SD Pelopor Education for Sustainable Development
KOTA - Sekolah Sobat Bumi (SSB) Champion yang disandang menjadikan pelopor pendidikan berkelanjutan.
SDN Bantarjati 9 Kelurahan Bantarjati Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor merupakan satu satunya Sekolah di Kota Bogor sebagai pelopor program ESD (Education for Sustainable Development) yakni pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.
Untuk menerapkan program ESD, SDN Bantarjati bekerjasama dengan Pertamina Foundation menggelar pelatihan ESD yang melibatkan 10 sekolah binaan SSB Champion, dan Sekolah-Sekolah yang tergabung dalam Gugus 2 diwilayah Kecamatan Bogor Utara.
“Selama empat hari 12-15 Maret 2013, para Kepala Sekolah dan guru tersebut dilatih ESD dengan mendatangkan nara sumber dari Pertamina Foundation, “ kata Kepala Sekolah SDN Bantarjati 9 Yayah Komariah, Kamis (14/3/2013).
Sebetulnya ESD, kata Yayah, bukan sebuah konsep baru, karena sudah ada dalam sistem pendidikan terutama Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22/2006. “Semua standar isi sudah termuat dalam peraturan, tetapi tidak tersampaikan ke bawah. Guru hanya terfokus pada mata pelajaran yang harus dilakukan. Tetapi dia tidak melihat apa yang harus dilakukan serta payung peraturan dalam menyusun silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),” kata Yayah.
Yayan menilai, melalui program ESD proses belajar akan lebih bermakna sesuai dari tujuan pendidikan nasional. Proses belajar harus terintegrasi antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya dimana sumber belajar bukan hanya mengandalkan buku, “ ujar Yayah.
Konteksnya, jelas Yayah alam tak kambang artinya belajar terbuka akan bermakna dari pada didinding kelas. Konteks ini akan menjadi sumber belajar yang dahsyat, “ tukasnya.
Koordinator Trainee Team Pertamina Foundation untuk SSB Aulia Esti Wijiasih mengatakan, pelatihan ESD untuk memperkenalkan konsep berpikir para Kepala Sekolah dan Guru. “Makanya, dalam pelatihan ini para Kepala Sekolah dan Guru diajak untuk membuka perspektif dengan melihat potensi lokal dari lingkungan sekitar mereka, “ kata Aulia yang juga pakar ESD.
Dikatakan, pembelajaran dan materi pembelajaran bukan lagi sekedar teori yang sifatnya textbook, melainkan lebih pada pemahaman konsep dalam konteks lokal sehingga mereka mengenal daerahnya sendiri. Contohnya, kalau mereka merawat hutan, akan menjadi investasi masa depan sehingga mereka berniat akan menanam pohon.
Melalui program ESD akan memiliki kepedulian sendiri, bahwa apa yang mereka lakukan merupakan investasi jangka panjang dalam konteks ekologi, ekonomi, dan sosial dan budaya.
Setiawan Agung Wibowo salah satu dari nara sumber pelatihan menambahkan, pelatihan ESD sebetulnya merupakan pelatihan untuk pelatih, Artinya, mereka yang mengikuti pelatihan ESD harus menyebarluaskan ilmunya kepada Sekolah-Sekolah lainnya yang ada di Kota Bogor. (eka)
Untuk menerapkan program ESD, SDN Bantarjati bekerjasama dengan Pertamina Foundation menggelar pelatihan ESD yang melibatkan 10 sekolah binaan SSB Champion, dan Sekolah-Sekolah yang tergabung dalam Gugus 2 diwilayah Kecamatan Bogor Utara.
“Selama empat hari 12-15 Maret 2013, para Kepala Sekolah dan guru tersebut dilatih ESD dengan mendatangkan nara sumber dari Pertamina Foundation, “ kata Kepala Sekolah SDN Bantarjati 9 Yayah Komariah, Kamis (14/3/2013).
Sebetulnya ESD, kata Yayah, bukan sebuah konsep baru, karena sudah ada dalam sistem pendidikan terutama Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22/2006. “Semua standar isi sudah termuat dalam peraturan, tetapi tidak tersampaikan ke bawah. Guru hanya terfokus pada mata pelajaran yang harus dilakukan. Tetapi dia tidak melihat apa yang harus dilakukan serta payung peraturan dalam menyusun silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),” kata Yayah.
Yayan menilai, melalui program ESD proses belajar akan lebih bermakna sesuai dari tujuan pendidikan nasional. Proses belajar harus terintegrasi antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya dimana sumber belajar bukan hanya mengandalkan buku, “ ujar Yayah.
Konteksnya, jelas Yayah alam tak kambang artinya belajar terbuka akan bermakna dari pada didinding kelas. Konteks ini akan menjadi sumber belajar yang dahsyat, “ tukasnya.
Koordinator Trainee Team Pertamina Foundation untuk SSB Aulia Esti Wijiasih mengatakan, pelatihan ESD untuk memperkenalkan konsep berpikir para Kepala Sekolah dan Guru. “Makanya, dalam pelatihan ini para Kepala Sekolah dan Guru diajak untuk membuka perspektif dengan melihat potensi lokal dari lingkungan sekitar mereka, “ kata Aulia yang juga pakar ESD.
Dikatakan, pembelajaran dan materi pembelajaran bukan lagi sekedar teori yang sifatnya textbook, melainkan lebih pada pemahaman konsep dalam konteks lokal sehingga mereka mengenal daerahnya sendiri. Contohnya, kalau mereka merawat hutan, akan menjadi investasi masa depan sehingga mereka berniat akan menanam pohon.
Melalui program ESD akan memiliki kepedulian sendiri, bahwa apa yang mereka lakukan merupakan investasi jangka panjang dalam konteks ekologi, ekonomi, dan sosial dan budaya.
Setiawan Agung Wibowo salah satu dari nara sumber pelatihan menambahkan, pelatihan ESD sebetulnya merupakan pelatihan untuk pelatih, Artinya, mereka yang mengikuti pelatihan ESD harus menyebarluaskan ilmunya kepada Sekolah-Sekolah lainnya yang ada di Kota Bogor. (eka)
Editor: Michelle
Email: beritabogor2002@gmail.com

Tidak ada komentar