Refleksi Hari Jadi Bogor Ke- 530
-.-
Setiap kali
memperingati Hari Jadi Bogor, seakan diingatkan kembali, bahwa kita semua senantiasa untuk dapat bekerja keras dan
berkomitmen dalam membangun serta memajukan Kabupaten Bogor, demi mewujudkan masyarakat yang lebih
sejahtera sebagaimana didambakan bersama.
Berangkat dari
sejarah mengenang titimangsa 3 Juni yang bersumber dari upacara “KUWERABAKTI” yaitu peristiwa penobatan
Sri Baduga Maharaja pada tanggal 3 Juni 1482, tentunya akan membawa pada sebuah
renungan atas tekad dan tujuan untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat
kerajaan pajajaran pada masa itu.
Kini 530 tahun
kemudian, dalam masa yang telah jauh berubah dan ditengah situasi kebangsaan
yang juga berbeda, tekad dan tujuan tersebut masih relevan untuk terus
diperjuangkan, seiring dengan harapan untuk menumbuh kembangkan kekuatan daerah
dan kemandirian masyarakat melalui keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan.
Tekad ini sesuai
dengan tema peringatan Hari Jadi Bogor Tahun ini, yaitu “Dengan Semangat Hari Jadi Bogor Ke 530 Tahun 2012 Kita Tumbuhkan Kemandirian
Masyarakat Melalui Keteladanan”.
Sebuah catatan baru
dalam sejarah Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bogor, yaitu pada tahun 2008 Kabupaten Bogor telah melaksanakan
pemilihan langsung Bupati Bogor dan Wakil Bupati Bogor.
Drs. H. Rachmat
Yasin, MM. adalah Bupati Bogor pertama periode 2008-2013 pilihan rakyat secara
langsung yang berpasangan dengan H. Karyawan Fathurachman, SH., MH. sebagai Wakil Bupati Bogor.
Duet pasangan H.
Rachmat Yasin dan H. Karyawan Fathurachman, telah menetapkan Visi dan Misi Pemerintah
Kabupaten Bogor yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Bogor Nomor 7 Tahun 2009 dan Perubahan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013.
Adapun visi
tersebut yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Bertakwa, Berdaya dan
Berbudaya Menuju Sejahtera”.
Untuk menjabarkan
visi tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor telah menuangkan kedalam tujuh
misinya, yang meliputi : Meningkatkan Kesolehan Sosial Masyarakat Dalam
Kehidupan Kemasyarakatan, kemudian Meningkatkan Perekonomian Daerah Yang
Berdaya Saing Dengan Titik Berat Pada Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan
Yang Berbasis Perdesaan, Selanjutnya Meningkatkan Infrastruktur dan
Aksesibilitas Daerah Yang Berkualitas dan Terintegrasi Secara Berkelanjutan,
Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas Penyelenggaraan pendidikan, Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan Berkualitas, Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, serta Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah.
Selanjutnya, dalam
merealisasikan misi Kabupaten tersebut, bertepatan pula dengan usia Bogor yang
ke 530. Pemerintah Kabupaten Bogor dari waktu ke waktu terus mengalami
perkembangan yang membaik. Dalam kurun waktu selama tiga tahun terakhir dibawah
kepemimpinan H. Rachmat Yasin dan H. Karyawan
Fathurachman, kondisi perekonomian Kabupaten Bogor, telah menunjukkan
perkembangan yang sangat menggembirakan. Hal ini ditandai dengan terus
meningkatnya berbagai sektor penggerak utama roda perekonomian, seperti industri,
jasa, perdagangan, pertanian dan sebagainya.
Pada tahun 2011
kondisi ekonomi Kabupaten Bogor relatif stabil, bahkan mengalami peningkatan seiring
dengan tumbuhnya beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur
penunjang ekonomi. Hal ini dapat
terlihat dari pergerakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Bogor pada tahun 2011 telah mencapai 82,6 Triliyun Rupiah, atau meningkat
sekitar 20,09 persen, dibanding tahun 2009, yang baru mencapai 66,08 Triliyun
Rupiah. Sedangkan PDRB berdasarkan harga konstan pada tahun 2011 mencapai 34,37
Triliyun Rupiah atau naik 9,97 Persen, lebih tinggi dari tahun 2009 yang baru
mencapai 30,95 Triliyun Rupiah.
