Astapraja Sekdakot Telat Datang, Pelajar Antusias Nonton Wayang Golek Pepadi
Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kota Bogor menyuguhkan pagelaran wayang golek untuk para pelajar dari beberapa Sekolah dalam rangka Hari Jadi Bogor (HJB) ke-529 yang berlangsung di Gedung Kemuning Gading Bogor, Sabtu (28/5/2011).
Kali ini cerita yang diangkat adalah “Jabang Tutuka” yang menceritakan proses kelahiran Raden Gatotkaca seorang tokoh wayang yang dikenal dengan kesaktiannya dengan melibatkan lima dalang anggota Pepadi Kota Bogor, yakni dalang Jajat E. Saputra, Antawidjaya, Ade Suwarsa, Ceceng Arifin, dan dalang Ujang Jaya.
Meskipun terlambat hadir hampir dua jam lamanya, Asisten Tata Praja Sekretariat Daerah Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat tetap bersemangat membuka pagelaran wayang yang sudah dinantikan ratusan pelajar sejak pukul 8.00 pagi.
Dirinya juga menyampaikan apreasi kepada Pepadi Kota Bogor yang telah menggelar wayang golek untuk memeriahkan rangkaian kegiatan HJB ke 529. “ Kita merasa bangga ternyata antusias para pelajar yang begitu luar biasa, sehingga diharapkan akan lebih menumbuhkan kecintaannya terhadap budaya sendiri,” kata Ade Syarif Hidayat.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Pepadi Jawa Barat Iyus Supriatna. Ia sangat menghargai upaya yang telah dilakukan Pemkot dan Pepadi Kota yang telah bekerja dengan cukup baik dalam memasyarakatkan wayang golek ke sekolah yang diakhiri dengan pagelaran.
“Ini bukti Pepadi telah memberikan peluang kepada para dalang untuk menyampaikan pesan moral kepada anak didik supaya menghormati kedua orang tuanya, taat kepada agamanya dan rajin dalam belajar, “ katanya.
Dia menambahkan, ada tiga misi yang diemban Pepadi Jabar yaitu ngarawat artinya merawat dan mengumpulkan yang sudah lama tidak terpegang oleh masyarakat kedua ngarumat artinya memelihara kekayaan seni pedalangan dan ketiga ngaruwat artinya menguatkan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak hilang.
Dia menambahkan, ada tiga misi yang diemban Pepadi Jabar yaitu ngarawat artinya merawat dan mengumpulkan yang sudah lama tidak terpegang oleh masyarakat kedua ngarumat artinya memelihara kekayaan seni pedalangan dan ketiga ngaruwat artinya menguatkan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak hilang.
Sementara, Ketua Pepadi Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengatakan para pelajar sebagai generasi penerus perlu dibekali pengenalan budaya leluhurnya agar wayang golek sunda dapat lestari dan para pelajar cukup antusias menyaksikan lakon yang disuguhkan para dalang.
“Ide kegiatan ini juga atas kemauan para pelajar yang pernah disampaikan sewaktu para dalang Pepadi Kota Bogor mendatangi sekitar 60 sekolah untuk memperkenalkan wayang golek lebih dekat,“ ungkapnya.
Rombongan pelajar tersebut memang sengaja dikerahkan untuk hadir di Gedung Kemuning Gading bukan hanya menonton pagelaran belaka, melainkan pula bagian dari tugas pelajaran bahasa sunda dan seni budaya dari guru masing-masing.
"Kami juga harus menjawab sepuluh pertanyaan yang diberikan oleh guru, seperti synopsis lakon dan tokoh-tokoh dalam lakon yang dipegelarkan ini,“ ujarnya Aga Sugemareja, pelajar kelas 8 SMPN 19 Kota Bogor.
Secara terpisah, Guru Bahasa Sunda kelas 5 SDN Polisi 2 Kota Bogor, Nonon Sd.Spd mengungkapkan belum adanya alat peraga dalam bentuk tokoh-tokoh wayang golek sunda, sehingga pelajar hanya mengenalnya melalui buku dan pemutaran cd disekolah.
"bila ada alat peraga disetiap sekolah maka guru akan lebih mudah untuk menjelaskan kepada pelajarnya mengenai bentuk maupun karakter tokoh-tokoh wayang bukan hanya dari buku atau cd saja," katanya kepada beritabogor siang ini.
Tidak ada komentar