header_ads

Forum Majelis Taklim: Eggi Sudjana Capres Alternatif Pilihan Ummat


CAPRES - Ketua Forum Silaturahmi Majelis Taklim Tingkat Jawa Barat, H. AR. Zulkifli, S.Ag menyikapi positif pandangan Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro. Menurutnya ummat saat ini memnbutuhkan pemimpin yang Jujur, Benar dan Adil.

Hal ini dikatakannya disela silaturahmi ummat se-Jawa Barat, di Vila Indah Pajajaran Kota Bogor, Kamis (16/8/2012) malam.

Pria yang memiliki dua anak ini mengatakan figur yang sangat tepat menjadi Calon Presiden Alternatif saat ini ialah Eggi Sudjana. "Beliau memiliki sepak terjang yang berani, lantang, jujur dan senantiasa beristiqomah. Sehingga Kami berkeinginan Eggi Sudjana mencalonkan diri sebagai Calon Presiden. Namun, perundang-undangan yang berlaku di negeri ini belum absah memberlakukan Capres Alternatif atau Independen," jelasnya.

Zulkifli menerangkan pertemuan silaturahmi ummat sekaligus berbuka puasa bersama Eggi Sudjana ini ternyata sampai pada pernyataan resmi kepada tokoh pemberani keturunan Sunda Asli ini. "Karena ummat se Jawa Barat mendesak kepada Eggi Sudjana untuk bersedia bila mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Jawa Barat terlebih dahulu, sampai tiba saatnya perundangan-undangan Capres Alternatif sudah berlaku efektif. ," tambah dia.

Secara tegas Zulkifli mengungkapkan berdasarkan keputusan kolektif kolegial ummat yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Majelis Taklim menyatakan dukungannya secara penuh untuk mengusung Eggi Sudjana mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Jawa Barat.

"Setidaknya sekitar 1,4 juta dukungan riil akan kami buktikan atas izin Allah SWT," tegasnya.






Sepak Terjang  Eggi Sudjana

Sumber: Male Emporium
http://cyberman. cbn. net. id/ 2010



CBN - Sepak terjang pengacara berhati lembut tapi bersikap tegas ini selalu mengguncang perpolitikan Indonesia. Ini terlihat dari setiap tindakannya dalam mengambil keputusan. Baginya demonstrasi adalah seni dalam menyampaikan pendapat. Bagaimana rencana aksinya di masa mendatang?

Gedung Kuningan Mansion yang terletak di dekat Kawasan Mega Kuningan Jakarta nyaris membuat kami bosan. Setelah menunggu selama dua jam lima betas menit, motor dari janji wawancara yang semula puku1 14.00, akhirnya sosok yang ditunggu muncul juga. Turun dari sebuah mobil Jaguar, Eggi Sudjana yang dikenal sebagai pengacara, lantas menebar tawa khasnya. Keramahan dan kehangatan pria bertubuh tinggi tegap ini makin terasa, ketika kami digiring menuju salah satu ruangan yang merupakan ruang kerjanya ntuk berbincang santai.

Pria kelahiran Jakarta, 3 December 1959 ini memang sarat kesibukan. Eggi, demikian biasa disapa, memiliki perjalanan hidup yang cukup menarik. Di masa mudanya, ia adalah aktivis yang dikenal vokal. Demonstrasi seakan menjadi santapan sehari-harinya. Bahkan, sebuah harian ibu kota pernah menobatkan julukan untuknya "Eggi Sudjana si Raja Demo". Bagi Eggi, demonstrasi merupakan proses pendewasaan diri dalam berdemokrasi. Di matanya, demonstrasi adalah seni dalam menyampaikan pendapat.

Namanya mencuat sebagai intelektual muslim dan pernah menjabat sebagai ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). la menunjukkan taringnya sewaktu menjabat Presiden PPM (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia) periode 1998 - 2003 dan periode 2003 - 2005.

