header_ads

Gubernur Jabar Apresiasikan Buku Sejarah Bogor Versi Bahasa Sunda

KOTA BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ahmad  Heryawan dihadiahi buku Sejarah Bogor berbahasa sunda oleh Panitia Gerakan Sarebu Pikeun  Buku (PGSPB). Penyerahan buku dilakukan usai Sidang Paripurna Istimewa DPRD memperingati oleh Ketua Harian PGSPB Shahlan Rasyidi.

Penyerahan buku Sejarah Bogor berbahasa sunda menandai di Lanchingnya buku tersebut oleh PGSPB. Selain Heryawan buku sejarah Bogor berbahasa sunda itu diberikan kepada Walikota Bogor Diani Budiarto, Ketua DPRD Mufti Fauqi,  Wakil  Ketua DPRD Tauhid J Tagor, dan Untung W Maryono.

Buku setebal 136 halaman tersebut  berisi sejarah mulai dari Kerajaan Pakuan Pajajaran sampai sekitar hari Jadi Bogor “Ada 1.500 buku yang kita terbitkan pada tahap awal, dan untuk berikutnya akan kita terbitkan lagi, “ kata Shahlan Rasyidi.

Shahlan menjelaskan  proses penterjemahan buku sejarah tersebut dilakukan oleh   WS. Sukmawati, SS, M.Pd.   “ Sukmawati adalah seorang sarjana sastra sunda Universitas Pajajaran Bandung, yang kini  menjadi pengajar di Madrasyah Tsanawiyah (MTs) Negeri Bogor.

Ia juga mengarang buku bahasa sunda berjudul reka basa, “ ungkapnya. Selain itu, penerbitan buku tersebut  melibatkan dua editor yakni   Drs. Inotji Hayatullah dan  Dadang HP.  

Menurutnya,  buku Sejarah Bogor sendiri pernah diterbitkan   pada tahun 1983, hingga sekarang tidak pernah dicetak lagi. padahal, banyak sekali yang menanyakan keberadaannya.  “Mungkin karena dicetak dalam jumlah yang sangat terbatas, “ ujarnya.

Ia menjelaskan, bahwa biaya untuk mencetak buku tersebut dikumpulkan selama lebih 8 bulan, dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari sekolah, komunitas, serta yang lainnya. 

Buku yang ditulis oleh Saleh Danasamita diterbitkan bertepatan dengan peringatan HJB ke 500 tahun 1983, saat itu  Kota Bogor dijabat oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bogor H. Achmad Sobana SH.   Bersamaan  dengan itu pula ditancapkan Tugu Kujang yang kini masih berdiri kokoh di Jalan Pajajaran Kota Bogor.

Ke depan, lanjut Shahlan, GSPB akan menghususkan diri mencetak buku-buku berbahasa Sunda, mulai dari kumpulan carpon, dongeng-dongeng, sajak dan yang lainnya.  Hal ini  ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan penyadaran bagi para generasi muda sunda, agar kembali mencintai seni dan budaya para leluhurnya.

“Bukan tidak mungkin kami akan menerbitkan karya-karya anak sekolah di Bogor, mulai dari SD hingga SMA. Sehingga mereka terpacu untuk menulis dalam bahasa sunda, atau paling tidak memberikan wadah bagi calon pengarang sunda di Bogor,”imbuhnya. (chris)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.