Hal ini berimplikasi
pada peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor, sehingga pada
tahun 2011 telah mencapai sebesar 5,70 persen, lebih tinggi dari tahun 2009,
yaitu sebesar 4,14 persen.
Dengan memperhatikan
angka PDRB dan jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang berjumlah 4.927.962 jiwa
pada tahun 2011, maka rata-rata pendapatan
perkapita penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan harga berlaku mencapai sebesar
Rp. 16.781.675 perkapita pertahun atau meningkat sebesar 15,19 persen. Jumlah
ini jauh lebih tinggi dari tingkat pendapatan perkapita penduduk Kabupaten
Bogor pada tahun 2009 yang baru mencapai Rp. 14.232.432 perkapita pertahun.
Kondisi pencapaian
pertumbuhan ekonomi tersebut, tentu saja tidak terlepas dari kekayaan Sumber
Daya Alam (SDA) Kabupaten Bogor yang berlimpah dan beragam yaitu daerah wisata,
pertambangan, kawasan industri,
pertanian dan lain-lain. Selain
itu, ditunjang pula dari meningkatnya kepercayaan publik terhadap kinerja
pelayanan aparatur, sehingga terjadi
peningkatan investasi di Kabupaten Bogor yang diindikasikan dengan realisasi PMA
sebanyak 93 Perusahaan, dengan jumlah investasi PMA mencapai Rp. 2,03 Triliyun,
sedangkan jumlah investasi PMDN mencapai Rp. 2,08 Triliyun. Sejalan dengan hal
tersebut pada tahun 2011 Pemerintah
Kabupaten Bogor telah mampu melayani 40 Jenis perizinan melalui Badan
Pemberdayaan Terpadu (BPT) Kabupaten Bogor.
Keberhasilan pembangunan lainnya adalah kaitan perkembangan
kondisi kesejahteraan sosial masyarakat, pembangunan daerah dibidang
kesejahteraan sosial yang berkaitan langsung dengan kualitas Sumber Daya
Manusia terutama masyarakat Bogor Kabupaten.
Kondisi tersebut tercermin pada
kuantitas dan kualitas penduduk seperti Pendidikan, Kesehatan, Tingkat Kemiskinan,
kesempatan kerja, Pemuda, Olahraga kebudayaan dan tingkat kriminalitas.
Kaitan dengan
keberhasilan program pembangunan di bidang pendidikan, telah dilaksanakan
dengan menitikberatkan pada upaya rintisan akselerasi penuntasan program wajib
belajar 9 tahun melalui pendidikan formal maupun non formal.
Keberhasilan
di bidang pendidikan ini tercermin dari ukuran indeks pendidikan, pada rentang
tahun 2009–2011, indeks pendidikan meningkat dari 79,15 poin pada tahun 2009
menjadi 82,26 poin pada tahun 2011, atau meningkat sebesar 3,11 poin.
Kontribusi komponen
angka melek huruf terhadap indeks
pendidikan pada tahun 2011 sebesar 95,89%, atau meningkat sekitar 1,67%
dibandingkan dengan tahun 2009 yang baru mencapai 94,29%.
Untuk rata-rata lama sekolah pada Tahun 2011 sebesar 8,25 tahun, atau meningkat sekitar 8,60 % dibandingkan dengan tahun 2009 yang
baru mencapai 7,54 tahun.
Keberhasilan ini ditunjang dengan terus ditingkatkannya kualitas guru, sarana dan prasarana pendidikan, antara lain dengan terus ditingkatkannya program/kegiatan
rehabilitasi sekolah, penambahan unit gedung baru, unit sekolah baru,
serta program/kegiatan keaksaraan fungsional dan program/kegiatan di
bidang pendidikan lainnya.
Untuk keberhasilan di bidang kesehatan terlihat dari peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan pengembangan pelayanan kesehatan berbasis tingkatan masyarakat yang terus dilakukan.
Indeks kesehatan sebagai salah satu komponen dalam
perhitungan IPM yang dikontribusikan dari komponen angka
harapan hidup, mengalami peningkatan dari 68,44
tahun menjadi 69,15 tahun pada tahun 2011 atau meningkat sebesar 1,03%.
Dengan demikian secara umum kondisi kesehatan
masyarakat dan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bogor terus mengalami peningkatan.
