Koperasi Peternak Kelinci, Bogor

PENCANANGAN KAMPUNG KELINCI GUNUNG MULYA
KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR
Direktur Budidaya Ternak Ditjennak Keswan pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. Riwantoro,MM mencanangkan Kampung Kelinci Desa Mulya yang bertempat di Balai Pertemuan Desa Gunung Malang Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Sabtu, (24/9/2011), pagi.
Pencanangan yang digelar Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI) ini bertujuan mempromosikan potensi dan peluang usaha ternak kelinci sebagai penyedia daging guna pemenuhan protein hewani bagi keluarga Indonesia.
Turut hadir Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, UPT Puskeswan Kabupaten Bogor, Kasie Ekbang Kecamatan Tenjolaya, Kepala Desa Gunung Malang, Instansi terkait lainnya, serta Ketua Himpunan Masyarakat Perkelincian Indonesia (HIMAKINDO), para anggota koperasi dan kelompok binaan KOPNAKCI.
Dalam sambutannya, Riwantoro berharap dapat terwujudnya pengembangan usaha peternakan berbasis kelompok dan kebersamaan usaha. “Perlunya dukungan dan pembinaan yang sinergi dengan semua pihak terkait untuk mengembangkan komoditas kelinci di wilayah Kabupaten Bogor,” katanya.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh adanya program swasebada daging nasional yang pada dasarnya adalah kegiatan peningkatan populasi ternak dan pemenuhan kebutuhan protein hewani secara mandiri dengan mengurangi ketergantungan impor.
Oleh karenanya di perlukan diversifikasi penyediaan sumber protein hewani selain dari ternak besar maupun unggas. Kelinci merupakan ternak alternatif yang mempunyai peluang sebagai penyedia sumber protein hewani yang sehat dan berkualitas.
Desa Gunung Mulya yang memiliki luas kurang lebih 388,535 hektar, memiliki jumlah penduduk 6.764 jiwa dan 1827 kepala keluarga ini merupakan wilayah pemekaran Desa Gunung Malang memiliki komunitas peternak kelinci yang sudah turun temurun.
Komunitas itu tersebar di lingkungan Rw01, 02, 03, 04, 10 terletak di kaki gunung Salak Bogor dan berbatasan dengan Desa Setu Daun (sebelah utara), Desa Tapos II (sebelah barat), Desa Gunung Malang (sebelah selatan), dan Desa Suka Jadi Kecamatan Taman Sari ( sebelah timur ).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Drh. H. Soetrisno, MM menjelaskan Pencanangan Kampung Kelinci ini sebagai program unggulan nasional daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Melihat potensi secara komuniti dan kecenderungan masyarakat dalam usaha ternak kelinci, maka di perlukan inovasi manajemen berbasis kelompok dan kemitraan yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan nilai ekonomi usaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Namun demikian gambaran kelayakan usaha skala kecil dan menengah diperlukan sebagai acuan dalam penerapan skala usaha bagi pemberdayaan masyarakat, ,” jelas Soetrisno.
Secara terpisah, Ketua KOPNAKCI, Wahyu Darsono mengatakan Koperasi ini sebagai wadah usaha integratifbagi kelompok peternak kelinci , khususnya di wilayah Bogor untuk membangun kemandirian ekonomi kerakyatan dalam kebersamaan usaha agribisnis dan agroindustri Kelinci.
“Semua itu melalui realisasi program pembinaan dan pembentukan unit-unit usaha komersil serta pengembangan jejaring kerjasama dan kampanye pengembangan perkelincian,” tambahnya dalam pertemuan itu.
Kegiatan yang disinergikan pula dengan kegiatan sosialisasi, pembinaan rutin dan silaturahmi antar peternak kelinci ini dilanjutkan dengan menikmati hidangan daging kelinci khas kelompok binaan KOPNAKCI. (als)
KAMPANYE KAMPUNG KELINCI MELALUI RADIO TEMAN
FM 93 Mhz RSPD KABUPATEN BOGOR
Peternak Kelinci asli Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya, Aris Rizal, dan Suminta Riyahya sebagai narasumber dialog interaktif "Kampung Kelinci" pada acara Berbagi Informasi Talenta Bogor (Berita Bogor) pada radio 93 TEMAN FM Live, Jum'at 30 September 2011, pukul 15.00-16.00 wib.
Acara ini juga menghadirkan narasumber Ketua Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI), Wahyu Darsono, dan Pengelola Big Rabbit Farm, Jeffry Pakpahan dalam rangka mempromosikan Kampung Kelinci dan potensi yang ada, yang dipandu penyiar At-Anggara dan Vilda Silvia)
Menurut Wahyu Darsono ada banyak cara untuk memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan perekonomian. Salah satunya adalah apa yang telah dilakukan warga Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor sebagai Kampung Kelinci.
Alasan pengembangan usaha peternakan kelinci adalah untuk pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu. Terlebih lagi untuk bahan makanan kelinci yang tidak terlalu sulit dan mahal yaitu berupa rumput.
Untuk Pakan kelinci adalah rumput, biasanya mencari sendiri karena di lingkungan sekitar banyak, dan sebelum diberikan ke kelinci harus dibiarkan dahulu sampai layu karena rumput dalam kondisi segar dan basah mengandung banyak air sehingga bisa mengakibatkan kelinci kembung yang cukup riskan untuk kesehatan kelinci.
Penyakit Kelinci, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah kebersihan kandang karena akan menjauhkan unsur penyakit, terutama gudik/korengan. Kelinci sangat riskan dengan penyakit gudik, bila sudah terlanjut terjangkiti maka tinggal disuntik dengan wermaisin sehingga koreng bisa langsung kering.
Yang kedua, harus teliti dalam mengamati kesehatan kelinci. Apabila kondisi kotoran kelinci dalam kondisi cair, harus segera ditangani. Kesulitan yang dihadapi dalam beternak kelinci, mayoritas peternak mengalami kesulitan dalam proses melahirkan anakan-anakan kelinci, terutama pada kondisi cuaca yang tidak menentu atau pergantian suhu yang signifikan.
Bila kondisi stabil dalam kondisi suhu panas atau dingin dalam waktu yang cukup lama, kondisi ini bagus dan mempermudah bagi indukan yang mau melahirkan. Tetapi bila kondisi suhu yang berubah-ubah cukup drastis, hal ini akan menyulitkan indukan ketika mau melahirkan.
