header_ads

Gusur PKL Demi Implementasi Tiket Elektronik

PT KAI dituding semakin semena mena saat menggusur para pedagang. Sebut saja Desta yang melayamgkan protesnya melalui layanan komplain PT.KAI. 

Dia mengeluhkan, seharusnya PT.KAI lebih meningkatkan pelayanan KRL dengan jadwal tepat waktu dan jumlah perjalanan ditambah

"PT.KAI jangan 'menginjak- injak' para pedagang di stasiun yang sudah membayar uang sewa. Setelah menaikkan tarif KRL lalu sekarang memperlakukan pedagang semena - mena dengan gusur seenaknya tanpa menyiapkan area relokasi," keluhnya. 

Seorang pedagang makanan dan minuman, Rohim juga mengaku nampak prihatin saat menyaksikan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kios Stasiun Depok Baru.

Sepuluh bulan lalu, para Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Stasiun Juanda juga digusur oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Hal itu disampaikan oleh pedagang asal Kuningan, Jawa Barat ini. Dia menceritakan, kebijakan tersebut dikeluarkan saat pergantian Kepala Stasiun Juanda Februari lalu.


Hingga berita ini dimuat, kegiatan membersihkan puing lahan penggusuran itu masih dilakukan demgam pengawalan sejumlah petugas keamanan guna mengantisipasi hal - hal yang tak dinginkan.

Sementara PT KRL Commuter Jabodetabek menjelaskan bahwa operasi pembersihan stasiun dari pedagang kaki lima yang gencar dilakukan sepekan terakhir adalah bagian dari persiapan implementasi tiket elektronik secara penuh pada Maret 2013 depan. 

"Sistem e-gate dan e-ticketing baru bisa berjalan mulus jika area peron hanya diisi petugas dan penumpang kereta," kata Manajer Komunikasi PT KCJ, Eva Khairunisa, ketika dihubungi, Selasa, 11 Desember 2012. Empat stasiun yang sudah dibersihkan adalah stasiun Cilebut, Bojonggede, Duri, dan Manggarai.

Eva menjelaskan bahwa sistem kerja tiket elektronik akan menggunakan mesin pemindai dan pintu elektronik yang sudah terpasang sejak tahun lalu. "Sistem kerjanya pasti akan dimodifikasi, tetapi mesinnya masih sama," tutur Eva.
Penggunaan sistem e-ticketing akan menghapus tiket konvensional dari kertas yang kini dipakai penumpang KRL. Sebagai penggantinya, PT KCJ menerbitkan smart-card yang berfungsi sebagai tiket.

Untuk tahap awal, tiket elektronik hanya bisa digunakan untuk sekali perjalanan. "Ketika masuk kartu harus disentuh ke pagar elektronik, dan ketika keluar stasiun, kartu akan diserahkan lagi kepada petugas," ujar Eva.

Baru pada tahap berikutnya, penumpang bisa membeli kartu langganan elektronik yang saldonya berkurang setiap kali digunakan.



Penerapan e-ticketing 2013


Dalam rangka penerapan e-ticketing secara menyeluruh pada 2013 untuk perjalanan KRL Jabodetabek, maka Terhitung mulai 3 Desember 2012 E-KTB/E-KLS/Kartu Commet tidak berlaku lagi. 

Dengan ketentuan, untuk Top Up Kartu Commet pada tanggal 1-2 Desember 2012 sudah tidak dapat dilakukan.

Kartu Commet masih dapat digunakan untuk perjalanan KRL Jabodetabek hingga tanggal 2 Desember 2012. Dengan tidak diberlakukannya lagi kartu Commet, Maka untuk melakukan perjalanan KRL seluruh penumpang akan menggunakan tiket retail.

Sampai saat ini jumlah Kartu Commet yang telah dikeluarkan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek sekitar 19.127 kartu dan Jumlah pengguna Kartu Commet yang masih aktif melakukan Top Up terakhir pada November 2012 sebanyak 11.865 pengguna, dengan rincian sebagai berikut; Lintas Bogor sebanyak 3.993 pengguna, Lintas Depok sebanyak 4.400 pengguna, Lintas Bekasi sebanyak 1.778 pengguna, Lintas Serpong sebanyak 812 pengguna dan Kartu Langganan Sekolah (KLS) sebanyak 882 pengguna.

Kebijakan penarikan kartu Commet dilakukan untuk mendukung persiapan penerapan e-ticketing menyeluruh pada 2013. (aan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.