Pabrik Pakan Ternak Kampung Kelinci Tenjolaya
TENJOLAYA – Warga di Kampung Budi Asih, Desa Gunung Mulya, Kecamatan Tenjolaya yang beternak kelinci kini dapat berlega hati. Pasalnya, pakan kelinci akan lebih mudah didapatkan setelah pabrik pakan ternak dibangun dan dioperasikan.
Hal diungkapkan Ketua Kelompok Tani Ternak Kelinci Budi Asih, Aris Rizal. Sebelumnya telah puluhan tahun lamanya pakan ternak sulit di dapat karena faktor cuaca tidak pasti. Sedangkan untuk membeli pakan harus ke kota Bogor atau memesan di koperasi - koperasi yang harus menempuh jarak cukup jauh dari perkampungan warga.
“Kalau kelinci diberi makan rumput gajah, rumput liar, atau daun ubi terus akan beresiko sakit lalu mati. Sebab, daun yang basah atau berembun akan menyebabkan kelinci menderita penyakit kembung,” keluhnya kepada Berita Bogor, Ahad (12/8/2012).
Saat ini Pemerintah Pusat sudah membuktikan janji merealisasi wilayah yang berbatasan dengan gunung Salak itu menjadi kawasan wisata Kampung Kelinci yang segera dilengkapi dengan pembangunan pabrik pakan ternak. “Sekarang warga yang sebagian besar mata pencahariannya beternak kelinci sudah merasa lega hati. Jadi tak perlu lagi kami jauh – jauh harus ke kota membeli pakan ternak,” tambah dia.
Dia menambahkan, banyak warga di kampungnya yang memiliki peternak kelinci secara tradisional dan rata-rata setiap rumah tangga memiliki puluhan ekor kelinci. "Meski belum memenuhi target 100 ekor per bulan, namun kami akan berupaya mencapainya untuk memenuhi permintaan-permintaan dari Jabotabek dan sekitarnya,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan Suminta Riyahya, Ketua Kelompok Tani Ternak Kelinci Wahana Taruna Karya (Watak). Dia pun mengungkapkan kendala yang dihadapi para peternak kelinci ialah modal dan bibit kelinci yang unggul, serta sumber pakan ternak disaat musim hujan tiba.
“Kelinci banyak yang mati dimusim hujan lantaran sumber pakannya tidak cocok yang dapat mengakibatkan penyakit kembung atau buang air cair pada kelinci, sehingga kebanyakan warga menjual ternaknya, lalu membeli bibit lagi setelah musim hujan usai, dan begitu seterusnya,” ungkapnya.
Para peternak di desanya memelihara kelinci hanya berskala kecil meskipun dapat dikatakan sebagai matapencaharian keluarga, apalagi kelinci dapat berkembang biak hingga enam bulan, sedangkan permintaannya membutuhkan waktu enam bulan sekali. Sehingga dengan direalisasikannya Kampung Kelinci ini sangat membantu meringankan beban dan persoalan yang kerap dihadapi dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian warga.
Secara geografis letak kampung ini boleh dibilang cukup mendukung, sebab berada di kaki gunung Salak dengan udara yang sejuk dan tanah suburnya. Berternak kelinci memang sangat cocok dikembangkan di kampung kami. “Beternak kelinci tidak terlalu sulit asalkan bisa secara rutin memberikan pakan kepada kelinci tepat waktu. Kandangnya juga harus nyaman, jangan lembab apalagi basah," ujarnya.
Wisata Ekonomi Andalan
Pabrik Pakan dan Teknologi Pakan mutlak ada untuk penyediaan pakan berkualitas yang menjamin ketersediaan pakan, integrasi yang menguntungkan secara ekonomi dan sosial. Sedangkan teknologi yang diterapkan berupa Haydan pembuat pelet pakan komplit dan menggunakan bahan baku yang tersedia.
Sementara adanya paradigma jual beli anak kelinci (anakan) menjadi budi daya ternak daging kelinci nampaknya masih perlu terus digalakan bagi kalangan peternak kelinci di wilayah ini. Pasalnya, para peternak setempat hanya mengandalkan cara-cara tradisional yang biasa dilakukan sejak turun temurun, yakni menjual anakan kelinci.
Menyikapi hal ini, Ketua Koperasi Peternakan Kelinci (Kopnakci), Wahyu Darsono, menjelaskan untuk memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan perekonomian. Salah satunya adalah apa yang telah dilakukan warga Desa Gunung Mulya yang dikenal dengan sebutan Kampung Kelinci.
Untuk pengembangan usaha ternak harus tekun dan cermat agar kelinci-kelinci dapat berkembang biak dan dagingnya dijadikan bahan olahan makanan khas. “Sebenarnya memelihara kelinci tidak sulit, tapi harus teliti memberikan makan untuk kelinci. Jangan yang basah rumputnya, bisa kembung lalu sakit dan mati itu kelinci”, terangnya.
Dia juga mendukung para petani untuk bergotong royong merealisasikan Kampung Kelinci yang dilengkapi dengan pabrik pakan ternak yang didambakan warga setempat selama ini serta mempromosikan Kampung Kelinci menuju terwujudnya salah satu obyek wisata agrikultural andalan di Kabupaten Bogor.
Menurutnya, pabrik pakan itu akan memproduksi aneka pelet untuk semua jenis hewan peliharaan, seperti pakan kelinci, pakan ikan lele, pakan unggas dan lainnya. “Kedepan perlu ditingkatkan akses jalan dan transportasi yang lebih memadai agar para wisatawan lokal dan domestik dapat melihat dari dekat tradisi warga Kampung Kelinci dalam kesehariannya. Diharapkan semua upaya ini menjadi kebanggaan Urang Bogor nantinya,” tambah dia.
Pengembangan Kelembagaan
Saat ditemui diruang kerjanya, Kepala Bidang Produksi Ternak, drh. Prihatini Mulyawati, MM, menjelaskan pengembangan Kampung Kelinci bertujuan menjalankan agribisnis kelinci sebagai ekonomi andalan kawasan berlandasan ilmu dan teknologi serta meningkatkan pendapatan peternak dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan pengembangan dan sekitarnya.
"Dengan meningkatnya produksi kelinci akan pula menjafdikan kantong ternak untuk mensuplai kebutuhan daging yang mandiri dalam kebutuhan konsumsi dan ketahanan pangan per kapita," tambah dia.
Pengembangan kelembagaan terfokus pada Pusat Kampung Kelinci yang pengelolaan secara kelembagaan oleh kelompok - kelompok peternak atau gabungan kelompok peternak atau koperasi.
"Kelembagaan lebih sesuai karena berbadan hukum usaha berbasis keanggotaan, ekspansikoperasi tidak terbatas satu kawasan dan lintas sektoral sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat, tambah Prihatini kepada Berita Bogor. (michelle)

Tidak ada komentar