Wacana Penambahan Jam Kerja Guru Mendapat Reaksi Dari PGRI Kota Bogor
Wacana Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (Kemenpan BP) yang mengusulkan jam kerja guru ditambah dari 24 jam menjadi 27,5 perminggunya, mendapat reaksi dari Ketua PGRI Kota Bogor Basuki.
Seperti dilansir berbagai media, usulan Kemenpan BP menganai menambahan jam kerja guru disambut baik oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan bahkan bisa saja waktu kerjanya ditambah menjadi 30 jam. "Pasalnya, lazimnya jam mengajar guru itu rata-rata 34 jam per minggu," kata Mendiknas M. Nuh.
Akan tetapi, tambahnya, jam kerja 27,5 jam itu tidak akan dihitung berdasarkan jumlah waktu tatap muka di kelas saja, melainkan total waktu persiapan dalam mengajar. "Bisa saja penambahan jamnya dari bimbingan siswa di lapangan," katanya.
Meskipun penambahan jam mengajar ini sebagai tolok ukur kinerja guru, namun, Mendiknas mengakui hingga kini pihaknya belum mempunyai sistem yang memadai sebagai penghitung akurasi jumlah beban jam mengajar di luar kelas.
Terlebih, kata Mendiknas, jika penambahan jam itu dikaitkan antara kinerja dan kewajiban sertifikasi guru. "Saat ini, masih pada periode transisi untuk menjadikan guru sebagai seorang profesional. Pasalnya, dengan keterbatasan sistem yang ada saat ini sangat sulit menjadikan guru sebagai profesional layaknya apoteker atau dokter," terang M Nuh.
Ribuan Guru Halal Bihalal Di Brajamustika
“Meskinya, Pemerintah mengkaji dulu sebelum keputusan itu dikeluarkan, sebab, untuk 24 jam kerja saja saat ini banyak guru yang kerepotan mengatur waktu mengajar di kelas, “ tandas Basuki usai menghadiri halal – bil halal yang keluarga besar PGRI Kecamatan Bogor Barat, di Gedung Brajamustika Jalan Dr. Sumeru Kota Bogor, “ Selasa (13/9/2011).
Basuki menegaskan, jika memang pemerintah tetap mengeluarkan kebijakan jam mengajar selama 27,5 jam perminggunya, pihaknya akan setuju kalau dihitung dengan tambahan jam kerja diluar di kelas.
“Selama ini, banyak guru mengerjakan materi pendidikan, melakukan pembimbingan siswa, mengoreksi nilai di luar kelas dan jika jam kerja diluar kelas ini masuk dalam hitungan 27,5 jam, kita sejutu, “kata Basuki seraya menambahkan, hal inipun, harus ada aturan yang jelas dengan pedoman atau panduan pelaksanaan regulasi.
Basuki menegaskan, jika memang pemerintah tetap mengeluarkan kebijakan jam mengajar selama 27,5 jam perminggunya, pihaknya akan setuju kalau dihitung dengan tambahan jam kerja diluar di kelas.
“Selama ini, banyak guru mengerjakan materi pendidikan, melakukan pembimbingan siswa, mengoreksi nilai di luar kelas dan jika jam kerja diluar kelas ini masuk dalam hitungan 27,5 jam, kita sejutu, “kata Basuki seraya menambahkan, hal inipun, harus ada aturan yang jelas dengan pedoman atau panduan pelaksanaan regulasi.
Seperti dilansir berbagai media, usulan Kemenpan BP menganai menambahan jam kerja guru disambut baik oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan bahkan bisa saja waktu kerjanya ditambah menjadi 30 jam. "Pasalnya, lazimnya jam mengajar guru itu rata-rata 34 jam per minggu," kata Mendiknas M. Nuh.
Akan tetapi, tambahnya, jam kerja 27,5 jam itu tidak akan dihitung berdasarkan jumlah waktu tatap muka di kelas saja, melainkan total waktu persiapan dalam mengajar. "Bisa saja penambahan jamnya dari bimbingan siswa di lapangan," katanya.
Meskipun penambahan jam mengajar ini sebagai tolok ukur kinerja guru, namun, Mendiknas mengakui hingga kini pihaknya belum mempunyai sistem yang memadai sebagai penghitung akurasi jumlah beban jam mengajar di luar kelas.
Terlebih, kata Mendiknas, jika penambahan jam itu dikaitkan antara kinerja dan kewajiban sertifikasi guru. "Saat ini, masih pada periode transisi untuk menjadikan guru sebagai seorang profesional. Pasalnya, dengan keterbatasan sistem yang ada saat ini sangat sulit menjadikan guru sebagai profesional layaknya apoteker atau dokter," terang M Nuh.
Ribuan Guru Halal Bihalal Di Brajamustika
Sebanyak 1.400 guru se Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor berkumpul di Gedung Brajamustika, Selasa (13/9/2011), bersama Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan, Asisten Tata Praja Setdakot Ade Sarif Hidayat, Ketua PGRI Kota Bogor Basuki, Ketua PGRI Bogor Barat Stevanus Marantika, dan dari pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor.
