header_ads

Petugas Disnakkan Berikan Rasa Aman

Para Pemeriksa Hewan Qurban Kabupaten Bogor dilepas Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan), Cibinong, Kabupaten Bogor (05/11/2011).

Pemeriksa hewan qurban tersebut terdiri dari Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan sebanyak 110 orang dan dan Tenaga Medis Disnakan 13 orang. Semuanya akan disebar ke seluruh Kecamatan untuk melakukan vaksinasi antraks dan memberikan penyuluha kepada warga dan penjual hewan kurban.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Soetrisno mengatakan, pelepasan relawan ini untuk memeriksa hewan kurban di wilayah Kabupaten Bogor terkait adanya isyu daging gelondongan dan virus antraks. Seperti tahun sebelumnya kita terjunkan ke lokasi yang isyu antraks nya tinggi.

Memberikan rasa aman untuk mengkonsumsi hewan kurban, petugas hewan kurban dari Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bogor datangi tempat pemotongan hewan kurban warga RW 12-14 Perumahan Taman Pagelaran Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, (6/11/2011).

Kedua Petugas Medis tersebut, langsung memeriksa jeroan hewan yang akan dibagikan kepada mustahik di sekitar lingkungan TM.Pagelaran. dengan menggunakan sample petugas memeriksa hati hewan. Meski beberapa hati sapi ditemukan cacing namun hal tersebut bisa diatasi.

Petugas yang berjumlah dua orang segera memberikan penyuluhan kepada warga untuk dapat mengetahui jenis hati hewan yang terindikasi cacing dan memberitahu cara memotongnya agar aman dikonsumsi.

Siti Nariyati, Petugas Keliling Pemeriksa Hewan Kurban mengatakan bahwa sifat khas cacing yang bernama Faziola Hepatika tersebut berkelompok jadi dibuang saja yang ada indikasi cacingnya sudah cukup aman untuk dikonsumsi. Karena jika tidak di buang, efek jangka pendek setelah mengkonsumsinya dapat menyebabkan cacingan dan jangka panjangnya dapat menyumbat saluran pernafasan.

“Dari dua desa yang kami tangani yakni Desa Laladon dan Desa Padasuka Kecamatan Ciomas secara umum kondisi hewan kurbannya sudah baik dan layak potong, kendalanya jika ditemukan cacing di bagian hatinya kami beritahu cara potong yang aman,” jelas Siti.

Stiti pun menambahkan pada umumnya hewan kurban terindikasi cacing di bagian hati karena hewan tersebut tidak diberikan program vaksin cacing secara berkala. Olehkarenanya pihak Disnakan sering memberikan imbauan kepada pengusaha hewan kurban untuk melakukan program vaksinasi cacing sebelum hewannya dijual agar masyarakan aman mengkonsumsinya.

“Sementara untuk isu virus Antraks yang ramai. Kami tidak menemukan virus itu di wilayah Bogor Barat khususnya di Kecamatan Ciomas ini, kalaupun ada daerah yang sudah terkontaminasi virus berbahaya tersebut seperti di Bogor Timur, kami lakukan upaya-upaya terpadu dengan memberikan vaksin secara rutin dan sosialisasi kepada masyarakat secara rutin”, papar petugas Disnakan ini.

Sementara itu, di lingkungan RW 12-14 tersebut terdapat lima ekor sapi dan tiga belas ekor kambing yang dipotong. Menurut ketua DKM Masjid Amaliyah Haidir Fauzi, setelah dipotong daging hewan kurban ini akan diberikan kepada sekitar 1000 orang kaum duafa (Mustahik). “Ini adalah kegiatan rutin kami setiap tahun yang bertujuan membantu kaum duafa. Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan jumlah hewan kurban, kami segera membagikan daging hewan ini kepada mereka yang membutuhkan. Untuk menghindari antrian kami memberikannya langsung ke rumah masing-masing mustahik jadi mereka hanya perlu menunggu daging diantar tak perlu capek-capek mengantri”, tutur Haidir.

Kemudian mengenai adanya hati hewan yang terjangkit cacing, warga setempat sepakat untuk membuang hati hewan tersebut demi memberikan keamanan dan kenyamanan saat mengkonsumsi hewan kurban tersebut. “Kami sangat berterima kasih sekali ada petugas Disnakkan yang datang dan memberikan penyuluhan tentang kesehatan hewan dan cara potong yang benar. Setidaknya ini memberikan kami keamanan dan kenyamanan untuk membagikan dan mengkonsumsi hewan kurban”, tambah Haidir.(rid)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.