Kondisi ini didukung dengan peningkatan kualitas maupun kuantitas Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Poned bahkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan di wilayah Kabupaten Bogor Bagian Tengah, Bagian Selatan, Bagian
Barat dan Bagian Timur, selama periode 2008-2011 telah ada penambahan unit
gedung rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan dan memeratakan pelayanan
kesehatan di semua wilayah Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 4 (empat) unit Rumah
Sakit Umum Daerah, meliputi RSUD
Cibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang dan terakhir RSUD Cileungsi yang pada
tanggal 24 Mei 2012 baru saja diresmikan Gubernur Jawa Barat.
Selain itu, kaitan pelayanan di bidang kesehatan masyarakat,
Pemerintah Kabupaten Bogor juga terus meningkatkan pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda, hal ini terus
dilakukan dalam rangka mendukung adanya kepastian jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin di
wilayah Kabupaten Bogor.
Disisi lain, upaya
penyerapan tenaga kerja didukung pula dengan kondisi ekonomi dan iklim
investasi yang semakin kondusif, yaitu berkembangnya jumlah koperasi aktif menjadi 957 Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi 10.000 UMKM dan Industri Kecil Menengah (IKM) sebanyak 1.682 IKM.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bogor telah berhasil mengembangkan Industri
Perdesaan Non Pertanian melalui program Gerakan Untuk Membangun Bogor Inisiatif
Masyarakat (GUMBIRA) di 6 Desa, Pelatihan Perempuan di Pedesaan dalam bidang
usaha ekonomi produktif melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) serta
Pengembangan Usaha Agri Bisnis Perdesaan (PUAP).
Sementara itu, kinerja dari sektor ketenagakerjaan
menunjukkan hasil yang menggembirakan, dimana
jumlah
pengangguran terbuka mengalami penurunan menjadi 181.880 orang pada tahun
2011, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah 205.032
orang.
Menurunnya jumlah pengangguran terbuka itu berimplikasi
pula pada kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja menjadi 62,72 %.
Implikasi dari
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan peluang kerja tersebut, berakibat pada penurunan
jumlah penduduk miskin menjadi sebanyak 464.365 jiwa dari total penduduk
Kabupaten Bogor yang berjumlah 4.927.962 jiwa atau sebesar 9,42 %.
Hal lain yang tidak kalah
pentingnya dalam pembangunan daerah adalah pembangunan infrastruktur wilayah, pembangunan jalan dan jembatan baik pemeliharaan,
rehabilitasi maupun pembangunan jalan baru terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.
Kondisi panjang jalan di Kabupaten Bogor sampai dengan tahun 2011
dalam kondisi mantap sepanjang 1304,976 KM dari total panjang jalan di Kabupaten Bogor,
dan sisanya sekitar 18,90% masih akan terus
ditingkatkan kondisi penanganannya pada
tahun-tahun mendatang.
Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur jalan di
Kabupaten Bogor, khususnya dalam rangka mengatasi kemacetan jalan raya puncak
yang bebannya sudah melampaui kapasitas, menghubungkan Kota Cibinong sebagai
Ibu Kota Kabupaten Bogor dengan Kota
Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bekasi serta mendukung dan mendorong
perkembangan ekonomi.
Pembangunan wilayah dan pembangunan antar daerah dengan tetap
memperhatikan aspek kelestarian alam dan lingkungan hidup dan mendorong perkembangan
investasi terutama yang
berbasis pengembangan kepariwisataan khususnya wisata alam, wisata agro,
ekowisata, edutourism dan agrobisnis, yang dapat menciptakan lapangan kerja dan
memberikan kesempatan berusaha dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Bogor akan membangun jalan poros tengah
timur yang direncanakan akan dibangun sepanjang ± 47 km dengan lebar jalan 30
meter :
Dari Sirkuit Sentul Citeureup dan
arah Sentul Selatan yang akan menghubungkan Kecamatan Sukamakmur sampai dengan
Kecamatan Tanjung Sari (Jalan Trans Yogie) selanjutnya terkoneksi dengan
Kabupaten Bekasi (Delta Mas Cikarang Timur)
Dari Kecamatan Sukamakmur juga akan
terkoneksi dengan Kabupaten Cianjur
(Kota Bunga Cipanas). sehingga jalan tersebut akan berfungsi secara
regional.
Kaitan gambaran kondisi jaringan irigasi
di Kabupaten Bogor, jaringan irigasi sangat
berperan dalam mendukung produksi pertanian, karena dengan keberlanjutan aliran
air irigasi ke lahan-lahan pertanian akan menentukan tingkat produksi yang
dicapai.
