header_ads

Waspadai Kanker Mulut Rahim


KOTA BOGOR - Kanker mulut  rahim  merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi kaum perempuan di Indonesia bahkan angka kejadian dan kematiannya cukup tinggi.

Sementara di negara-negara maju angka kejadian dan kematian akibat kanker mulut rahim telah menurun karena suksesnya deteksi dini. Namun, secara umum kanker mulut rahim masih menempati posisi kedua terbanyak pada keganasan wanita setelah kanker payudara dan diperkirakan diderita  500.000 wanita setiap tahunnya.

“Di Indonesia diperkirakan 40.000 kasus kanker mulut rahim ditemukan setiap tahunnya,” ungkap Dr. Tagor P Sidabutar SpOG salah satu pembicara dalam Seminar Kesehatan Kanker dan Mata dalam rangkaian memperingati Hari Kesehatan Nasional ke 48 tingkat Kota Bogor di Rumah Sakit Karya Bakti Jalan Dr. Sumeru Kota Bogor Rabu (7/11/2012).

Seminar kesehatan sehari dibuka Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bogor Edgar Suratman.  Seminar diikuti pula oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto.

“ Seluruhnya peserta  sekitar 200 orang dari Ibu – Ibu PKK, GOW (Gabungan Organisasi Wanita), dan Ibu – Ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Bogor, “ kata Kepala Bidang Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan Kota Bogor Dr. Sri Pinantari Hanum selaku Ketua Penyelenggara Seminar.

Lebih lanjut Dr. Tagor memamparkan, bahwa sesuai etiologi inveksinya, wanita dengan patner seksual yang banyak dan wanita yang memulai hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan resiko terkena kanker serviks (kanker mulut rahim-red).  “ Karena sel kolumnar serviks lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa, maka wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 18 tahun akan beresiko terkena kanker serviks lima kali lipat, “urai Tagor dalam makalahnya yang mengangkat topik kanker rahim dan pencegahannya.

Semenmtara itu Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bogor ketika membuka Seminar mengatakan, kelompok  ibu dan anak saat ini berhadapan dengan masalah penyakit tidak menular seperti kanker, diabetes atau hypertensi.

Makanya, lanjut Edgar, harus ada ikhtiar melalui peningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak baik secara kualitas maupun kuantitas.  “Salah satu ikhitiar yang bisa dilakukan dengan menguatkan pengetahunan para ibu tentang kesehatan sehingga mereka mau dan mampu mempertahankan kesehatan dirinya,  anak dan keluarganya, “ ungkap Edgar.

Ia mengatakan, seminar yang dikaitkan memperingati HKN ke 48 tahun 2012 dengan mengangkat tema  Indonesia Cinta Sehat, Ibu Selamat, Anak Sehat merupakan salah satu dari ikhtiar. “Kita berharap para peserta seminar akan memiliki pemahaman yang baik tentang cara pencegahan dan pengobatan penyakit kanker dan mata, “  imbuhnya. (eka)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.