Usai siaran mereka berpose bersama Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Bogor, Sony Abdul Syukur di studio Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Kabupaten Bogor, atau lebih dikenal Radio 93 Teman FM, yang terletak di jalan Bersih Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Bogor, Cibinong.
Turun Temurun
Sejak puluhan tahun silam, Kampung Budi Asih yang terletak di Desa Gunung Mulya (Desa Pemekaran Gunung Malang, RED) bertebaran kelinci-kelinci disetiap pekarangan rumah warga, bahkan hingga kedalam rumah pemiliknya.
Desa Gunung Mulya yang memiliki luas kurang lebih 388,535 hektar, memiliki jumlah penduduk 6.764 jiwa dan 1827 kepala keluarga ini merupakan wilayah pemekaran Desa Gunung Malang memiliki komunitas peternak kelinci yang sudah turun temurun.
Komunitas itu tersebar di lingkungan Rw01, 02, 03, 04, 10 terletak di kaki gunung Salak Bogor dan berbatasan dengan Desa Setu Daun (sebelah utara), Desa Tapos II (sebelah barat), Desa Gunung Malang (sebelah selatan), dan Desa Suka Jadi Kecamatan Taman Sari ( sebelah timur ).
Dikisahkan, pada masa itu rumah warga berbentuk rumah panggung tiang pendek, sehingga kelinci-kelinci itu dengan sendirinya menerobos kolong rumah sebagai sarang mereka dan akhirnya beranak pinak.
Pada tahun 2000-an, setiap minggu mulai berdatangan orang-orang dari perkotaan, termasuk para tengkulak untuk membeli kelinci di desa tersebut. Dialah, Aris Rizal, yang saat itu sebagai supplier kelinci yang berasal dari peternak-peternak di desanya.Oleh masing-masing pemilik rumah, kelinci itu pun dipelihara dan diberi makan berupa daun umbi dan hijauan lainnya pada malam hari saat kelinci-kelinci tersebut keluar untuk mencari makan.
Ketika itu keberadaan kelinci-kelinci ini bukan komoditi yang diperjual belikan, kecuali kebutuhan konsumsi protein hewani bagi keluarga.
Hal ini berlangsung bertahun-tahun dan turun temurun. Hingga sekitar tahun 1990-an mulai adanya inisiatif warga untuk membuat kandang-kandang kelinci dengan cara-cara tradisional yang bukan hanya untuk keperluan konsumsi protein hewani bagi keluarga semata, melainkan untuk diperjual-belikan, bahkan menjadi mata pencaharian warga.
“Saat itu per ekor kelinci hanya dihargai Rp.2000,- per ekor, uang yang terkumpul dibelanjakan bahan pokok sembako oleh masing-masing peternak,” katanya saat dialog interaktif di radio 93 Teman FM, Jum’at (30/9/2011) petang.
Aris Rizal lebih lanjut menceritakan, pada pertengahan tahun 2009 pernah datang petugas dari Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Keswan Disnakkan) Kabupaten Bogor ke lokasi peternakannya. Petugas itu memberikan masukan-masukan cara bertenak secara benar.
“Saya lupa nama petugas itu, tapi dia sudah banyak membuka wawasan saya soal berternak dengan benar termasuk membuat kelompok tani ternak agar kesejahteraan meningkat pula,” tambahnya.
Sejak itulah, mulai dibimbing untuk mewujudkan Kelompok Tani Ternak Kelinci di desa tersebut, yang hingga kini seluruh peternak yang ada adalah menjadi anggota aktif, yang hingga kini memperoleh binaan dari Koperasi Peternak Kelinci.
Tak jelas siapa orang pertama yang menjuluki kampong itu sebagai “Kampung Kelinci”. “Sebab, kebanyakan orang dari perkotaan yang datang menyebutnya kampung kelinci, bukan menyebut kampung Budi Asih,” kenangnya.
Hadapi Kendala
Sembilan puluh persen warga di Kampung Budi Asih Desa Gunung Mulya, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor telah sepakat untuk merubah paradigma jual beli anak kelinci menjadi budi daya ternak daging kelinci.
Hal ini terungkap dari seorang peternak, yang juga Ketua Kelompok Tani Ternak Kelinci Budi Asih, Aris Rizal. Setelah puluhan tahun lamanya sebagian besar peternak setempat hanya mengandalkan cara-cara tradisional yang sudah turun temurun.
Lokasi geografis yang mendukung dan warisan turun temurun itulah yang menjadikan Kampung ini sebagian besar bermatapencaharian sebagai peternak kelinci, disamping sumber bahan pakan tersedia melimpah. Maka tak heran bila kampung itu dijuluki "Kampung Kelinci".
“Berternak kelinci memang sangat cocok dikembangkan di kampung kami. Apalagi lahan pertaniannya masih cukup luas sehingga untuk mencari sumber bahan pakan hijau tidak terlalu sulit," kata Aris Rizal.
Menurutnya, beternak kelinci tidak terlalu sulit asalkan bisa secara rutin dapat menyediakan pakan serta membuatkan kandang yang nyaman bagi hewan ternak itu. "Kalau belum biasa memelihara, memang akan ada anak kelinci yang mati. Namun kalau sudah menggeluti secara benar maka peningkatan jumlah kelinci akan pesat," ujarnya.
Dia mengatakan, di desanya banyak warga yang memiliki usaha keluarga berupa ternak kelinci dan rata-rata setiap rumah tangga memiliki puluhan ekor kelinci. "Meski belum memenuhi target 100 ekor per bulan, namun kami akan berupaya mencapainya untuk memenuhi permintaan-permintaan,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan Suminta Riyahya, Ketua Kelompok Tani Ternak Kelinci Wahana Taruna Karya (Watak) di desa yang sama.Dia pun mengungkapkan kendala yang dihadapi para peternak kelinci ialah modal dan bibit kelinci yang unggul, serta sumber pakan ternak disaat musim hujan tiba.
“Kelinci banyak yang mati dimusim hujan lantaran sumber pakannya tidak cocok yang dapat mengakibatkan penyakit kembung atau buang air cair pada kelinci, sehingga kebanyakan warga menjual ternaknya, lalu membeli bibit lagi setelah musim hujan usai, dan begitu seterusnya,” ungkapnya.
Para peternak di desanya memelihara kelinci hanya berskala kecil meskipun dapat dikatakan sebagai matapencaharian keluarga, apalagi kelinci dapat berkembang biak hingga enam bulan, sedangkan permintaannya membutuhkan waktu enam bulan sekali.
