header_ads

Bogor Bertebar Panti Pijat Plus Plus

Melebihi dari satu jam akan dikenakan cash tambahan

BERITA BOGOR | beritabogor.com - Maraknya prostitusi terselubung di wilayah Kabupaten Bogor bukan sekedar isu beredar tanpa fakta. Selain masih banyaknya wanita malam yang nekat mangkal dipinggir jalan, juga tersebar sejumlah panti pijat yang bisa memenuhi selera lelaki hidung belang. 

Saat penelusuran, salah seorang pekerja di Panti Pijat Tradisional Refleksi Akupuntur Putri Dewi, tepatnya di samping Minimarket Jalan Cikaret Cibinong, Lia dan Asih mengaku untuk pijat biasa dikenakan tarif Rp.100.000,- selama maksimal satu jam. "Bila lebih dari satu jam akan dikenakan cash tambahan. Kalo mau tanya yang lain masuk aja dulu mas obrolin didalam saja," tambah Lia.


Panti pijat juga tersebar di Cisarua, Sukaraja, Kemang, Parung, Cileungsi, Tamansari, Pamijahan dan Cibinong. Pekerja Panti Pijat Bugar yang terletak di kawasan Cimandala Sukaraja, Erna memberlakukan tarif pijat biasa sebesar Rp.100.000,- untuk satu jam lamanya. "Kalau mau terapi memperpanjang juga bisa, tambah cash seratus ribu. Kalo yang plus-plus tambah cash tiga ratus ribu om," kata wanita setengah baya bertubuh jangkung yang mengaku warga Cigudeg ini, Jum'at (15/8/2014) malam. 

Tak sampai disitu, di kawasan Nanggewer Mekar Jalan Raya Bogor juga terdapat tiga panti pijat yang bisa negosiasi plus - plus, hanya saja di ketiga lokasi ini tidak sevulgar panti pijat lainnya. Pasalnya, para pekerja panti pijat tidak mau melayani pijat plus-plus apabila bukan dengan pelanggan tetapnya. 

Selain itu, tepat dibelakang Panti Pijat Talita Refleksi, terletak didepan Pom Bensin jalan Cikaret Cibinong, ternyata dijadikan tempat wanita malam menjerat hidung belang. "Disini harus karaoke dan minum bir dulu baru bisa pake awewe," kata pria muda yang mengaku bernama Ucok dilokasi maksiat tersebut. 

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi (Kabid Dalops) Satpol-PP Kabupaten Bogor, Asnan, mengungkapkan bahwa ternyata salon kecantikan serta panti pijat yang kerap dijadikan tempat atau media penghubung prostitusi, juga tidak luput dari pengawasan. Sebab, laporan masyarakat mengenai hal ini cukup banyak kepada Pemkab Bogor. 

Mengenai laporan-laporan itu, Asnan mengaku merasa gerah dengan maraknya aktivitas prostitusi terselubung dan terbuka. Dijelaskannya, aktvitas pemilik prostitusi semakin kreatif dalam menutupi kegiatannya dengan berkedok pada sejumlah usaha, seperti panti pijat, karaoke atau salon kecantikan. "Meski tidak semua, tetapi ada indikasi kuat praktek prostitusi mulai tumbuh subur di kawasan Puncak Cisarua dan kecamatan lainnya di Bumi Tegar Beriman," paparnya. Rabu (13/8). (red)  


Diberdayakan oleh Blogger.