Kota Bogor Atasi Masalah Transportasi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bogor dan Dirjen Perhubungan Darat mencoba meluncurkan program andalan guna mengatasi masalah transportasi di Kota Bogor.
Terobosan tersebut berupa di-launchingnya Intelligent Transport System (ITS), e-KIR dan e-ticketing dan penggunaan BBG pada kendaraan umum, di Balaikota Bogor, kemarin.
Dalam program ITS ini, Dishubkominfo berupaya mengurangi kemacetan di Kota Bogor dengan membangun Area Traffic Control System (ATCS). Yaitu, pengaturan rambu lalulintas menggunakan sistem manual yang disesuaikan dengan kapasitas kendaraan yang melintas saat itu. ATCS dibuat di empat lampu merah, di antaranya Baranangsiang, Tugu Kujang, Pangrango I dan Marwah (Cilibende, red).
Selain itu, Dishub membuat Visual Message Sign (VSM) di Jalan Sudirman yang berfungsi menginformasikan kondisi lalulintas di Kota Bogor.
Sedangkan program e-KIR merupakan pilot project di Indonesia. Hal ini karena Kota Bogor direncanakan menjadi smart city tahun depan. Jadi, semua transaksi perbankan hingga kependudukan dan pelayanan transportasi dilakukan dengan sistem elektronik.
Dengan fasilitas ini, semua data mengenai kendaraan umum bisa diketahui dengan mudah. Karena semua file tersimpan dalam satu kartu. Termasuk data pajak dan KIR kendaraan.
Sementara itu, untuk e-ticketing, Dishubkominfo juga bekerjasama dengan BCA. Karena semua pembayaran bisa dilakukan dengan Kartu Flazz. Selain berguna untuk membayar saat naik Transpakuan, Kartu Flazz bisa dipakai untuk membayar parkir dan tol. Sedangkan program BBG digalakkan guna mengurangi polusi udara serta memberikan pelayanan bahan bakar yang murah terhadap masyarakat, khususnya para sopir angkot.
Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso yang secara langsung meresmikan program tersebut, berharap semua program bisa menjadi solusi untukmengatasi masalah transportasi di Kota Bogor. Karena itu, ia meminta semua program yang diberikan pusat bisa diberdayakan dan dijaga sebaik mungkin.
“Kita memberi bantuan bagi daerah yang mau bertindak konkret. Karena itu, kepercayaan yang sudah diberikan ini harus dimaksimalkan sebaik mungkin,” kata Suroyo saat peresmian.
Ia mengatakan, jika program ini berjalan baik, kemungkinan tahun depan Kota Bogor akan kembali menerima bantuan. “Jangan sampai ini cuma sesaat. Maka itu, saya harap Dishubkominfo bisa merawat semua peralatan yang diberikan,” tegasnya.
Menanggapi masalah tersebut, Walikota Bogor Diani Budiarto dalam sambutannya mengaku malu. Karena pelaksanaan proyek ini tak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Karena itu, ia berjanji akan menjalankan program yang telah dibuat dengan sebaik mungkin. “Ini sudah telat sebenarnya, tapi kita akan berusaha lebih baik,” tegasnya.
Diani menambahkan, rencananya pemkot akan lebih baiki lagi menata kendaraan umum, terlebih untuk yang jumlahnya sudah membeludak. Bahkan dalam perencanaan, angkot di Kota Bogor tak akan diperbolehkan melalui jalur utama di Kota Bogor.
“Kita akan buat shelter. Jadi, jalur utama hanya ada Transpakuan. Sedangkan angkot posisinya nanti hanya bersinggungan dan penumpang harus melanjutkan perjalanan dengan bus,” jelasnya.
Terkait BBG, meski telah diresmikan, pemakaiannya pada angkot belum bisa langsung digunakan.
“Kita masih mencari harga yang pas. Karena kita tak mungkin memberikan harga terlalu mahal kepada sopir angkot. Karena tujuan kita ingin memberikan fasilitas yang lebih murah buat mereka. Dan akhir bulan ini saya harapkan sudah selesai semua,” kata Kepala Dishubkominfo, Achmad Syarief, kemarin.
Sementara itu, Direktur BCA, Suwignyo Budiman mengatakan ingin membantu perkembangan transportasi di Kota Bogor. Karena itu, pihaknya menyediakan program yang mudah untuk melakukan pembayaran.
Menurut dia, Kartu Flazz sama seperti dompet. Karena bisa diisi dan digunakan cukup dengan menempelkan kartu itu pada sensor di tempat-tempat pembayaran.
“Jumlah maksimalnya hanya satu juta rupiah. Jadi, akan lebih simpel dalam menyimpan uang, karena tak perlu mencari uang receh untuk membayar,” jelasnya. (leo/als)
Sumber: Radar Bogor 29/12/2010
menurut saya semua itu sudah baik akan tetapi mari kita beralih ke pada angkutan masal seperti pembuatan kreta api/trem dengan pelayanan yang nyaman dan biaya yang sesuai.mungkin dapat menjadi salah satu solusi kemacetan yang ada.. kita perbanyak dan meningkatkan pelayanan BRT yang telah ada di bogor (transpakuan) sesuai dengan demand yang ada. sehingga para pengguna angkutan pribadi dapat berpaling untuk menggunakan angkuta umum yang ada.
BalasHapus