Bina Koperasi
Ketua KOPNAKCI, Wahyu Darsono mengatakan pencanangan Kampung Kelinci di desa Gunung Mulya, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor ini didasari oleh potensi wilayah tersebut yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai peternak kelinci.
“Tentunya pencanangan itu bertujuan mempromosikan potensi dan peluang usaha ternak kelinci sebagai penyedia daging guna pemenuhan protein hewani bagi keluarga,” kata Wahyu Darsono.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh adanya program swasebada daging nasional yang pada dasarnya adalah kegiatan peningkatan populasi ternak dan pemenuhan kebutuhan protein hewani secara mandiri dengan mengurangi ketergantungan impor.
“Sehingga di perlukan diversifikasi penyediaan sumber protein hewani selain dari ternak besar maupun unggas. Kelinci merupakan ternak alternatif yang mempunyai peluang sebagai penyedia sumber protein hewani yang sehat dan berkualitas,” imbuh pria berkacamata ini.
Mengenai KOPNAKCI yang berdiri secara resmi tanggal 17 Mei 2011 dan dibentuk dengan dasar pertimbangan adanya komoditas ternak kelinci saat ini sudah diandalkan sebagai substitusi penghasil protein hewani (daging) dalam peningkatan kualitas SDM masyarakat Indonesia, dan sudah menjadi perhatian dan dicanangkan pemerintah dalam program pengembangan dan realisasinya.
“Oleh karenanya, ntuk mencapai skala usaha ekonomis dan kapasitas produksi yang besar, maka dipertlukan wadah sebagai payung bersama dalam menjalankan kegiatan usaha ternak kelinci, pusat informasi, akses pemasaran dan pembinaan/pemberdayaan kelembagaan usaha tani ternak kelinci,” jelas ketua KOPNAKCI ini.
Lebih lanjut diterangkan, koperasi merupakan wadah yang tepat, selain sedang digalakan gerakan sadar koperasi berbasis komoditas (one village, one product) oleh pemerintah, kelembagaan koperasi juga sesuai dengan prinsip dan orientasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Selain itu, perintis pembentukan KOPNAKCI adalah para SMD Tahun 2010 komoditas kelinci diwilayah Bogor dan beberapa petani peternak kelinci lainnya.
Koperasi yang dibentuk diharapkan akan menjadi wadh integrasi usaha ternak kelinci secara komprehensif, sehingga mampu mendukung daya saing dalam skala ekonomis yang sesuai dengan kondisi dan situasi pasar serta relevan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
“Jumlah Anggota, per tanggal 24 September 2011 sudah mencapai 60 Orang dari 21 Kelompok Peternak,” tambahnya.
Pengembang-biakan
Lebih lanjut, Pengelola Big Rabbit Farm, Jeffry Pakpahan mengatakan, usaha ternak kelinci lebih menguntungkan di banding usaha sapi atau domba. Putaran uang lebih cepat, sayangnya banyak peternak gagal karena kurang memperhatikan dasar-dasar utama pemeliharaan. Berikut ini adalah tips singkat untuk mewujudkan ternak kelinci sukses.
Untuk memberikan pakan kelinci tidak cukup hanya dengan rumput dan sayuran, tapi juga pakan pelet. Pelet kelinci dengan kadar serat standar sangat baik sebagai makanan pagi karena mengandung bijian dan serat. Jika tidak bisa mendapatkan pelet kelinci maka bisa menggunakan pellet unggas dengan syarat hati-hati.
Seandainya pellet sulit, bisa diganti dengan bekatul/dedak. Pakan ini bisa dicampur dengan air, namun jangan sampai membusuk. Usahakan dalam waktu kurang dari tiga jam habis dan bersihkan. Di atas tiga jam bisa mengakibatkan kelinci diare.
Sedangkan pemberian air minum kepada kelinci untuk menghindari dehidrasi. Usahakan memakai botol khusus supaya tidak perlu mengganti setiap hari. Kelinci yang jarang minum akan stres dan pertumbuhannya tidak baik serta gampang mati ketika terserang penyakit. (at-anggara/vildasilvia)
PRODUK OLAHAN
Beternak Kelinci ternyata tidak hanya ditujukan untuk memperoleh daging semata, bulu-bulu kelinci yang indah dan eksotis memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kelinci-kelinci berjenis Rex dan Satinmemang dikenal memiliki bulu yang indah sehinga jenis kelinci ini banyak dipelihara untuk diambil kulit dan bulunya.
Bisnis pengolahan Bulu kelinci memang masih jarang dan belum banyak ditekuni. Meski demikian Industri kulit dan kulit-bulu (fur) kelinci memiliki prospek pasar yang cerah. Tidak hanya pasar di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.
Harga per lembar kulit kelinci Rex berbulu prima ukuran 36 x 42 cm saja mencapai lebih dari US$ 11.00.Pemanfaatan Kulit Kelinci Di dalam negeri, diperlukan untuk membuat kerajinan, interior mobil, boneka, mainan anak-anak, selendang, tas wanita, aksesori rambut, sepatu bayi, topi, sarung tangan, dan gantungan kunci.
Untuk pasar luar negeri, selain produk di atas, fur digunakan untuk membuat mantel bulu eksotis. Nilai tambah yang dapat diperoleh dari produk fur beragam mulai dari 40% hingga 200%, tergantung jenis produk yang dihasilkan.
Nilai tambah tertinggi diperoleh dari mantel bulu, yang dapat mencapai US$ 800-3.000. Pasar utama kulit-bulu mentah adalah Hongkong, China, Tai-wan, dan Korea, sedangkan pasar produk akhirnya adalah Jepang, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah.
Peluang Bisnis Kelinci dianggap potensial karena termasuk ternak prolifik yang dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar dan dalam waktu relatif cepat. Berbagai jenis kelinci eksotis dipelihara sebagai hewan kesayangan.
Kelinci dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan cepat dari pakan hijauan dan limbah pertanian/pangan, dan dapat dipelihara pada skala kecil (pekarangan) maupun skala industri. Kelinci mampu melahirkan 10-11 kali per tahun dengan rataan 6-7 anak per kelahiran dan beranjak dewasa pada umur 6 bulan. Kelinci juga menghasilkan pupuk bermutu tinggi untuk tanaman hortikultura.
