header_ads

Istana Bogor Diminati Wisatawan

Banyaknya pengunjung yang datang di kawasan Istana Kepresidenan Bogor, menjadi bukti bahwa kawasan tersebut merupakan salah satu potensi wisata.

Sayangnya, tak ada pengelolaan yang jelas oleh pemerintah daerah, sehingga tiap akhir pekan kawasan tersebut menjadi biang kemacetan dan banyak sampah berceceran. Hal yang wajar melihat kawasan Istana Bogor menjadi sasaran wisata dadakan bagi para pendatang ataupun warga metropolis sendiri.

Tanpa mengeluarkan biaya alias gratis, pengunjung bisa menikmati pemandangan dan menyentuh binatang yang tak mungkin bisa ditemui setiap hari. Selain itu, ditengah kemacetan dan bisingnya kendaraan, kawasan Istana cukup menggiurkan bagi setiap pengendara untuk berhenti sejenak dan menikmati suasana.

Warga metropolis patut berbangga. Karena sesungguhnya sudut-sudut kota hujan memberikan begitu banyak potensi wisata. Seperti yang diakui turis kebangsaan Rusia, Mattew ketika berkunjung mengunjungi Indonesia beberapa waktu lalu. Ia menikmati wisata pedestrian di Kota Bogor, yang menurutnya sarat akan nilai-nilai sejarah dan artistik.

Bangunan-bangunan tua di kota ini menceritakan begitu banyak kisah yang menarik bagi dirinya. Namun, Mattew mengeluhkan penataan kota, kebersihan juga rendahnya kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.

Hal itu pula yang tergambar ketika menikmati pedestrian kawasan Istana Bogor. Masih banyak pengunjung yang melalaikan kebersihan dengan membuang sampah sembarangan. Bungkus-bungkus makanan kecil berserakan bersama botol dan kemasan air mineral.

Selain itu, pengunjung dari dalam maupun luar Kota Bogor, memarkirkan kendaraan mereka begitu saja di sepanjang pagar Istana. Padahal, jelas-jelas terpampang rambu larangan parkir di sekitar kawasan tersebut. Alhasil kemacetan pun tak terhindarkan.

Potensi wisata pedestrian ini tampaknya tak dikelola oleh pemerintah daerah dengan baik. Beberapa kalangan menilai kawasan tersebut hanya menjadi tempat mampir yang bebas parkir. Padahal jika dikelola dengan benar, kawasan tersebut bisa menjadi bagian dari wisata Kota Bogor sesungguhnya. Pendapat juga berdatangan seperti sudah selayaknya kawasan itu disediakan area parkir dan pengawasan kebersihan.

Seorang pedagang Burger, Hidayat (35) mengaku kawasan Istana Bogor memberikan berkah baginya setiap akhir pekan. Mulai pagi, ia menjajakan dagangannya, dan selalu ludes menjelang sore. Kegiatan itu sudah berlangsung bertahun-tahun sejak ia pertama berjualan.

Sepengetahuannya, terkadang ada petugas Satpol PP yang menjaga kawasan tersebut agar bebas dari pedagang kaki lima (PKL). Namun, tetap saja kendaraan yang parkir sembarangan berakibat pada kemacetan panjang. “Satpol PP sekali-kali jaga. Tapi saya tidak pernah melihat yang parkir diusir,” kata dia.

Kondisi mudahnya parkir dan wisata gratis tersebut, diakui beberapa orang justru sebagai penarik pengunjung. Endah Ayuningtyas (27), warga Bekasi misalnya. Setiap akhir pekan ia berkunjung ke rumah mertua di daerah Bantarjati. Ia pun kerap menyempatkan diri untuk berhenti di kawasan Istana dengan mengajak putrinya yang masih kecil untuk melihat rusa.

Endah mengaku keberatan dan akan berpikir dua kali jika pemda menyediakan tempat parkir di kawasan lain, sehingga pengunjung harus berjalan menuju kawasan tersebut. “Kayaknya malas ya kalau harus parkir dulu di tempat lain,” imbuhnya. (ricky/als)




Sumber : Radar Bogor 08/03/2011

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.