header_ads

Tradisi Seren Taun

Ada yang berbeda dilakukan masyarakat Sunda dalam memperingati Tahun Baru Islam (1 Muharram Hijriyah).

Sejak pagi buta, penduduk desa sibuk mempersiapkan upacara adat. Raut-raut muka ceria disinari mentari pagi berduyun-duyun menuju sebuah lapang menghampar.

Seren taun adalah upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan setiap tahun. Istilah Seren Taun berasal dari kata dalam Bahasa Sunda. Seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan Taun yang berarti tahun.

Seren Taun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Tradisi Seren Taun sebagai wujud syukur atas melimpahnya hasil bumi. Itu merupakan upacara adat asli Sunda dari zaman baheula, saat Kerajaan Pajajaran berjaya, setidaknya sejak lima abad lalu.

Seren Taun tetap bertahan menembus ruang dan waktu. Kini upacara adat tahunan itu masih eksis di tengah derasnya arus modernisasi. Para penggiat budaya terus berusaha mempertahankan originalitas Seren Taun.

Serangkaian ritual benar-benar dilakukan seperti dahulu kala, mulai dari ngembang atau ziarah makam pada hari pertama, hingga helaran dongdang dan majikeun pare di puncak perayaan.

Tanpa batasan kasta, mereka berpesta, Menurut Ki Maki, Tokoh Sindang Barang Bogor, Seren Taun bukan hanya wujud syukur atas karunia Tuhan, namun potret kebersamaan warga Sunda. ”Jadi, Seren Taun merupakan wujud syukur, sekaligus doa supaya tetap diberikan hasil bumi berlimpah. Tiap ritual sarat makna, semua dilakukan secara gotong royong, warga bahu-membahu dalam bingkai persaudaraan”.

Masih eksisnya Seren Taun merupakan bukti nyata kecintaan warga Sunda terhadap adat istiadatnya. Warisan leluhur terus dilestarikan sebagai simbol kebanggan, sekaligus identitas di tengah keberagaman budaya nusantara.

Warisan leluhur itu akan diwariskan kembali kepada generasi selanjutnya, sebagai penerus adat dan pengukir sejarah. Dengan begitu, budaya Sunda akan terus hidup sepanjang masa.

Demikian pula seperti yang dilaksanakan penduduk Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang. Di balik raut-raut muka yang ceria telah menandakan mereka penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil bumi yang melimpah selama satu tahun terakhir.

Acara Seren Tahun diawali dengan iring-iringan warga yang membawa nampan berisi hasil bumi berupa padi, pisang, singkong, rebung, serta buah-buahan lainnya hasil mereka bercocok tanam selama satu tahun ini.

Atraksi ‘kesaktian’ debus yang dipertontonkan ‘pendekar-pendekar’ Perguruan Pencak Silat Banteng Liar dari Desa Barengkok, menambah semarak Seren Tahun. Hadirin yang menyaksikan sempat tercengang melihat leher ‘pendekar’ digorok dengan golok namun selamat.

Dalam rangkaian acara itu, diadakan pula kegiatan sunatan massal bagi anak yatim, dzikir bersama, sedekah bumi (ngariung kabuli), main bola api, serta lawakan ala seni Sunda.(eko/jb/als)




Sumber: Lintas Daerah

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.