Sementara pribadinya sendiri seakan tak pernah puas untuk menyerap ilmu. Alhasil, gelar doktor di bidang sumber daya alam dan lingkungan inipun berhasil disandangnya. Sekalipun dalam merintis karier ia sering merasakan jatuh bangun, tapi semangat berjuangnya seakan tak pernah lekang dan tiap helaan nafasnya.

Lengkap sudah hidupnya kini. Selain mempunyai isteri cantik dan lima orang anak, materinya pun berkecukupan sudah. Memiliki rumah mewah, pendidikan tinggi dan mobil mewah. Kemanapun perginya si penggemar motor Harley Davidson dan sepatu merek Bally ini, selalu diantar oleh Jaguar.

Dalam rumah tangga, Eggi adalah figur suami romantis dan ayah yang bertanggungjawab. Kendati rutinitasnya yang tak kenal waktu, namun ia selalu dapat meluangkan waktunya untuk keluarga. Tak cukup sampai di situ, pria bertubuh gempal yang bercita-cita menjadi hakim ini juga tak pelit ilmu. Selain berprofesi sebagai pengacara dan politisi, pria yang sedang menuju kancah politik - mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PPP ini juga menyandang profesi dosen.

Berikut kutipan wawancara Eggi Sudjana dengan Falsyal dan Ade Irwan Trisnadi dari ME.

Ternyata dahulu itu Anda bercita-cita menjadi hakim. Kok beralih menjadi pengacara?
Saat melihat hakim tak bagus, saya beralih cita-cita menjadi pengacara. Jadi pengacara itu tidak ada batas waktunya, tidak seperti hakim.

Apa pengalaman pahit Anda selama menjadi pengacara?
Ketika kuasa saya dicabut. Karena apa yang saya harapkan menjadi hilang.

Kalau begitu, apa prestasi Anda selama menjadi pengacara?
Waktu saya menang dalam membela Laskar Jihad dalam konteks masalah hukum rajam dan pembunuhan. Saya katakan bahwa dalam perang tidak ada hukum pidana. Selain itu, pada saat saya membela lahan masyarakat dari penggusuran. Saya senang menangani kasus itu, karena banyak yang ngasih pisang dan buah-buahan.

Anda dikenal vokal, pasti ada yang suka dan tidak suka. Lalu, bagaimana Anda menyikapinya?
Konsep tahu diri, misalnya jika Anda bertanya tentang suatu partai yang bukan merupakan wilayah dan kapasitas saya untuk menjawab, maka saya tidak akan bicara. Sama halnya kalau semua orang di negara ini punya rasa "tahu diri", maka negara inipun pasti akan aman.

Pernah mengalami teror?
Pernah, tapi yang kena isteri saya. Terhadap saya tidak ada yang berani. Kalau ada yang meneror saya, maka akan saya tantang. Tapi saya tak mau sok jago.

Apakah ada kekhawatiran dari klien atas vokalnya Anda?
Ada juga yang khawatir. Rencana nya, saya akan mundur dari dunia lawyer dan akan terjun ke dunia politik. Profesi lawyer akan saya serahkan ke anak saya. Ini saya lakukan agar tidak terjadi kolusi.

Apa karena dunia advokat tidak menjanjikan?
Tidak juga, pendekatan saya bukan pada materi tapi ideologi. Coba pilih mana lebih efektif, menyuruh perempuan memakai jilbab ke luar rumah dengan cara mendatangkan 1000 ulama atau satu SK Presiden? Ya lebih efektif SK Presiden dong..

Selain menjadi pengacara, kini Anda menjadi politisi. Apakah ini memudahkan Anda untuk menarik klien?
Oh tidak, kekuatan pengacara ada pada kepercayaan. Walau saya dekat dengan seseorang, belum tentu dia percaya dan mau memberikan kuasanya pada saya. Kalau tidak ada kepercayaan, maka tidak akan ada kuasa. Buktinya, banyak kelompok konglomerat yang tidak menjadikan saya sebagai pengacaranya.

