TP-PKK Kab Bogor Lestarikan Gotong Royong

Ketua
TP PKK Kabupaten Bogor Elly Halimah Rachmat Yasin mengatakan,
nilai-nilai gotong royong wajib dilestarikan untuk meningkatkan semangat
kebersamaan ditengah masyarakat. Gotong royong adalah ideologi bangsa
yang diwariskan turun-temurun untuk anak cucu kita. Maka sikap kita
sepatutnya menjaga warisan bangsa ini dengan baik.
“Apabila
kita mengutip ucapan Presiden Soekarno yakni, “Jikalau Saya Peras Lima
Sila Dalam Pancasila Menjadi Satu, Maka Dapatlah Ditemukan Satu
Perkataan Indonesia Yang Tulen, Yakni Gotong Royong”. Dengan demikian,
secara ideologis bangsa Indonesia hidup bernegara dengan filosofi gotong
royong. Nilai-nilai gotong royong merupakan salah satu budaya bangsa
yang wajib dilestarikan dalam rangka memperkokoh intergritas bangsa”,
ujar Elly.
Elly
menambahkan, Gerakan PKK sebagai bentuk partisipasi masyarakat, dengan
semangat kebersamaan dan gotong royong telah cukup lama mengisi
pembangunan melalui 10 program pokok PKK. Untuk itulah, peran aktif
segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan harus lebih ditingkatkan,
merata dan berkualitas dalam memikul beban dan tanggung jawab
pembangunan maupun dalam menikmati hasil pembangunan itu sendiri.
“Dengan
semangat gotong royong dan rasa kebersamaan, konflik horisontal dan
ancaman disintergritas bangsa maupun perubahan sosial dan perilaku warga
masyarakat yang kurang baik dapat teratasi dengan mudah”, tambah Elly.
Kemudian
mewakili Bupati Bogor, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Nurhayanti
memaparkan sebagai sebuah gerakan yang berskala nasional, kegiatan bulan
bhakti gotong royong masyarakat diharapkan menjadi momentum untuk
menumbuhsuburkan kembali sifat-sifat kegotongroyongan dan kewaspadaan
masyarakat yang merupakan kekayaan sejati bangsa Indonesia sejak dulu.
“Kesadaran akan pentingnya pemeliharaan serta pengembangan budaya
gotong royong ini perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh,
terlebih di tengah tantangan semakin melebarnya kesenjangan kehidupan
masyarakat perdesaan dan perkotaan yang berimplikasi terhadap
kecemburuan sosial dan cenderung melemahkan semangat kebersamaan sebagai
bangsa serta menimbulkan disintergrasi bangsa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia”, jelas Nurhayanti. (rido/ice)
Tidak ada komentar