Dari 880 jaringan irigasi, terdapat 577 jaringan atau
sekitar 65,57% jaringan irigasi dengan kondisi baik dan sedang,
sedangkan 303 jaringan lainnya
atau sekitar 34,43%
akan ditingkatkan kondisi penanganannya pada tahun-tahun mendatang.
Dari
sisi penataan ruang, pemanfaatan
ruang di Kabupaten
Bogor sepenuhnya mengacu
pada RTRW Kabupaten
Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tahun 2005-2025.
Sebagai upaya pengendalian terhadap perijinan pemanfaatan
ruang, telah dibuat kriteria lokasi dan standar teknis pemanfaatan ruang yang
menetapkan secara rinci aturan-aturan teknis berdasarkan jenis kegiatan dan peruntukan
ruang di lokasi yang akan dimanfaatkan.
Secara
umum, Tata Ruang Kabupaten Bogor terbentuk dengan struktur ruang wilayah yang
menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan permukiman perdesaan dan perkotaan
serta sistem perwilayahan pengembangan, merupakan bentuk/gambaran sistem
pelayanan berhirarki, yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan pelayanan
serta mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan dan perkotaan di wilayah Kabupaten Bogor serta beberapa kawasan yang menjadi kawasan
strategis Kabupaten
Bogor.
Kaitan dengan
pengembangan sumber daya energi dan listrik, tingkat rasio
elektrivikasi pada tahun 2011 sudah mencapai 81,52% meningkat sekitar
0,60% dari tahun 2010 yang hanya 81,03%
dan sekitar 1,10% dari tahun 2009 yang
hanya 80,63%,
Rencana
pengembangan sumber daya energi dan listrik tersebut, terutama dalam rangka
peningkatan rasio rasio elektrivikasi tiap
tahunnya, adalah didasarkan pada kondisi bahwa masih ada sekitar
18,48% Kepala Keluarga di Kabupaten Bogor yang belum menikmati listrik, terutama pada
kantong-kantong permukiman/ kampung
yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik yang telah ada di setiap desa.
Beberapa
uraian keberhasilan diatas, bermuara pada tujuan peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang diukur berdasarkan Indek Pembangungan Manusia atau IPM.
BPS mencatat bahwa IPM Kabupaten Bogor terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu sekitar 71,35 poin pada tahun 2009, meningkat menjadi 72,16 poin
pada tahun 2010 dan meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi
72,82 poin. Hal ini menunjukan
bukti bahwa upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor menunjukan hasil yang positif untuk kesejahteraan
masyarakat.
Bukti lain dari membaiknya pelayanan pemerintah daerah
dalam menjalankan fungsi Pemerintahan,
kemasyarakatan dan pembangunan, yaitu Pemerintah Kabupaten Bogor telah berhasil
meraih penghargaan yang diperoleh dari Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri R.I.) atas prestasi
Pemerintah Kabupaten Bogor masuk sepuluh
besar skala nasional sebagai daerah dengan kinerja terbaik dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Penghargaan
tersebut secara langsung diumumkan Dirjen Otda Kemendagri Djohermansyah Johan
pada acara Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XVI/ 2012 yang dihadiri Wakil
Presiden R.I. Boediono dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, di Hotel
Borobudur-Jakarta pada tanggal 25 April 2012.
Berbagai prestasi
yang telah diraih ini, tentunya merupakan buah dari perjuangan dan kerja keras
seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Bogor yang telah bersama-sama menciptakan
iklim kondusif. Meski demikian perjuangan masih panjang. Masih perlu kerja
keras dan sumbangsih pemikiran dari semua elemen masyarakat agar
pembangunan di Kabupaten Bogor terus
mengalami kemajuan yang pada akhirnya terwujud masyarakat Kabupaten Bogor yang
lebih sejahtera.
Sejalan dengan itu
semua, kunci utama yang harus dikuasai adalah bertumbuhnya kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk memberdayakan dirinya secara optimal dan
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan, karena pembangunan pada hakekatnya
tidak berdiri sendiri sebagai tugas pemerintah, akan tetapi memerlukan dukungan
dari seluruh elemen masyarakat sebagai sasaran program dan penggerak utama
pembangunan.
“Dirgahayu Bogor
ke 530”, Semoga Allah Subhanahuwata’ala senantiasa memberikan bimbingan dan
hidayah-Nya kepada kita sekalian.
(Ardvertorial/=als)

Tidak ada komentar