Dalam dunia lawyer, saya punya etika sendiri. Saya tidak akan menangani kasus narkoba, koruptor, perkosaan dan terorisme. Saya pernah membela isteri Al Faruq, bukan Al Faruq-nya. Yang saya beta adalah hak-hak isteri Al Faruq yang tertindas. Saya juga pernah membela Imam Samudra, terus saya cabut karena ia sudah merasa benar dan siap mati. Dengan etika seperti
ini, tentunya membuat orang tidak mau datang ke saya. Sementara kasus besar banyak yang berasal dari kasus ini. Untuk mensiasatinya, saya pun menjadi lawyer perusahaan dan menjadi konsultan hukum perusahaan.


Kehidupan pengacara tak lepas dengan kehidupan yang glamour, bagaimana dengan Anda?
Saya bisa tampil di mana saja, termasuk dalam lingkungan artis. Namun gaya kehidupan saya ya biasa-biasa saja.

Siapa tokoh yang berperan dalam hidup Anda?
Zaman HMI ada yang namanya Tony Ardi. Di dunia kemahasiswaan, saya dekat dengan bang Hariman Siregar. Di LSM, sama Adi Sasono. Dan jika konteksnya spiritual, KH. Maemon Zubair. Orang-orang inilah yang telah mempengaruhi pola pikir saya sehingga menjadi lebih maju.

Bisa ceritakan apa saja kegiatan Anda sekarang ?
Saya masih memfokuskan diri sebagai kandidat Ketua Umum PPP. Insya Allah, muktamarnya akan dimulai sekitar Januari atau Maret 2007 nanti. Akhir-akhir ini, mulai dari Januari 2006 sampai sekarang saya disibukkan oleh kasus penghinaan Presiden yang melanggar pasal 134 dan 136 dengan tuntutan enam tahun penjara. Kalau fokus pekerjaan, saya masih jadi advokat.

Platform apa yang Anda tawarkan untuk menjadi Ketua Umum partai?
Saya menawarkan paradigma Islam fungsional. Untuk menjadikan PPP menjadi partai besar, kita harus melakukan cara-cara profesional, amanah dan mengikuti kebutuhan umat. Ini merupakan tantangan bagi saya.

Selain itu, saya juga akan membangun hubungan baik antar agama. Saya akan menjelaskan kepada mereka, bahwa Islam itu bukan golongan, Islam adalah tata nilai. Meski mereka non Islam, mereka boleh memilih PPP Saya melihat kemampuan pemimpin PPP sebelumnya seperti ini. Ini teori baru saya, yaitu teori kolaborasi. Sebelumnya teori bersinergi tapi itu kurang kuat. Yang Iebih ekstrem menurut saya adalah, bersetubuhlah dengan rakyat sehingga terjadi ejakulasi, yaitu pada saat pemilu nanti mereka akan pilih PPP Itulah teori barunya, ha ha ha ...

Pemilu tinggal dua tahun lagi, apa yakin partai Anda masih menjual?
Persaingan semakin ketat, maka lahan pun semakin sempit. Masing-masing partai punya kelebihan. Suka atau tidak, kekuatan PPP masih berada pada sisi tradisional yang masih turun menurun. Terbukti, walau banyak partai Islam yang muncul, PPP tetap banyak konstituennya. Ini membutuhkan kepiawaian manajemen dan rekrutmen anggota. Dalam hal ini saya memakai teori magnet. Kalau magnetnya kuat, pasti banyak yang menempel. Artinya, praktek-praktek politik PPP harus melahirkan karya nyata yang menjadi daya tarik rakyat.

