Warisan Pusaka Urang Bogor Itu Ikhlas
IKHLAS - Lestarikan
kebudayaan Bogor, Badan Kordinasi Wilayah (Bakorwil) serta para
budayawan se-Bogor adakan pameran Pusaka Budaya Bogor di Halaman Kantor
Bakorwil Jl. Juanda Bogor (8/6). Dalam pameran tersebut Budayawan dan Tokoh Masyarakat Karyawan Faturachman mengatakan, sesungguhnya pusaka orang sunda adalah keikhlasan.
“Kalau
bicara pusaka, pusaka orang sunda adalah rasa ikhlas yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Orang sunda dikenal dengan keramahan dan
keikhlasan nya dalam menjalani kehidupan, maka dari itu pusaka tersebut
harus terus dijaga. Sementara pusaka berupa benda bersejarah adalah
bukti-bukti yang bisa digunakan untuk menemukan sejarah dan jati diri
kita. Barang-barang tersebut harus dilestarikan agar kita tahu siapa
kita sebenarnya”, paparnya.
Meski
demikian, lanjutnya, Sunda bukan sunda yang sukuisme. Sunda adalah
tatar sunda yang dulu disebut tatar nusantara dari Sabang hingga
Merauke. Jadi kita tidak boleh memiliki sikap suku kita yang paling baik
dari yang lainnya. Kita sudah dipersatukan oleh Pancasila melalui
Bhineka Tunggal Ika.
“Saya
merasa senang dan bangga ternyata di kota Bogor ada yang peduli untuk
menggali sejarah dan kebudayaan. Ini adalah satu langkah awal dari
proses yang tidak sebentar, olehkarenanya kita harus terus menggalang
gotong-royong untuk melestarikan dan menggali jati diri kita”, tambah KF
yang juga Wakil Bupati Bogor ini.
Sementara
menurut, Budayawan lainnya, Sofi Sarwono, kita tinggal di
tengah-trengah tempat tinggal para prabu yang sejak dulu inginkan
mewarisi kebudayaan secara turun temurun. Oleh karenanya hal ini harus
disikapi dengan memelihara dan melestarikannya kepada anak cucu kita.
Acara
yang pelopori Budayawan Dewi Sukardi ini, dihadiri beberapa tokoh
budayawan senior se-Bogor. Dalam kegiatan tersebut hadir juga perwakilan
dari United Nations Educational, Scientific, adn Cultural Organization
(UNESCO). Selain pameran, yang menjadi pusat perhatian pengunjung adalah
keterampilan siswa SD Regina Pacis yang piawai memainakan alat musik
degung. Dalam acara tersebut juga diberikan secara simbolis tanaman
langka, Samolo kepada perwakilan Juru Pelihara situs bersejarah
se-Bogor. (Rido/Ice)
Tidak ada komentar