Para guru sengaja meliburkan anak-anak didiknya yang masuk pagi, mereka berkumpul untuk bersilaturahmi halal bil halal Idul Fitri 1432 hijriah, yang rutin digelar setiap tahun, pasca lebaran.
Sekdakot Bogor Bambang Gunawan mengingatkan kepada para guru bahwa pasca lebaran perlu memperbaiki kebiasaan-kebiasaaan yang dijalani dalam kehidupan ini. “Kebiasaan yang sudah baik, perlu ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, dan kebiasaan yang kurang atau bahkan tidak baik harus dihilangkan dan dijauhkan pada saat kita melangsanakan aktivitas sehari-hari, “ ingat Bambang yang hadir mewakili walikota Bogor.
Bambang menegaskan, apapun perubahan lebiasaan yang perlu dilakukan didalam hidup ini, akan selalu terkait dengan peran dan tugas dan tugas yang dijalani dalam hidup ini.
Perubahan kebiasaan yang perlu dilakukan oleh para pendidik termasuk didalamnya anggota PGRI Kecamatan Bogor Barat adalah mengubah kebiasaan didalam melaksanakan tugas sebagai para pendidik. “ Teruslah, berusaha menjadi para guru yang baik yakni mampu mendidik dan bukan hanya menjadi guru yang pandai pengajar, “ harap Bambang.
Sebab, kata Bambang, fungsi terpenting yang melekat pada diri seseorang guru adalah fungsi mendidik anak-anak agar mereka tumbuh menjadi manusia dengan pribadi yang hebat dan berkualitas artinya tidak hanya hebat secara intelektual tetapi juga hebat secara emosional dan spiritual.
“Kita perlu menjadikan dunia pendidikan betul-betul sebagai proses melahirkan sebuah generasi bangsa yang hebat, mampu bersaing secara kualitas dengan bangsa lain serta kedepannya mampu menjadi generasi yang bisa membangun bangsa yang mandiri dan bermartabat, “ungkapnya.
Sementara itu Ketua PGRI Bogor Barat Stevanus Marantika mengatakan, silaturahmi halal bil halal digelar PGRI Bogor Barat setiap tahun pasca Idul Fitri. “Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mempererat tali persaudaraan dan saling bertukar pikiran diantara para guru,” kata Stevanus.
Selain itu, menurut Stevanus, acara halal bil halal ini sekaligus melepas para guru yang akan menunaikan ibadah haji. “ Tahun ini, ada 7 orang guru di di Bogor Barat yang akan menunaikan rukun Islam yang kelima, diantara 5 guru SD dan 2 orang guru SMA, “ kata Stevanus. (yan/lan)
Sumber: Kota Bogor 13/9/2011
Sekdakot Bogor Bambang Gunawan mengingatkan kepada para guru bahwa pasca lebaran perlu memperbaiki kebiasaan-kebiasaaan yang dijalani dalam kehidupan ini. “Kebiasaan yang sudah baik, perlu ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, dan kebiasaan yang kurang atau bahkan tidak baik harus dihilangkan dan dijauhkan pada saat kita melangsanakan aktivitas sehari-hari, “ ingat Bambang yang hadir mewakili walikota Bogor.
Bambang menegaskan, apapun perubahan lebiasaan yang perlu dilakukan didalam hidup ini, akan selalu terkait dengan peran dan tugas dan tugas yang dijalani dalam hidup ini.
Perubahan kebiasaan yang perlu dilakukan oleh para pendidik termasuk didalamnya anggota PGRI Kecamatan Bogor Barat adalah mengubah kebiasaan didalam melaksanakan tugas sebagai para pendidik. “ Teruslah, berusaha menjadi para guru yang baik yakni mampu mendidik dan bukan hanya menjadi guru yang pandai pengajar, “ harap Bambang.
Sebab, kata Bambang, fungsi terpenting yang melekat pada diri seseorang guru adalah fungsi mendidik anak-anak agar mereka tumbuh menjadi manusia dengan pribadi yang hebat dan berkualitas artinya tidak hanya hebat secara intelektual tetapi juga hebat secara emosional dan spiritual.
“Kita perlu menjadikan dunia pendidikan betul-betul sebagai proses melahirkan sebuah generasi bangsa yang hebat, mampu bersaing secara kualitas dengan bangsa lain serta kedepannya mampu menjadi generasi yang bisa membangun bangsa yang mandiri dan bermartabat, “ungkapnya.
Sementara itu Ketua PGRI Bogor Barat Stevanus Marantika mengatakan, silaturahmi halal bil halal digelar PGRI Bogor Barat setiap tahun pasca Idul Fitri. “Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mempererat tali persaudaraan dan saling bertukar pikiran diantara para guru,” kata Stevanus.
Selain itu, menurut Stevanus, acara halal bil halal ini sekaligus melepas para guru yang akan menunaikan ibadah haji. “ Tahun ini, ada 7 orang guru di di Bogor Barat yang akan menunaikan rukun Islam yang kelima, diantara 5 guru SD dan 2 orang guru SMA, “ kata Stevanus. (yan/lan)
Sumber: Kota Bogor 13/9/2011
Tidak ada komentar