Dengan kasus yang Anda alami, apakah Anda akan tetap melangkah?
Menurut saya, belum pernah ada kasus yang mampir satu tahun diberitakan secara terus menerus, kecuali kasus saya. Artinya, itu merupakan nilai tambah dan orang tahu kasus saya bukan kasus korupsi atau ekstrimitas yang membuat negara kacau. Kasus saya muncul karena saya bertanya kepada KPK tentang adanya dugaan korupsi melalui rumor Jaguar yang menyangkut aspek sensitif, yaitu kepala negara dan orang-orang di sekitar istana.

Saya sih tawakal saja. Syukur-syukur, hakimnya mengerti. Bapak SBY yang merasa sudah terhina, sudah memaafkan saya (Eggie menunjukkan fotokopi surat dari Presiden RI SBY kepada ME). Dari segi substansi hukum, tidak ada alasan untuk menghukum saya. Tetapi bila hakim tetap memutuskan saya bersalah, ini bisa menjadi pendobrak dunia peradilan dan nama saya pun akan terdongkrak lebih tinggi lagi.

Apakah Anda melihat tentang hal ini sebagai suatu permainan?
Saya tidak punya niat untuk mempermainkan Bapak SBY. Saya sebetulnya pendukung beliau. Waktu Pemilu Presiden, saya membuat GP3 (Gerakan Pendukung SBY) yang dideklarasikan 1 Agustus 2004. Ketuanya Vence Rumangkang dan saya penasehatnya. Waktu peresmiannya saya sempat bersalaman dengan Bapak SBY. Bahkan ia bilang pada saya, kalau nanti menang saya harus menolongnya untuk mengurus masalah pengangguran. Waktu itu saya sudah ge-er,

Bagaimana penilaian Anda terhadap kepemimpinan SBY?
Dalam sholat berjamaah, terdapat mekanisme cabut mandat. Dimana apabila imam salah bacaan atau batal karena buang angin bisa digantikan oleh makmum di belakangnya. Sudah dua tahun SBY-JK memerintah, jangan sampai terjadi cabut mandat. Inilah kekurangan politik Indonesia. Legislatif seharusnya dapat membuat aturan tentang mandat, apabila kinerja Presiden dan Wakil Presiden tidak sesuai dengan janji kampanye, maka mandatnya pun harus dicabut. Saya menilai, duet SBY-JK sudah gagal. Saya melihat dari sisi politik ekonomi dan hukum. Pertama dari sisi politik, tidak terjadi pemberdayaan rakyat. Kedua, dari sisi ekonomi. Masyarakat masih minim aset, akses dan relasi. Masyarakat tidak punya skill, teknologi dan modal.

Anda bayangkan saja, sampai sekarang nelayan masih menangkap ikan dengan kail, jala dan paling tinggi dengan dinamit. Panjang pantai Indonesia kira-kira 81 juta km, jauh lebih panjang dari Thailand yang cuma 30 juta km, tapi nelayan di sana jauh lebih maju dari Indonesia. Tapi sampai sekarang, kehidupan nelayan kita masih miskin.

Begitu juga dengan akses, 20 tahun lalu, tidak banyak orang tahu bahwa daerah Pondok Indah akan menjadi daerah elit. Yang tahu cuma pengusaha dan penguasa. Rakyat juga tidak punya akses untuk melahirkan kebijakan. Misalnya kebijakan kenaikan BBM. Saya ini doktor bidang sumber daya alam dan lingkungan, saya bisa menghitung minyak, hutan dan emas. Menurut ilmu yang saya pelajari, biaya produksi satu liter premium cuma Rp. 600. Artinya, sebelum harga BBM naik, kita masih untung.

Ketiga sisi hukum, sampai saat ini masih terjadi proses tebang pilih, tak terjadi praduga tak bersalah. Saya dicekal, padahal belum ada keputusan hakim.

Kalau begitu kenapa Anda tidak melakukan kritikan langsung?
Saya di partai belum punya kekuasaan. Saya tahu diri. Saya belum bisa mengatasnamakan PPP dalam bertindak. Nanti, kalau sudah menjadi ketua umum, baru saya sikat.

