Nasib KRL Ekonomi Kini Tinggal Kenangan
Sejumlah pedagang buah, koran dan asongan tak bisa berbuat banyak mendengar rangkaian Kereta rel listrik (KRL) ekonomi non-AC dihapus.
Pasalnya, rangkaian itu sudah bertahun - tahun dijadikan tempat yang cukup strategis untuk menjajakan barang dagangannya setiap hari. Meski tak sedikit dimanfaatkan oleh para pengemis dan pengamen.
"Kita mah cuma bisa pasrah ga bisa jualan lagi di gerbong KRL ekonomi, tinggal kenangan pak. Pedagang juga ga boleh jualan di gerbong AC, mau ga mau kita kucing - kucingan saat kereta langsir," kata Dudi (27), penjual koran dari gerbong ke gerbong, di pintu loket Stasiun Besar Kota Bogor, Kamis (25/7/2013)
Sementara, Ny.Nita (36), penumpang KRL Commuter mengaku merasa nyaman menumpang kereta tanpa adanya pengamen, pengemis dan penjual asongan. "Nyaman, tenang dan ga berisik, sebab kalau penumpang lagi padat kadang pedagang suka bikin sumpek, pak," katanya saat menumpang KRL Commuter jurusan Bogor-Jakarta.
Sebelumnya diberitakan, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengganti dua rangkaian ekonomi dengan rangkaian ekonomi AC atau commuterline di Jabodetabek. Hal ini dilakukan sekaligus secara resmi menghapus pengoperasian Kereta rel listrik (KRL) ekonomi non-AC yang sudah puluhan tahun beroperasi di lintasan kereta di Jabodetabek.
Direktur PT KCJ Ignatius Tri Handoyo mengatakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 telah menarik sembilan rangkaian KRL ekonomi non-AC. Penarikan tersebut secara bertahap yang diganti dengan rangkaian ekonomi AC atau commuterline. (amel)
Editor: Annisa Ramadhan
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Tidak ada komentar