Pengembangan agribisnis kelinci penghasil fur bermutu tinggi memerlukan usaha promosi yang intensif dan kemampuan memasuki pasar atau bahkan menciptakan pasar dari potensi yang telah tersedia ini.
Pengembangan peternakan yang menyertakan usaha skala kecil, memberdayaan peternakan rakyat, serta melibatkan koperasi dan industri merupakan salah satu sasaran pengembangan peternakan. (Sumber : www. pustaka-deptan. go .id)-wd
KIAT TERNAK KELINCI
Pakan utama kelinci adalah rumput, sayuran dan pakan pelet. Takaran rumput perhari, sebesar badan kelinci. Diberikan pada sore hari. Sayuran sangat perlu buat kelinci untuk mempermudah pencernakan dan mengurangi kadar serat berlebihan. Berikan 3-7 lembar perhari sayuran layu pada siang hari sebagai makanan siang.
Sayuran yang baik adalah sosin/ceisim (sayuran untuk mie ayam) dan wortel. Sedangkan kangkung dan kubis usahakan tidak diberikan karena kadar airnya berlebihan dan mengakibatkan air kencing bau pesing .
Bijian, jagung muda, ketela pohon atau ubi jalar bisa diberikan pada malam hari jam 10 malam, atau bisa juga diberikan pada pagi siang hari. Pelet kelinci dengan kadar serat standar sangat baik sebagai makanan pagi karena mengandung bijian dan serat. Jika tidak bisa mendapatkan pelet kelinci maka bisa menggunakan pellet unggas dengan syarat hati-hati.
Pellet unggas memiliki komponen non-serat karena terbuat dari jagung dan remukan ikan/tulang. Karena itu dalam sehari tidak cukup hanya diberi pellet unggas, melainkan harus ada unsur serat dari rumput. Hati-hati menggunakan pellet unggas. Pellet kadaluwarsa bisa mengakibatkan diare. Sekiranya pellet unggas tidak cocok segera tarik dan ganti dengan jenis lain. Jangan asal membeli pellet murah daripada kelinci mati.
Seandainya pellet sulit, bisa diganti dengan bekatul/dedak. Pakan ini bisa dicampur dengan air, namun jangan sampai membusuk. Usahakan dalam waktu kurang dari tiga jam habis dan bersihkan. Di atas tiga jam bisa mengakibatkan kelinci diare.
Buah-buahan adalah pakan yang diperbolehkan namun hanya sedikit karena dalam buah terdapat kadar gula yang bisa mengakibatkan metabolisme perut kelinci tidak beres. Satu ekor kelinci tidak boleh lebih memakan lebih dari 1 kulit pisang dalam sehari.
Air minum tetap wajib diberikan untuk menggerus pencernaan dan menghindari dehidrasi. Kebutuhan tiap hari cukup setengah gelas. Jauhkan air minum dari kotoran. Usahakan memakai botol khusus supaya tidak perlu mengganti setiap hari.
Kelinci yang jarang minum akan stres dan pertumbuhannya tidak baik serta gampang mati ketika terserang penyakit. Kelinci hewan berusus satu. Wajar jika disebut hewan “tidak beres pencernaan”.
Saat perut sakit, kelinci tidak bisa muntah sehingga satu jalur pakanan (ususnya) terkena beban berat. Akibatnya, kembung, diare dan mencret menjadi problem utama kelinci.
Ciri-ciri kelinci sakit, matanya sayu, lesu, tidak tertarik makan, dan tahinya cair, atau lengket berwarna coklat/hijau jelly. Kelinci sehat tahinya berwarna hitam kering. Solusi: tarik rumput, sayuran dan minuman ganti dengan pellet dan rumput kering timothy. Berikan juga daun papaya kering getah, pupus pohon pisang dan/atau daun bambu muda untuk menetralkan cairan dalam perut.
Kelinci mencret juga harus dipisah dari kelinci lain karena jika tahinya berceceran di rumput bisa dimakan kelinci lain dan menularkan penyakit dalam.
Penyakit scabies (penyakit kulit), faktor utama adalah karena kandang jorok. Setiap hari kandang wajib dibersihkan, kotoran tidak boleh menumpuk, rumput sisa harus dibuang. Semprot vaksin minimal sebulan sekali. Kelinci scabies harus dikarantina supaya tidak menularkan kelinci lain.
Berikan perawatan yang terbaik dengan kadar gizi yang baik, seperti wortel untuk mempercepat pergantian kulit ari. Suntik dengan obat khusus hewan serta oleskan obat kulit salep (pinicilin) setiap hari.
Scabies butuh waktu penyembuhan antara 3-7 minggu, bahkan bisa lebih. Setelah sembuh (dengan ciri-ciri kembalinya bbppl-kelinci 06.jpgbulu sampai normal, kelinci boleh kembali ke kandang asal.
Kandang: ukuran kandang minimal 40×50 cm untuk ukuran kelinci rata-rata. Kandang kelinci jenis besar seperti Satin, Flam, New Zealand sebaiknya 50×70 atau lebih besar lagi. Kandang bisa terbuat dari bambu kuat (tidak berbubuk). Kandang besi dan kawat sangat baik karena penyakit tidak mudah menular.
Kandang jangan sampai berlubang sehingga tikus tidak bisa masuk. Kelinci sangat takut dengan tikus karena tikus sering menyerang anak-anak kelinci, bahkan memakan bayi kelinci. Selain aman dari tikus kandang juga tidak boleh kemasukan angin besar, terutama angin malam.
Kelinci butuh cahaya terang selama 17 jam sehari. Berikan lampu penerangan secukupnya di malam hari. Kebersihan kandang harus terjaga. Tempat pakan dicuci dan kering.
Perkawinan dan Kehamilan pada kelinci, dimana masa puber kelinci jantan umur 3 bulan dan bisa membuahi pada usia 5 bulan. Sedangkan masa puber kelinci betina pada usia 5 bulan dan bisa hamil pada usia 5,5 bulan ke atas.
Cara kawin, bawa betina ke kandang jantan. Masukkan dan biarkan bercumbu. Biasanya pejantan akan menciumi bagian muka dan kelamin betina. Betina yang cenderung lari-lari biasanya mudah kawin dibanding yang tengkurap tanpa gairah.
Tunggu sekitar 2-4 menit sampai betina nungging memberikan kelaminnya kepada pejantan. Dalam waktu sekitar 30-40 detik pejantan akan terkulai lemas. Satu menit kemudian ambil betina, istirahatkan dan berikan makan.
