header_ads

Bogor Kota Beriman Masih Marak Maksiat

BERITA BOGOR - Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor tak hentinya gelar razia, faktanya wanita malam makin marak. 

Jalan - jalan malam di Taman Topi Kota Bogor sungguh berbeda suasananya saat pagi hingga petang hari yang semrawut akibat kemacetan arus lalu lintas. Sebab, suasana Kota Bogor pada malam hari lebih lengang, sejuk dan menggoda. 

Sekilas tak disangka bila berpasang anak manusia yang tengah berkumpul di trotoar Jalan Kapten Muslihat adalah perempuan malam yang tengah mencari hidung belang yang dikawal seorang Mucikari dan pengojek motor yang bertugas mengantar jemput. "Kalau short time cuma empat ratus ribu om sudah termasuk ngamar di Rajain, itu tarif kenalan om?," tawar ABG yang mengaku berusia 19 tahun ini, Sabtu (23/8/2014) malam. 

Dirinya tak sendiri "mejeng" di trotoar yang terletak hanya 50 meter dari gedung DPRD Kota Bogor. "Gimana om jadi ga, jangan ditawar lagi deh soalnya semua disini sama tarifnya udah ditentuin sama mami. Kalau mau yang murah ada tuh yang estewe di samping taman topi bisa dua ratus ribu sama bayar penginapan," rayunya kepada Tim Berita Bogor. 

Tak sampai disitu, Tim langsung menelusuri Jalan Dewi Sartika dan Gedong Satu yang letaknya disamping Taman Topi Kota Bogor sebagai mangkal para wanita penjaja cinta kelas estewe. "Aa mampir sini dong, mau main ya, yuk lawan kita berdua cuma gope koq tarif pakenya sudah termasuk bayar penginapan gunung batu depan pom bensin," tawar wanita setengah baya yang tengah bergerombol didepan sebuah Ruko kawasan itu. 

Sementara, di kawasan Kabupaten Bogor juga terhampar wanita malam yang dikawal pengojek motor di sepanjang Jalan Raya Parung. Tarif dikawasan ini lebih menggiurkan, sebab wanita yang menjajakan cinta itu sebagian besar berusia antara 18 sampai 25 tahun dengan tarif shor time Rp.300.000,- di kamar kos atau Rp.500.000,- di kamar sebuah penginapan yang lokasinya tak jauh dari tempat mangkal.  Bahkan, yang estewe berani banting harga Rp.150.000,- untuk sekali main di sebuah bilik yang disediakan mucikari. 

Ironisnya para kupu - kupu malam ini banyak pula secara terang - terangan menjajakan diri di seberang Pondok Pesantren dan Masjid Daarul Muttaqien yang terletak di Jalan Raya Parung. Seakan keberadaannya sebagai "tamparan" bagi aparat terkait yang lalai dalam menuntaskan eksistensi mesum Bogor. 

Warung remang - remang dikawasan itu juga tak sepi dari pengunjung yang datang ke kampung Kandang Babi, Kuburan Cina, dan sejumlah lokasi bar dangdut dan karaoke lainnya. Para hidung belang terlihat bangga saat nyawer gepokan uang pecahan lima ribu rupiah saat berjoget ria bersama para kupu-kupu malam.

Ketua Gerakan Persaudaraan Putra Pribumi (G-PPP) Bogor Raya, H. Rahmat Gunawan menyesalkan masih maraknya praktik prostitusi terselubung di Bumi Tegar Beriman yang terkenal sebagai Kota Santri dan Kampung Tawasulan ini. 

"Pengawasan dari Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor sangat lemah dan bergantung kepada anggaran operasional. Hal ini sebagai bukti mental aparat terkait juga bejat, karena meninggalkan kesan adanya pembiaran praktik mesum itu. Apa perlu kami yang sweeping mereka?," ketus H. Rahmat yang juga Ketua Tim Advokasi Fourm Umat Islam Bogor Raya saat dihubungi, dinihari ini. (red)


 





Diberdayakan oleh Blogger.