara komprehensif dan berkesinambungan sehingga diharapkan suatu saat nanti para mustahik menjadi muzakki", demikian ungkap DR. KH. DIDIN HAFIDUDIN yang juga Ketua BAZNAS.
Menurut Didin Hafiduddin, sebenarnya potensi zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dari umat Islam itu sangat besar.
Hanya, persoalannya ialah lemahnya kemampuan manajerial dan rendahnya jiwa amanah pengelolaannya. Dalam hal ini, pola pengelolaan ZIS di Indonesia tergolong masih kurang profesional terutama berkaitan dengan manajemen penerimaan ZIS dan manajemen pendistriusiannya.
Apabila ZIS benar-benar dikelola secara profesional dan dijiwai amanah yang optimal, tentunya umat Islam akan merasa percaya sehingga tidak ada lagi fenomena sejumlah orang Islam yang menyerahkan langsung ZIS-nya kepada para mustahik.
Bahkan, pengelolaan ZIS seperti itu akan melenyapkan kemiskinan yang terdapat di tengah masyarakat sehingga akhirnya kesejahteraan secara keseluruhan terwujud secara baik.
"Yang terjadi sekarang ini, antara lain orang Islam keliru mempersepsi soal zakat. Zakat fitrah diserahkan langsung kepada mustahiknya. Pada zaman Nabi dan para sahabat tidak ada hal seperti itu.
Karena yang afdal diserahkan langsung itu adalah infak atau sedekah, kalau zakat ya dititipkan kepada amil atau lembaga penerima dan pendistribusi zakat," tutur Didin Hafiduddin.
Dalam pandangan Ketua Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini, semua pihak yang terkait dengan urusan pengelolaan ZIS sudah sepatutnya saling bekerjasama sehingga pengelolaan ZIS dapat lebih berhasil, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dicontohkan, di daerah Ciputat Jakarta Selatan, ada lembaga Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) yang melayani para mustahik secara gratis. Begitu pula di Padang, ada sebuah sekolah yang didirikan oleh lembaga pengelola dan pendistribusi ZIS yakni "Dompet Duafa". Melalui upaya kerja sama, akhirnya LKC dan sekolah gratis itu bisa beroperasi secara baik. (e-ti/als)
Tidak ada komentar