Pelajar Pun Bisa Bedah Rumah
Fitri bersama rekan-rekannya yang masih duduk di kelas dua SMA menyambangi rumah yang jauh dari kriteria layak milik Ny.Maryanah, sang empu rumah.
Fitri dan siapa pun pantas haru ketika melihat fakta bahwa rumah yang teramat sederhana itu diisi lima orang. Rumah yang dindingnya dibangun dari bilik ini hanya memiliki ukuran tiga kali empat. Tak hanya soal ukuran yang sepur minim. Kondisinya pun sangat memperihatinkan.
Selain atap-atap yang banyak lubangnya, kayu-kayu yang menopang rumah tersebut sudah mulai lapuk. Jika dipakai sandaran dua orang saja, maka tak menunggu lama rumah ini rasanya akan rubuh.
“Malam tadi, sebagian atap runtuh,” cerita Maryanah. Itulah kondisi rumah Maryanah yang tinggal bersama ibu, kakak, dan bayinya di RT 02 RW 05 Kampung Sukamulya, Kelurahan Sukasari. Rumah itu pula yang menjadi pilihan pelajar Kota Bogor yang terkabung dalam Gerakan Seribu Cinta Untuk Senyum Sesama (Gebu Cinta) untuk melakukan bedah rumah.
Menurut Ketua Program Gebu Cinta, Lutfi Kurnia, ada dana 15 juta yang berhasil dikumpulkan pelajar Kota Bogor untuk membedah rumah Maryanah. “Dana sebesar ini berasal dari patungan 80 celengan Gebu Cinta SMP/ SMA/ SMK se-Kota Bogor.
Setiap sekolah menyumbang Rp200 ribu untuk membiayai aksi sosial ini,” ujarnya. Dengan dana sebesar itu, rencananya selama satu bulan rumah Maryanah akan dirombak total. “Untuk sementara, kami mengontrakkan rumah sederhana untuk Maryana dan keluarga sampai renovasi sekolah,” beber Lutfi.
Aksi sosial pelajar Kota Bogor ini berlangsung pada hari Minggu, 22 Mei 2011. Ada 15 perwakilan pengurus celengan Gebu Cinta datang bersilaturahim ke rumah Maryanah. Fitri dan kawan-kawan datang untuk menyerahkan bantuan Rp15 juta, peralatan dapur, sembako, dan perlengkapan bayi. (arw/sun)
Fitri dan siapa pun pantas haru ketika melihat fakta bahwa rumah yang teramat sederhana itu diisi lima orang. Rumah yang dindingnya dibangun dari bilik ini hanya memiliki ukuran tiga kali empat. Tak hanya soal ukuran yang sepur minim. Kondisinya pun sangat memperihatinkan.
Selain atap-atap yang banyak lubangnya, kayu-kayu yang menopang rumah tersebut sudah mulai lapuk. Jika dipakai sandaran dua orang saja, maka tak menunggu lama rumah ini rasanya akan rubuh.
“Malam tadi, sebagian atap runtuh,” cerita Maryanah. Itulah kondisi rumah Maryanah yang tinggal bersama ibu, kakak, dan bayinya di RT 02 RW 05 Kampung Sukamulya, Kelurahan Sukasari. Rumah itu pula yang menjadi pilihan pelajar Kota Bogor yang terkabung dalam Gerakan Seribu Cinta Untuk Senyum Sesama (Gebu Cinta) untuk melakukan bedah rumah.
Menurut Ketua Program Gebu Cinta, Lutfi Kurnia, ada dana 15 juta yang berhasil dikumpulkan pelajar Kota Bogor untuk membedah rumah Maryanah. “Dana sebesar ini berasal dari patungan 80 celengan Gebu Cinta SMP/ SMA/ SMK se-Kota Bogor.
Setiap sekolah menyumbang Rp200 ribu untuk membiayai aksi sosial ini,” ujarnya. Dengan dana sebesar itu, rencananya selama satu bulan rumah Maryanah akan dirombak total. “Untuk sementara, kami mengontrakkan rumah sederhana untuk Maryana dan keluarga sampai renovasi sekolah,” beber Lutfi.
Aksi sosial pelajar Kota Bogor ini berlangsung pada hari Minggu, 22 Mei 2011. Ada 15 perwakilan pengurus celengan Gebu Cinta datang bersilaturahim ke rumah Maryanah. Fitri dan kawan-kawan datang untuk menyerahkan bantuan Rp15 juta, peralatan dapur, sembako, dan perlengkapan bayi. (arw/sun)
Tidak ada komentar