Sepuluh hingga lima belas menit kemudian kembali betina ke kandang pejantan, ulang lagi hingga tiga kali. Jika pada ketiga kali betina tidak minat kawin lagi tidak masalah. Dua kali cukup.
Kawin sekali bisa melahirkan antara 2-4 ekor anak. Sedangkan jika kawin 2-3 kali biasanya mampu melahirkan 4-8, bahkan 10 anak, tergantung kondisi produktivitas sang betina.
Ciri-ciri kelinci jantan maupun betina hendak kawin bisa dilihat pada bagian kelaminnya. Jika merah, tanda sudah ingin kawin. Bisa juga dengan melihat tingkahnya, seperti pantatnya ngesot di pagar kandang, atau menggesek-gesek dagunya. Atau bisa juga melihat dengan memegang bagian pantat. Jika saat kelinci dipegang langsung nungging itulah tanda ingin kawin.
Kelinci hamil sangat butuh perhatian, kelinci butuh pasokan gizi baik dan pakan stabil. Lapar dan kurang minum saat hamil membuat stres sang induk. Wortel setiap hari 1 batang cukup untuk memasok gizi. Masa hamil kelinci antara 29-33 hari.
Minggu pertama biasanya gelisah ketika janin tumbuh. Berikan perhatian pakan yang cukup dan belaian khusus untuk menghindari stres. Pada usia kehamilan 17 hari, kandungan mulai membesar. Sang induk semakin butuh banyak makan. Pagi, siang, sore dan malam harus tersedia makanan.
Memasuki usia kandungan 25 hari kelinci nampak gelisah karena menjelang kelahiran. Ciri-ciri hendak melahirkan adalah sang induk mengorek-ngorek kandang dengan kuku kaki depannya. Ini adalah karakteristik kelinci yang ingin menggali lubang di tanah. Sediakan kotak dan jerami kering supaya induk merasa ada jaminan tempat melahirkan.
Sebelum melahirkan biasanya kelinci mencabuti bulunya untuk tempat tidur sang anak. Kehamilan pertama dan kedua biasanya sang induk agak gugup, namun sebagian ada yang langsung tanggap.
Jerami untuk induk baru sangat penting karena biasanya ia akan telat mencabuti bulunya. Kotak harus bersih, tidak basah dan jangan sampai muncul hewan kutu.
Saat hendak dan sesudah melahirkan jangan sering dilihat, kecuali oleh Anda yang sudah terbiasa merawat. Kelinci merasa ketakukan anaknya diganggu orang jika dilihat terus-menerus.
Berikan sayuran atau rumput serta minuman saat menjelang kelahiran sebab setelah melahirkan kelinci sangat capek, dehidrasi dan butuh makanan yang banyak. Telat memberi makanan saat kelahiran adalah penyiksaan.
Kenapa kelinci kanibal? Dua kemungkinan utama. 1) Stres karena pasokan pakan sehat sejak minggu pertama hingga minggu ke empat kurang terjamin sehingga dirinya merasa tersiksa dengan kehadiran anak-anaknya. 2) Takut terhadap bahaya seperti ancaman tikus, anjing, kucing dll.
Pasca kelahiran, Kelinci lahir hanya mengandalkan makan dari air susu induknya (ASI). Biasanya induk menyusui pada jam-jam tertentu pada subuh atau malam hari. Anak kelinci wajib mendapat pasokan ASI hingga usia 35 hari. Di bawah itu anak tidak sehat dan gampang mati. Berdosa jika kita memisahkan anak kelinci dari induknya sebelum usia 35 hari.
Pemisahan anak dari induk minimal 35 hari. Dimulai sapih pada usia 32 hari dengan cara memisahkan pada siang hari dan mengembalikan pada sore hari. Jika belum hendak dijual atau alasan lain, anak kelinci bisa terus menyatu dengan induknya hingga umur 45 hari.
Anak kelinci akan belajar makan rumput pada umur 14 hari dan mulai banyak makan diusia 26 hari. Wortel atau ubi kayu sangat bagus diberikan pada umur 14 hari supaya gigi-gigi kelinci mulai tertata baik. (*)
RABBIT VILLAGE
GUNUNG MULYA, TENJOLAYA BOGOR
Director of Livestock Farming Ditjennak Keswan the Ministry of Agriculture of the Republic of Indonesia, Dr. Ir. Riwantoro, MM Rabbit launched Kampung Mulya village located in the Village Hall Tenjolaya Gunung Malang District, Bogor Regency, Saturday (09/24/2011), morning.
Pencanangan held Rabbit Breeders Cooperative (KOPNAKCI) aims to promote the potential and business opportunities as a provider of livestock rabbit meat to the fulfillment of animal protein for the family of Indonesia.
Also present Head of Department of Livestock and Fisheries Bogor District, Bogor Regency Puskeswan UPT, Kasie Ekbang Tenjolaya District, Mountain Village Chief of Malang, other relevant agencies, as well as Chairman of the Association of Community Perkelincian Indonesia (HIMAKINDO), members of cooperatives and groups of auxiliaries KOPNAKCI.
In his speech, Riwantoro look forward to the establishment of farm business development groups and community-based efforts. "The need for support and guidance on synergies with all relevant parties to develop commodity rabbits in Bogor regency," he said.
This activity was stimulated by the present national meat swasebada program which is basically the activity increase in livestock population and meeting the needs of the animal protein independently by reducing dependence on imports.
Therefore in need of diversification of supply sources of animal protein other than from large livestock and poultry. Rabbits are animals that have alternative opportunities as a provider of a healthy animal protein sources and quality.
Mount Mulya village which has an area of approximately 388.535 acres, has a population of 6764 people and 1827 head of this family is the expansion of Gunung Malang village has a community of rabbit breeders that have been hereditary.
Communities that are spread in the environment Rw01, 02, 03, 04, 10 located at the foot of Salak mountain in Bogor and is bordered by Setu Leaf Village (north), Desa Tapos II (west), Village of Mount Malang (south), and the village of Suka So Taman Sari Sub-district (east).
Head of Department of Livestock and Fisheries Bogor regency, DVM. H. Soetrisno, MM describes this as a declaration of Kampung Rabbit national flagship program areas through the Department of Livestock and Fisheries Bogor Regency.
Seeing the potential of the community and the tendency for people in the cattle business a rabbit, hence in need of innovation and partnership-based management group that can increase productivity, efficiency and economic value of business that could ultimately increase the income of the community.