Katanya Anda akan mencalonkan diri menjadi Presiden?
Seandainya saya menang menjadi Ketua Umum PPP periode 2007, maka di tahun 2009 pun saya akan langsung mencalonkan diri menjadi presiden.

Untuk menjadi Presiden kan butuh dana yang besar, apakah Anda sudah punya dana?
Sudah, saya punya jaringan luar negeri dan dalam negeri. Teori saya teori baku urus, hari ini kalian urus aku sampai aku jadi, setelah aku jadi aku akan urus kalian, tapi antara aku dan kalian jangan ada urusan. Maksud saya, tidak ada pesan-pesan.

Anda dikenal bisa diterima di berbagai kalangan, apa sih kiatnya?
Paradigma, paradigma Islam fungsional bukanlah golongan. Dengan paradigma ini, saya bergaul dengan semua golongan. Saya tidak pernah menzolimi orang, kalau mau diperlakukan adil maka kita pun harus berbuat adil pula.

Sikap Anda terkesan tegas. Apakah karakter Anda memang seperti itu?
Itu yang dibilang watak. Saya sudah terbiasa melawan ketidakadilan dan kediktatoran. Doktrin saya, jangan ada yang ditakuti selain Allah. Contohlah Rasul, pada saat tertentu beliau bisa mengalah dan tidak marah meskipun dicaci-maki. Begitu pula saya. Tetapi ketika Islam dihujat, saya akan marah. Seperti Rasul, yang pernah memimpin 25 kali perang. Artinya, dimensi kemanusiaan Rasul sebagai teladan harus dipahami secara baik sehingga kita bisa masuk ke segala segmen.

Bisa ceritakan kenangan waktu remaja yang selalu Anda ingat?
Waktu cinta pertama. Kelas satu SMA, saya jatuh cinta pada teman sekolah saya. Tapi sekarang dia sudah menikah dengan dokter.

Tidak hanya jatuh cinta Apakah waktu remaja Anda termasuk anak nakal?
Zaman muda saya termasuk nakal, suka nongkrong di kafe dan membuat klub motor, ada Lapendos (Lelaki Penuh Dosa), Manik (Manusia Eksperimen) dan Oglek (Orang Gila lagi Eksen). Kalau melihat kehidupan anak muda sekarang, saya jadi ingat kehidupan saya di masa lalu. Tapi itu semua tinggal kenangan dan tak mungkin saya lakukan lagi.

Bagaimana proses pertemuan Anda dengan Isteri?
Saat saya menjadi ketua HMI, saya diundang untuk ceramah di Universitas Gajah Mada. Saat itu, isteri saya (Asmini Budiani-Red) menjadi salah satu panitia. Dia ngasih sapu tangan, saya bilang tak usah deh buat kamu saja. Di situ mulai terjadi hubungan. Selain cantik dan baik, saya suka sama dia karena dia termasuk mahasiswa teladan.

Dalam rumah tangga, apakah Anda termasuk suami yang romantis?
Setiap jalan, saya selalu membawa oleh-oleh untuk isteri. Tidak itu saja, setiap habis sholat magrib pun, saya selalu memberi wejangan kepada anak-anak.

Ngomong-ngomong, apaat kah Anda suka dugem?
Tidak. Kalau di undang untuk datang ke kafe saya sering dan pasti datang. Di bidang itu saya kuper. Masalah iman saya bisa kuat, tapi masalah imin (nafsu-Red) saya takut tidak kuat, makanya saya tidak mendekatinya.

Oh ya, hobi Anda apa sih?
Racing, semenjak SMA saya suka balap. Tapi sekarang sudah tidak lagi.

Ini pertanyaan khas ME, seperti apa sih kriteria wanita seksi menurut Anda?
Tipe barat tapi anggun, bukan campuran. Saya suka wanita seperti Julia Robert, Demi Moore dan Sophia Loren.

Foto Cover: DR. H. Eggi Sudjana, SH, M.Si









Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.