Curug Kembar Menjadi Tempat Sampah
Meningkatnya
angka pengunjung saat musim liburan ini menambah permasalahan lingkungan hidup
dikawasan hutan lindung Batulayang dan Ciburial. Pasalnya, selain bertebarannya sampah di sepanjang aliran sungai dan area Curug Kembar, juga aksi
corat coret dan pengrusakan pohon.
Minimnya
perhatian dan pengawasan pengelolaan hutan konservasi ini menuai tudingan dari berbagai
kalangan, khususnya para pecinta lingkungan hidup. Apalagi disekitar lokasi tidak
disediakan tempat khusus pembuangan sampah dan peringatan serta penunjuk arah.
Hal ini terungkap setelah adanya laporan beberapa pengunjung kepada BeritaBogorDotCom
tentang adanya pengrusakan lingkungan dan sampah berserakan di lokasi tersebut.
Ketua
Umum PUK AMK FSPMI, Ciptadi sangat menyayangkan ulah
tangan tangan jahil mencemari lingkungan apalagi sampai menulis di batu dengan
menggunakan cat pilok.
Hal diungkapkan saat dia dan rombongan mengunjungi air terjun Curug Kembar sekaligus melakukan aksi kebersihan dilokasi tersebut, Minggu (25/12/2011) kemarin. “Kesadaran
untuk selalu bersih itu harus di tanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami peduli dengan kebersihan karena
warisan alam seperti curug kembar harus kita jaga keseimbangan serta
keindahan alamnya,” tegasnya.
Lain
hal dengan Cica (28) yang pernah nyaris tersesat saat melakukan wisata ke Curug Kembar karena tidak ada
petunjuk arah di setiap persimpangan
jalan. “tidak ada papan peringatan apalagi petunjuk arah sehingga kami tersesat. Beruntungnya saya beserta
para sahabat jadi nyasarnya beramai-ramai,” ujarnya.
Secara terpisah, Daswa (27) warga setempat juga mengaku kesal ketika beberapa kali
mendapati anak sekolah yang sedang membawa cat pilok hendak mencoret batu di area air terjun.
“Selalu
saya tegur mereka. Apalagi setiap pekan saya selalu tracking ke Curug Kembar. Terus terang saya kecewa kepada siapa pun yang mencemarkan lingkungan Curug Kembar dan Hutan Konservasi, termasuk anak-anak sekolah itu,” tambahnya
bersemangat.
Staf Wisata KKPH Bogor, Erna membenarkan lokasi hutan
konservasi seluas 3 hektar yang berada dibawah kewenangan instansinya itu masih
dalam tahap Embrio Pengelolaan. “Kami sudah tempatkan seorang petugas dilapangan yang bertugas mengawasi
area itu,” jawabnya melalui selular. (als)
Tidak ada komentar