Kota Bogor Melek Alqur'an
KOTA - Sekdakot Bogor ajak para ulama memberantas buta huruf Al Qur’an.
Banyaknya umat Islam baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa di Kota Bogor yang belum mampu membaca Al Qur’an mengundang keprihatinan Sekretaris Daerah Kota Bogor Aim Halim Hermana.
“Seiring dengan usaha melahirkan para penghafal Al Qur’an, namun tugas besar yang perlu dipikirkan bersama yaitu memberantas buta huruf Al Qur’an ditengah kehidupan umat di Kota Bogor, “ kata Aim yang mewakili Walikota Bogor pada acara Soft Launching dan Khotmil Qur’an SMP Tahfidzul Qur’an Al Falakiyah Pagentongan Kota Bogor, Sabtu (18/5/2013).
Oleh karena itu, Aim menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Amal Bakti Anak Soleh yang telah membuka SMP Tahfizul Qur’an Al Falakiyah Pagentongan Kota Bogor. “ Ini merupakan kesempatan emas bagi umat Islam di Kota Bogor untuk mengikuti program penghapal Al Qur’an, “ kata Aim.
Namun, sambung Aim, tugas besar yang belum terwujud di Kota Bogor yaitu program pemberantasan buta hurif Al Qur’an di Kota Bogor. “Ini menjadi tugas besar yang perlu dipikirkan bersama, “ kata Aim.
Sebab, kata Aim, sampai saat ini masih cukup banyak umat baik anak-anak maupun orang dewasa yang belum mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmunya yakni ilmu Tajwid.
Aim juga mengajak kepada para ulama. kiayi para para guru ngaji untuk membangkitkan kembali umat Islam aagar mau membiasakan membaca Al Qur’an setiap hari, karena sudah sekian lama tradisi tersebut tergeser oleh tradisi – tradisi lain didalam keseharian umat.
Selain itu, lanjutnya, diperluka upaya kongkrit yang terkelola dengan baik untuk menghidupkan tradisi menghapal Al Qur’an baik dikalangan orang – orang dewasa maupun anak-anak dan remaja. “Saya berkeyakinan bahwa anak-anak penghapal Al Qur’an akan menjadi manusia dewasa dengan otak yang cemerlang dan bersih dari memori –memori negative yang tidak dibutuhkan, “ pungkasnya.
Sementara itu Kepala SMP Tahfidzul Qur’an Al Falkiyan Zaenal Abidin mengatakan, SMP Tahfizul Qur’an merupakan sekolah yang berbasis Pesantren (Boarding School). “Setelah Lulus nantu alumni harus hafal membaca 30 juz Al Qur’an, dan 500 hadits serta mahir bahasa arab. Artinya, setelah lulusan mereka akan menjadi Hafidz/Hafidzoh 30 juz Al Qur’an,“ kata Zaenal.
Meskipun, kata Zenal, lebih mengutamakan hafalan Al Qur’an, Hadist dan mahir bahasa Arab, tetapi tetap tidak mengabaikan mata pelajaran umum seperti di sekolah–sekolah umum lainnya.
“Tahun ajaran 2012/2013 merupakan tahun pertama berdirinya SMP Tahfidzul Qur’an, dan kami baru menghantarkan anak didik kami bisa menghafal lebih dari 14 juz, hafal lebih dari 200 hadits beserta rowinya,“ urainya. (eka)
Editor: MICHELLE
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Banyaknya umat Islam baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa di Kota Bogor yang belum mampu membaca Al Qur’an mengundang keprihatinan Sekretaris Daerah Kota Bogor Aim Halim Hermana.
“Seiring dengan usaha melahirkan para penghafal Al Qur’an, namun tugas besar yang perlu dipikirkan bersama yaitu memberantas buta huruf Al Qur’an ditengah kehidupan umat di Kota Bogor, “ kata Aim yang mewakili Walikota Bogor pada acara Soft Launching dan Khotmil Qur’an SMP Tahfidzul Qur’an Al Falakiyah Pagentongan Kota Bogor, Sabtu (18/5/2013).
Oleh karena itu, Aim menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Amal Bakti Anak Soleh yang telah membuka SMP Tahfizul Qur’an Al Falakiyah Pagentongan Kota Bogor. “ Ini merupakan kesempatan emas bagi umat Islam di Kota Bogor untuk mengikuti program penghapal Al Qur’an, “ kata Aim.
Namun, sambung Aim, tugas besar yang belum terwujud di Kota Bogor yaitu program pemberantasan buta hurif Al Qur’an di Kota Bogor. “Ini menjadi tugas besar yang perlu dipikirkan bersama, “ kata Aim.
Sebab, kata Aim, sampai saat ini masih cukup banyak umat baik anak-anak maupun orang dewasa yang belum mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmunya yakni ilmu Tajwid.
Aim juga mengajak kepada para ulama. kiayi para para guru ngaji untuk membangkitkan kembali umat Islam aagar mau membiasakan membaca Al Qur’an setiap hari, karena sudah sekian lama tradisi tersebut tergeser oleh tradisi – tradisi lain didalam keseharian umat.
Selain itu, lanjutnya, diperluka upaya kongkrit yang terkelola dengan baik untuk menghidupkan tradisi menghapal Al Qur’an baik dikalangan orang – orang dewasa maupun anak-anak dan remaja. “Saya berkeyakinan bahwa anak-anak penghapal Al Qur’an akan menjadi manusia dewasa dengan otak yang cemerlang dan bersih dari memori –memori negative yang tidak dibutuhkan, “ pungkasnya.
Sementara itu Kepala SMP Tahfidzul Qur’an Al Falkiyan Zaenal Abidin mengatakan, SMP Tahfizul Qur’an merupakan sekolah yang berbasis Pesantren (Boarding School). “Setelah Lulus nantu alumni harus hafal membaca 30 juz Al Qur’an, dan 500 hadits serta mahir bahasa arab. Artinya, setelah lulusan mereka akan menjadi Hafidz/Hafidzoh 30 juz Al Qur’an,“ kata Zaenal.
Meskipun, kata Zenal, lebih mengutamakan hafalan Al Qur’an, Hadist dan mahir bahasa Arab, tetapi tetap tidak mengabaikan mata pelajaran umum seperti di sekolah–sekolah umum lainnya.
“Tahun ajaran 2012/2013 merupakan tahun pertama berdirinya SMP Tahfidzul Qur’an, dan kami baru menghantarkan anak didik kami bisa menghafal lebih dari 14 juz, hafal lebih dari 200 hadits beserta rowinya,“ urainya. (eka)
Editor: MICHELLE
Email: redaksiberitabogor@gmail.com

Tidak ada komentar