header_ads

Jalan Kampung Pasir Angin Dan Ledeung Rusak Berat


CIJERUK- Masyarakat Kampung Pasir Angin dan Kampung Ledeung desa Cipicung Kecamatan Cijeruk keluhkan sarana jalan pada dua kampung tersebut yang rusak parah. 

Dua kampung yang dihuni 544 rumah dengan jumlah kurang lebih dari 1000 kepala keluarga itu kondisi jalan sudah tidak layak.

Akibatnya sebagian ruas jalan dikubangi air apalagi pada saat musim penghujan saat ini. Kondisi itu membuat masyarakat yang melintasi terpaksa kendaraannya harus dipacu ekstra hati-hati dan perlahan agar tidak rusak dan celaka.

Jalan lingkar yang mengakses dua desa tersebut berada di wilayah Kabupaten. Namun, status jalan tersebut dikuasai PDAM Tirta Pakuan, Kota Bogor.

Kepala Desa Cipicung Kecamatan Cijeruk, H.Kamaludin mengungkapkan rusaknya ruas jalan sekitar 2 km di dua kampung itu sudah hampir setahun lamanya dibiarkan rusak.  Pihaknya sudah berupaya melalui beberapa pertemuan dengan pihak PDAM Tirta Pakuan. "Saat  itu Dirut-nya masih Memed, selalu dibicarakan tentang keluhan warga di dua kampung ini, beliau pernah bilang mau segera diperbaiki namun pada kenyataannya hingga saat ini belum juga diperbaiki," ungkapnya. 

Ia menambahkan, bila dilihat dari segi penghasilan eksploitasi air setiap harinya  bisa mencapai 175 liter/debit. "Berarti berapa kalau dihitung setiap tahunnya sudah membantu Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bogor,dari sumber  mata air yang didapat dari dua kampung ini,"' keluhnya.

Pihaknya khawatir, lanjut Kades, jika habis batas kesabaran warga nantinya akan mendatangi kantor PDAM Tirta Pakuan. "Apalagi warga kami semakin kesal sekarang ini meski memberikan tengang waktu kepada pihak PDAM. Mereka minta tahun ini agar jalan tersebut segera diperbaiki," jelasnya.

Sementara itu, salah seorang warga Kampung Pasir Angin, Muhamad Ali (30), menjelaskan warga sudah jenuh dengan janji-janji pihak PDAM Tirta Pakuan yang tidak pernah merealisasikan perbaikan jalan. "Apa salahnya kalau pihak PDAM Kota segera merespon keinginan warga. Apalagi sumber air diwilayah kami di ekpolitasi melalui pipanisasi untuk dikomersilkan. Dimana letak tanggung jawab mereka terhadap lingkungan warga," keluhnya. (Rifai)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.