"However, the picture feasibility of small and medium scale enterprises is needed as a reference in the application of scale for community empowerment," explains Soetrisno.
Separately, Chairman KOPNAKCI, Rev. Darsono said this cooperative effort as a container integratifbagi rabbit breeder groups, particularly in the area of Bogor to build a populist economic independence in the togetherness of agribusiness and agro-Rabbit.
"All of that through the realization of development programs and the establishment of commercial business units as well as development cooperation and networking perkelincian development campaign," he added at the meeting.
Activities also synergized with the activities of socialization, training routine and friendship among rabbit breeders is followed by a typical rabbit meat meal KOPNAKCI target group. (Als)
RADIO CAMPAIGN RABBIT VILLAGE
FM 93 Mhz RSPD BOGOR DISTRICT
The original Rabbit Breeders Mountain Village District Tenjolaya Mulya, Aris Rizal, and Suminta Riyahya as a resource of interactive dialogue "Kampung Rabbit" at the Information Sharing Talents Bogor (Bogor News) on radio 93 FM Live Chat, Friday 30 September 2011, at 15.00- 16:00 pm.
The event is also Chairman of the keynote speakers Rabbit Breeders Cooperative (KOPNAKCI), Revelation Darsono, and Big Rabbit Farm Manager, Jeffry Pakpahan in order to promote Kampung Rabbit and the potential that exists, which is guided at-Anggara broadcaster and Vilda Silvia)
According to Revelation Darsono there are many ways to empower communities to develop the economy. One of them is what has made citizens of the Village of Mount Mulya Tenjolaya District, Bogor Regency as Kampung Rabbit.
Reason rabbit breeding enterprise development is to empower underprivileged communities. Moreover for rabbit food that is not too difficult and expensive that is in the form of grass.
To feed the rabbit is grass, usually find themselves because of the environment around a lot, and before it is given to the rabbits should be allowed to advance until softened, because the grass in wet conditions and contain lots of fresh water that can cause bloating rabbits are quite risky for the health of rabbits.
Rabbits disease, the most important thing to note is the cleanliness of the cage as it will keep the element of diseases, especially scabies / korengan. Rabbits are very risky with the disease scabies, if already infected terlanjut then injected with live wermaisin that can be directly dried scabs.
Secondly, it should be scrupulous in observing the health of rabbits. If the condition of rabbit droppings in the liquid state, should be addressed. Difficulties encountered in raising rabbits, the majority of farmers have difficulty in childbirth puppy-puppy rabbits, especially in the uncertain weather conditions or a significant change of temperature.
If the condition is stable in hot or cold temperature conditions in a long time, the condition is good and make it easier for breeders who want to give birth. But when the temperature conditions are changing quite dramatically, this will complicate the sires when labor.
After the broadcast they pose with the Secretary Office of Communications and Information (Diskominfo) Bogor Regency, Sony Abdul Gratitude in the studio of Radio Broadcasting Local Government (RSPD) Bogor regency, or better known as Radio 93 FM's, located in the street Clean Bogor District Government Offices Complex, Cibinong.
Hereditary
Since tens of years ago, Kampung Budi Asih located in the village of Mount Mulya (Gunung Malang Village Expansion, RED) rabbits were scattered in every citizen's yard, even up into the house owners.
Mount Mulya village which has an area of approximately 388.535 acres, has a population of 6764 people and 1827 head of this family is the expansion of Gunung Malang village has a community of rabbit breeders that have been hereditary.
Communities that are spread in the environment Rw01, 02, 03, 04, 10 located at the foot of Salak mountain in Bogor and is bordered by Setu Leaf Village (north), Desa Tapos II (west), Village of Mount Malang (south), and the village of Suka So Taman Sari Sub-district (east).
Narrated, in the shape of a house that houses the stage a short pole, so that the rabbits themselves through pit houses as their nest and eventually breed.
In the 2000s, every week people started coming from urban areas, including the middlemen to buy a rabbit in the village. He is, Aris Rizal, who at that time as suppliers from the rabbit-breeder breeder in desanya.Oleh each homeowner, the rabbit was maintained and fed in the form of leaves and tubers of other forage at night when the rabbits are out to foraging.
When the existence of the rabbits are not commodities to be traded, unless the need for family consumption of animal protein.
This went on for years and generations. Until sometime in the 1990s began a citizen initiative to make rabbit cages with traditional ways that are not only for the consumption of animal protein for the family alone, but to be traded, even the livelihood of citizens.
"It was a tail rabbit Rp.2000 only appreciated, - per head, the money collected is spent staple groceries by each farmer," he said during an interactive dialogue in the 93's FM radio on Friday (09/30/2011) evening.
Aris Rizal further told, in the middle of 2009 never came officers of Animal Health, Animal Husbandry and Fisheries (Keswan Disnakkan) to the location of his ranch in Bogor District. The officer gave way bertenak inputs correctly.
"I forgot the name of the officer, but he has a lot to open my horizons about the breed properly including livestock farmer groups in order to create increased prosperity," he added.
Since then, began to be led to realize Rabbits Livestock Farmers in the village, which until now all breeders that there is an active member, who until now have built from the Rabbit Breeders Cooperative.
It was unclear who the first person to dub it as a village "Kampung Rabbit". "Because, most people who come from urban village called rabbit, not a village called Budi Asih," he recalls.
Face Obstacles
Ninety percent of residents in Kampung Budi Mulya Asih Mountain Village, District Tenjolaya, Bogor Regency has agreed to change the paradigm of buying and selling of children into rabbit meat rabbit farming livestock.
This was revealed from a breeder, who is also Chairman of the Farmers Livestock Rabbits Budi Asih, Aris Rizal. After tens of years most of the local ranchers rely on traditional ways that have been hereditary.
Geographical locations that support and heritage from generation to generation is what makes the village is largely livelihood as a rabbit breeder, as well as sources of feed ingredients available in abundance. So no wonder if the village was nicknamed "Rabbit Village".
"Breed rabbits are very suitable to be developed in our village. Moreover, the farm is still large enough to find the source of green feed ingredients is not too difficult, "said Aris Rizal.
According to him, raising rabbits is not too difficult as long as it can routinely be able to provide food and make a comfortable home for the livestock. "If you do not maintain regular, indeed there will be young rabbits die. But if you've been in correctly then the rabbit will rapidly increase in number," he said.
