Jambu Susu Taban Asli Cilebut
SUKARAJA - Jambu Taban atau Jambu Susu asli Cilebut, Kabupaten Bogor,
terkenal karena rasanya yang manis seperti
rasa susu kental manis. Sayang, jambu yang
dianggap sebagai jambu klutuk atau jambu biji paling
berkualitas di Bogor ini terancam punah seperti halnya jambu mede (jambu monyet)
Cilebut yang kini hanya tinggal kenangan.
Keterangan yang dihimpun Bogor
Ekspres, Rabu (14/3), menyebutkan, saat ini lahan perkebunan Jambu Klutuk
Cilebut kian menyusut akibat pembangunan perumahan yang tiada henti. Lahan Jambu
Klutuk Cilebut yang telah menjadi perumahan di antaranya lahan perkebunan jambu
di Rw 15 Kelurahan Cilebut Barat yang saat ini telah berubah menjadi Perumahan
Pesona Cilebut 2 dan Perumahan Delta. Bahkan menurut isu, lahan perkebunan
jambu klutuk yang berada persis di belakang Perumahan Pesona Cilebut 2, telah
pula ditawar pengembang Perumahan Cimanggu Permai untuk juga dijadikan
perumahan.
Menurut Heri, warga setempat,
dengan kian menyusutnya lahan perkebunan jambu klutuk Cilebut, lambat laun
jambu kebanggaan warga Kabupaten Bogor yang terkenal lebih berkualitas
dibanding jambu klutuk yang ditanam di Citayam maupun Bojonggede itu, akan
punah.
“Dulu, hingga 1990-an, di sini
juga ada jambu mede yang buahnya dikenal paling berkualitas dibanding dengan
yang ditanam di tempat-tempat lain, sehingga menjadi kebanggan, namun jambu itu
telah tak ada karena lahannya telah menjadi perumahan,” imbuhnya.
Ruslan, seorang penjual buah di
kawasan Cilebut, mengakui kalau kualitas jambu klutuk Cilebut merupakan yang
terbaik di Bogor dan sekitarnya. “Tapi sekarang jambu
ini sudah agak langka, sehingga sulit ditemukan di pasar-pasar
tradisional,
apalagi supermarket dan mal. Saya juga
jarang bisa menjual jambu itu karena sulit mendapatkannya,” kata dia.
Pedagang berusia 61 tahun ini
mengaku, dulu ia juga memiliki kebun Jambu Taban, namun karena lahan kebun itu
merupakan tanah warisan, sebagian besar lahan dari kebun itu telah dijual
kepada pengembang dan telah pula dijadikan perumahan, sehingga jika sebelum
lahan dijual ia menanam 200 batang pohon Jambu Tiban, kini, dengan lahan yang
tersisa, ia hanya dapat menanam lima batang pohon jambu. Jambu Taban-Jambu Taban dari kebunnya ini lah yang
biasanya ia jual jika telah panen.
“Jadi kalau Jambu Taban
dibilang akan punah, ya, bisa saja. Terutama jika pembangunan perumahan yang
menggunakan lahan perkebunan Jambu Taban, terus dibiarkan,” imbuhnya.
Kakek ini menjelaskan, keistimewaan
Jambu Klutuk Cilebut dengan jambu klutuk-jambu klutuk yang ditanam di daerah
lain adalah, selain rasanya semanis susu, juga ukurannya lebih besar. Selain
itu, semakin matang, jambu itu semakin harum
dan warna isinya kuning, namun agak
keras dan tidak mudah rontok meski tidak
dibungkus.
Ketika disinggung mengenai perhatian
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor
terhadap kelestarian Jambu Klutuk Cilebut,
ia menjawab Pemkab tak pernah peduli. “Jangankan Bupati, Lurah
Cilebut pun mungkin tak peduli karena buktinya setiap tahun ada saja kebun
jambu yang dijual kepada pengembang untuk dijadikan perumahan,” tegasnya. (msp)
Tidak ada komentar