Permainan Tradisional Anak Indonesia
KOTA
BOGOR – Sedikitnya 17 kaulinan
barudak
atau permainan anak tradisional, kian
tersingkir akibat laju modernisasi.
Pasalnya, pembangunan telah kian
mempersempit lahan tempat bermain anak-anak, sementara perkembangan tekhnologi membuat anak-anak di
kawasan Kota maupun Kabupaten Bogor lebih menyukai permainan hasil produk
modern dibanding permainan tradisional.
Data yang dihimpun Bogor Ekspres, Rabu (14/3),
menyebutkan, ke-17 kaulinan barudak yang terancam tinggal kenangan tersebut
adalah galah
asin atau gobak sodor, gatrik atau patil lele, bola bakar atau rondes, kasti
pakai bola kertas, kucing-kucingan, silat-silatan, bentengan, main
gundu/kelereng, petak umpet, main bola bekel, congklak, monopoli, ular tangga, lalompatan
dengan karet
gelang atau
tali, halma, dan ludo. Bahkan ketika Bogor Ekspres menanyai sejumlah anak, di
antara mereka tak ada yang mengenal permainan galah asin, gatrik, dan
kucing-kucingan.
Hasil pengamatan Bogor Ekspres menyebutkan, saat ini
anak-anak di Kota dan Kabupaten Bogor lebih asyik bermain game online di
warnet, play station (PS), dan dingdong. Dari waktu ke waktu, warnet, tempat
bermain PS, dan dingdong yang disediakan di tempat-tempat bermain anak-anak di
mal-mal, selalu dibanjiri pengunjung. Tak peduli meski untuk itu mereka harus
mengeluarkan uang yang tidak sedikit,
Selain itu, lapangan tempat bermain anak-anak pun telah
kian jarang ditemukan di Kota serta Kabupaten Bogor akibat pembangunan
perumahan dan kawasan bisnis yang begitu pesat, sehingga anak-anak sulit untuk
dapat bermain kasti dan petak umpet. Namun demikian, di desa-desa di pedalaman,
masih ditemukan anak-anak perempuan yang bermain bekel, anak-anak yang bermain
kelereng, atau lalompatan dengan karet atau tali. Meski jumlahnya amat sedikit
dan jarang ditemui. (mra)
Tidak ada komentar