He said many residents in his village who has a family business in the form of cattle and rabbits on average every household has dozens of rabbits. "Although not yet meet the target of 100 individuals per month, but we will work to achieve them to meet demands," he concluded.
The same thing is said Suminta Riyahya, Chairman of the Cattle Farmers Group Forum for Youth Work Rabbit (Character) in the village who sama.Dia also reveals the constraints faced by farmers and seed capital bunny rabbit is excellent, and the sources of animal feed when the rainy season arrives.
"Rabbits are dying because of the rainy season is not suitable pakannya sources that can cause bloating disease or liquid bowel movements in rabbits, so most residents sell their livestock, then buy the seeds again after the rainy season is over, and so on," he said.
The farmers in his village only maintain a small-scale rabbit although it can be said as the family livelihood, let alone a rabbit can breed up to six months, while demand takes six months.
Cooperative Development
KOPNAKCI chairman, said the launching of Revelation Darsono Rabbits in the village of Kampung Gunung Mulya, Tenjolaya Subdistrict, Bogor Regency is based on the potential of the region's most livelihood as a rabbit breeder.
"Of course, the declaration was aimed at promoting the potential and business opportunities as a provider of livestock rabbit meat to the fulfillment of animal protein for the family," said Rev. Darsono.
This activity was stimulated by the present national meat swasebada program which is basically the activity increase in livestock population and meeting the needs of the animal protein independently by reducing dependence on imports.
"So in need of diversification of supply sources of animal protein other than from large livestock and poultry. Rabbits are animals that have alternative opportunities as a provider of a healthy animal protein source and quality, "added the bespectacled man was.
Regarding standing KOPNAKCI officially dated May 17, 2011 and formed the basis of considerations of livestock commodities rabbits are now relied upon as a substitution producing animal protein (meat) in improving the quality of human resources of Indonesian society, and has become a concern and proclaimed government in program development and realization .
"Therefore, ntuk achieve economies of scale and large production capacity, then the container as an umbrella dipertlukan together in running the business activities of cattle rabbit, information centers, market access and development / institutional empowerment rabbit farming cattle," explained the chairman of this KOPNAKCI.
Further explained, the cooperative is an appropriate container, in addition to being digalakan voluntary movement of commodity-based cooperatives (one village, one product) by the government, a cooperative institution in accordance with the principles and orientation of community economic empowerment.
In addition, pioneering the establishment of KOPNAKCI is the SMD in 2010 commodity rabbit Bogor region and some other rabbit breeders farmers.
Cooperatives are formed is expected to be a rabbit wadh livestock integration in a comprehensive effort, so as to support the competitiveness of the economies of scale in accordance with the conditions and market situation as well as relevant government policy in improving the economic welfare of society.
"The number of Members, as of 24 September 2011 has reached 60 people from 21 farmer groups," he added.
Breeding
Further, Big Rabbit Farm Manager, Jeffry Pakpahan said, business is more profitable cattle rabbit in cattle or sheep business appeal. Round money faster, unfortunately many breeders fail because of lack of attention to the basics of major maintenance. The following are brief tips to achieve a successful livestock rabbits.
To feed the rabbit is not enough just to grasses and vegetables, but also feed pellets. Rabbit pellets with very good levels of standard fiber as a food in the morning because it contains whole grains and fiber. If you can not get a rabbit pellets can then use the pelleted poultry on condition carefully.
If pellet is difficult, can be replaced with rice bran / bran. This feed can be mixed with water, but not to rot. Keep in less than three hours out and clean it. The above three hours can result in diarrhea rabbits.
While the provision of drinking water to rabbits to avoid dehydration. Try using a special bottle so no need to change every day. Rabbits are rarely drink will stress and growth is not good and easy to die when attacked by the disease. (At-anggara/vildasilvia)
PROCESSED PRODUCTS
Rabbit breeding was not only intended to obtain only the meat, rabbit fur is beautiful and exotic to have a fairly high economic value. Rex rabbits and Satinmemang type known to have a beautiful coat so that kind of rabbit is maintained to be taken a lot of skin and fur.
Rabbit fur processing business is still rare and not much occupied. Nevertheless Industrial leather and leather-fur (fur) rabbits have a bright market prospect. Not only in the domestic market but also abroad.
Price per sheet Rex rabbit fur skin primed size 36 x 42 cm alone reached more than U.S. $ 11.00.Pemanfaatan Skin Rabbit Domestically, it is necessary to make crafts, car interiors, dolls, toys, scarves, handbags, hair accessories , baby shoes, hats, gloves, and keychains.
For overseas markets, in addition to the above products, fur coat fur used to make exotic. The added value that can be obtained from fur products ranging from 40% to 200%, depending on the type of product produced.
The highest added value gained from the fur coat, which can reach U.S. $ 800-3000. The main markets are the raw fur skins, Hong Kong, China, Tai-wan, and Korea, while the final product markets are Japan, America, Europe, and Middle East.
Rabbits are considered a potential business opportunity because it includes prolific cattle that can produce products in large quantities and in relatively quick time. Various types of rabbits kept as exotic pets.
Rabbits can grow and multiply rapidly than forage feed and agricultural waste / food, and can be maintained on a small scale (yard) as well as industrial scale. Rabbits could produce 10-11 times per year with the average 6-7 young per birth and growing up at age 6 months. Rabbits also produce high quality fertilizer for horticulture.
Agribusiness development of high quality rabbit fur producers require an intensive promotional efforts and ability to enter the market or even create a market of this potential that has been available.
Development of livestock that include small-scale businesses, farms memberdayaan people, and involve cooperative and industry is one of the livestock development objectives. (Source: www.-MOA library. Go. Id)-wd
ANIMAL RABBIT TIP
The main feed rabbits are grass, vegetables and feed pellets. Dose of grass per day, lifesize rabbit. Given in the afternoon. Vegetables are very necessary for the rabbit to facilitate digestion and reduce excessive fiber content. Give 3-7 pieces per day of vegetables wilt during the day as a lunch meal.
Vegetables are good is sosin / ceisim (vegetables for chicken noodle) and carrots. While the kale and cabbage try not awarded because of excessive water content and lead to urine odor of urine.
Grains, corn, cassava or sweet potatoes can be given at night at 10pm, or can also be given to the morning daylight. Rabbit pellets with very good levels of standard fiber as a food in the morning because it contains whole grains and fiber. If you can not get a rabbit pellets can then use the pelleted poultry on condition carefully.
