header_ads

Umbi Madu Cilembu Diminati Wisatawan Puncak

Ubi yang ditanam di tanah Cilembu, Sumedang, menjadi manis seperti madu. Banyak orang yang mencoba menanamnya di luar Cilembu, ternyata hasilnya jauh berbeda dengan ubi Cilembu asli.

Para ahli berpendapat bahwa perbedaan ini dikarenakan perbedaan unsur hara di tiap daerah. Cilembu mempunyai kandungan hara yang khas, tidak dimiliki daerah lain.

Saat ini sudah banyak orang yang berjualan ubi Cilembu di sepanjang jalan raya Puncak. Padahal waktu itu, sekitar lima tahun yang lalu, belum ada satupun yang berjualan di daerah puncak.

"Saya yang pertama berjualan di sini," kata Anto, seorang pedagang ubi Cilembu.

Sebagian ubi yang dia beli langsung dibersihkan lalu dioven selama sekitar dua jam agar siap makan, sebagian lagi dipajang di depan kios. Semakin lama ubi ini didiamkan maka akan semakin manis rasanya.

Ubi siap makan dijual dengan harga Rp14.000/kg sedangkan yang belum siap makan dijual Rp8.000/kg. Pembelian minimal sebanyak setengah kilogram. Ia mengaku dapat menjual sampai 5 kuintal dalam 1 minggu.

Omzetnya tiap bulan sekitar 20juta. Mungkin nilai menggiurkan ini yang membuat jumlah pedagang ubi Cilembu semakin menjamur. Namun, minyak tanah yang sulit didapat menjadi kendala bagi para penjual ubi Cilembu. Usaha mereka masih sangat bergantung dari minyak tanah untuk memanaskan oven.

Keistimewaan Ubi Madu

Ubi Madu Cilembu adalah kultivar ubi jalar merupakan ras lokal asal Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Sumedang Jawa Barat. Ubi jalar ini populer di kalangan konsumen semenjak tahun 1990-an.

Ubi Cilembu lebih istimewa daripada umbi biasanya karena umbi ini bila dioven akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Karena itu, umbi Cilembu disebut juga dengan umbi si madu.

Bila umbi pada umumnya juga manis, rasa manis umbi Cilembu ini lebih manis dan lengket dengan gula madu. Rasa manis ini membuat tenaga ekstra bagi orang yang mengkonsumsinya.

Ubi ini tidak cocok untuk digoreng, karena kandungan gulanya yang tinggi membuat ubi ini sangat mudah “gosong”, dan juga tidak cocok untuk direbus, karena aroma dari “madu” nya akan berkurang, bahkan hilang.

Pada umumnya produk ubi Cilembu diperdagangkan dalam bentuk ubi bakar selain diolah dalam bentuk kripik, tape, dodol, keremes, selai, saus, tepung, aneka kue, mie, dan sirup.

Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal dan menarik sehingga sangat digemari oleh pelaku usaha tani dan konsumen.

Selain rasa yang sangat manis, warna daging ubi juga cukup menarik dimana kulit dan daging ubi berwarna krem kemerahan diwaktu mentah dan berwarna kuning bila dimasak dan bentuk ubi panjang berurat.

Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol. Ketika dipanggang, dibakar, atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu.

Ubi Cilembu memiliki kandungan vitamin A 7.100 IU (international unit). Suatu jumlah yang cukup tinggi untuk perbaikan gizi bagi mereka yang kekurangan vitamin A.

Padahal, umbi-umbian jenis lain, kandungan vitamin A-nya hanya berada pada angka 0,001-0,69 mg per 100 gram. Selain vitamin A yang tinggi, juga mengandung kalsium hingga 46 mg per 100 gram, vitamin B-1 0,08 mg, vitamin B-2 0,05 mg dan niacin 0,9 mg, serta vitamin C 20 mg. (hen)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.