IPB Segera Rumuskan Pembangunan Nasional

Demikian kata, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional RI, Djoko Santoso saat hadir di Forum” IPB Mendengar” yang digelar dalam rangka Dies Natalis IPB ke-47 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Selasa (26/10).
Kegiatan ini dihadiri segenap stakeholder, baik dari unsur pemerintah, pengusaha, perbankan, para alumni, maupun petani.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI Suharna Surapranata meminta IPB untuk memperhatikan hasil riset agar lebih mengarah pada apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Menristek juga meminta agar para peneliti di perguruan tinggi agar dapat berkolaborasi dengan para pengusaha untuk memudahkan hasil riset dapat diserap oleh masyarakat luas.
Kepala Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarif Widjaja yang juga hadir mengutarakan besarnya peluang yang bisa digarap di sector kelautan dan perikanan.
Forum yang baru digagas untuk pertama kalinya ini di pandu oleh Surya Pratomo, pembawa acara Metro TV untuk acara Economi Calenge. Suryo sendiri juga merupakan alumni IPB.
Acara “IPB Mendengar” terbagi dalam tiga sesi, yakni Kontribusi IPB Terhadap Pembangunan Pertanian, K ompetensi Lulusan IPB di Dunia Kerja, dan Kiprah IPB dalam Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat.
Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto berharap Forum IPB Mendengar ini dapat menjadi wahana bagi IPB untuk mendapat berbagai masukan dan saran terkait dengan peran IPB dalam memajukan dunia pertanian di Indonesia.
“IPB memerlukan perspektif yang jauh lebih panjang, konsep yang dapat menjadi basis pengembangan IPB ke depan, “ tandas Rektor. Lebih lanjut dikatakannya, perkembangn pertanian mengajak kita untuk melakukan kontemplasi. Pertanian sebagai potensi dan kekuatan bangsa sangat tidak diragukan.
Salah seorang alumni IPB yang kini menjadi peternak domba sukses mengomentari soal rendahnya minat generasi muda belajar pertanian. “Kalau kuliah di kedokteran, saat ditanya setelah lulus mau kerja apa jelas jadi dokter. Tapi kalau kuliah di pertanian, setelah lulus mau jadi apa, tak semua bisa menjawab, “ ungkapnya.
Untuk itu menurutnya perlu ada keberpihakan terhadap pertanian. “Mungkin perlu dibuat semacam ikatan dinas bagi sarjana-sarjana pertanian, agar setelah mereka lulus dapat langsung mengabdi bagi pengembangan dunia pertanian di Tanah Air, “ usulnya.
Hal ini senada dengan yang disampaikan Djamaludin Malik (perwakilan dari Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal/PDT).
Dikatakannya, daerah tertinggal sangat terbuka luas bagi berbagai pengabdian anak-anak bangsa untuk menggarap berbagai potensi di sana, baik pertanian, perikanan maupun kelautan. (yopi/dms/als)
Sumber: Poskota 31/12/2010
Tidak ada komentar