Poultry pellets have a non-fiber component because it is made from corn and crumbled fish / bone. Because it's in a day is not enough just to be pelleted poultry, but there must be an element of grass fiber. Be careful using poultry pellets. Pellet expiration can cause diarrhea. Were it not suitable poultry pellets immediately pull and replace it with another type. Do not just buy rabbit pellets are cheaper than the dead.
If pellet is difficult, can be replaced with rice bran / bran. This feed can be mixed with water, but not to rot. Keep in less than three hours out and clean it. The above three hours can result in diarrhea rabbits.
Fruits were allowed to feed but only slightly because of the fruit contained glucose metabolism that can lead to stomach wrong rabbit. One should not be more rabbits eat more than a banana skin in a day.
Drinking water still must be given to grind the digestion and avoid dehydration. Needs each day just half a glass. Keep drinking water from the dirt. Try using a special bottle so no need to change every day.
Rabbits are rarely drink will stress and growth is not good and easy to die when attacked by the disease. Berusus a rabbit animal. Naturally, if the animal is called "digestion goes wrong".
When abdominal pain, rabbits can not vomit, so a single lane pakanan (intestines) exposed to heavy loads. As a result, bloating, diarrhea and dysentery became a major problem of rabbits.
The characteristics of rabbit sick, his eyes droopy, lethargic, not interested in eating, and liquid faeces, or sticky brown / green jelly. Healthy rabbit faeces dry black. Solution: pull the grass, vegetables and beverages replace with pellets and timothy hay. Give also dried papaya leaf sap, dashed banana trees and / or young bamboo leaves to neutralize the fluid in the abdomen.
Rabbit diarrhea also should be separated from other rabbits because if their faeces scattered on the grass to eat other rabbits and transmit the disease.
Disease scabies (skin disease), the main factor is due to dirty cages. Every day the cage must be cleaned, should not accumulate dirt, grass remainder should be discarded. Spray the vaccine at least once a month. Rabbit scabies should be quarantined so as not to infect other rabbits.
Give the best treatment with good nutrition levels, such as carrots to speed up the turnover of the epidermis. Injecting animals with specific drugs and drug apply skin ointment (pinicilin) every day.
Scabies healing takes between 3-7 weeks, if not more. After recovering (with discrete-rabbit 06.jpgbulu bbppl return to normal, bunnies may return to the home cage.
Cages: cage size of at least 40 × 50 cm for an average size rabbit. Large rabbit cage types such as Satin, Flam, New Zealand should be 50 × 70 or greater. Cages can be made from bamboo solid (not powdered). Iron and wire cages are very good because the disease is not contagious.
Cages should not be perforated so that rats can not enter. Rabbits are very afraid of rats because rats often affects children rabbits, even eat baby rabbits. Apart from the rat cage is safe should not be conceding too big wind, especially the night wind.
Rabbits need a bright light for 17 hours a day. Provide adequate lighting at night. Cleanliness of the cage should be maintained. Place washed and dried feed.
Marriage and Pregnancy in rabbits, in which puberty male rabbits aged 3 months and can fertilize at the age of 5 months. While the female rabbit puberty at age 5 months and can get pregnant at the age of 5.5 months upwards.
How to mating, males take females into the cage. Enter and leave the making out. Usually males will kiss the face and genitals of females. Females tend to run-and-run is usually easier to marry than the stomach without passion.
Wait about 2-4 minutes until the female to male sex nungging provide. Within about 30-40 seconds will stud hung limp. One minute later took a female, rest and meals provided.
Ten to fifteen minutes later the female returned to the cage the male, repeated up to three times longer. If the third time no interest in mating females is not a problem anymore. Twice enough.
Married once to give birth between 2-4 kittens. Meanwhile, if mating is usually able to give birth 2-3 times 4-8, even 10 children, depending on the condition of the female productivity.
The characteristics of male and female rabbits was about to marry can be seen on the genitals. If red, the sign had wanted to marry. It could also look at acting, like her butt ngesot on the fence enclosure, or swipe-swipe his chin. Or it could be seen by holding the buttocks. If when the rabbit was a sign held directly nungging wants to marry.
Pregnant rabbits in desperate need of attention, rabbits need a good supply of nutrients and feed stable. Hunger and lack of drinking during pregnancy makes the mother's stress. 1 carrot sticks every day, enough to supply nutrition. The period between 29-33 days pregnant rabbits.
The first week is usually nervous when the fetus grows. Give adequate attention to feed and caress specifically to avoid stress. At 17 days of gestation, the womb starts to grow. The mother needs a lot more to eat. Morning, noon, afternoon and evening meals should be available.
Entering the age of 25 days the content of the rabbit seem anxious for the birth. The characteristics of the parent is ready to be delivered is picked at the cage with front toenails. It is characteristic of the rabbit who wants to dig a hole in the ground. Provide boxes and hay so that the parent feels there is no guarantee the delivery.
Before giving birth usually pulling a rabbit fur for the child's bed. The first and second pregnancy the mother is usually a little nervous, but most are a direct response.
Straw for the new stem is very important because usually it will be late picking his feathers. Box must be clean, not wet and do not let up animal lice.
When about to and after birth do not often seen, except by you who are used to treat. Rabbits feel frightened children bullied when viewed continuously.
Give vegetables or grass, and drink just before birth because after giving birth to rabbits are very tired, dehydrated and it took a lot of food. Late feeding at birth is torture.
Why rabbit cannibals? Two main possibilities. 1) Stress as a healthy food supply since the first week to week four less assured that he is suffering from the presence of her children. 2) Fear of the threat of hazards like rats, dogs, cats etc..
Post-birth, relying only eat rabbits born from its mother's milk (breast milk). Usually the mother breast-feeding at certain hours of the morning or evening. Children must obtain a supply of rabbit milk until the age of 35 days. Under the child is not healthy and easy to die. Sin if we separate the child from its mother rabbits before the age of 35 days.
Separation of children from the parent at least 35 days. Starting weaning at 32 days by splitting in the afternoon and return in the afternoon. If not for sale or for other reasons, the child can continue to blend with the rabbit the mother until the age of 45 days.
Children will learn to eat grass rabbit at 14 days and start eating a lot at age 26 days. Carrots or cassava is very good given the age of 14 days so that the teeth of rabbits began a well-ordered.
(als)
.
Tidak ada komentar