PKL Kota Bogor Gunakan Totopong
KOTA BOGOR - Sejumlah lapak Pedagang kaki lima (PKL) nampak terlihat rapi sesuai dengan jenis dagangannya. Kesan kotor dan semrawut kini telah berubah menjadi rapi dan bersih.
Pemandangan berbeda ini dapat dirasakan saat memasuki Kawasan Stasiun Kereta Api di Jalan Nyi Raja Permas Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor.
Para pedagang kini mulai membudayakan penggunakan totopong (ikat kepala) yang merupakan ciri khas orang sunda.
Meski para pedagang ini tidak semua berasal dari keturunan Sunda, tapi mereka telah berperan melestarikan budaya sunda
Penggunaan ikat kepala dengan kain batik oleh para PKL sekitar Stasiun Bogor sudah dimulai sejak Minggu 16 April lalu saat acara penyerahan pedestarian atau fasilitas pejalan kaki oleh Dirjen Perhubungan Darat Suroso Alimoeso kepada Walikota Bogor Diani Budiarto.
“Saya mengenakan totopong sejak Minggu 16 April lalu, “ kata Yendri Koordinator PKL modern jalan Nyi Raja Permas.
Menurutnya, penggunaan totopong oleh para PKL modern Jalan Nyi Raja Permas merupakan insiatif para pedagang, “ Walaupun kami bukan orang sunda kami ingin berpartisipasi melestarikan budaya sunda, karena ada pepatah mengatakan, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, “ paparnya.
Meskipun, lanjut Yendi, belum semua pedagang pengenakan totopong, tapi setidaknya para pedagang yang sudah mengenakan totopong telah memberikan contoh kepada para pedagang lainnya untuk bisa mengikutinya.
“ Di lokasi PKL modern ini tercatat ada 112 pedagang, kita berharap mereka bisa mengenakan totopong, khususnya bagi pedagang laki-laki karena totopong layaknya dipakai oleh mereka,“ ajaknya.
Sementara itu Pengawas Stasiun (Wasi) Pondok Cina sampai Sukabumi Eman Sulaeman mengatakan, pihaknya sangat mendukung penggunaan totopong yang dilakukan para PKL modern di jalan disekitar Stasiun Bogor,“ Ini wujud kepedulian para pedagang ikut melestarikan budaya sunda, “ kata Mantan Kepala Stasiun Bogor tersebut.
Sebetulnya, sambung Eman, pihaknya telah mencanangkan penggunaan totopong bagi karyawan Stasiun Kereta Api Bogor, termasuk para masinis kereta api pada peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) Juni lalu, “Kita telah mengawalinya pada HJB lalu, walaupun, para karyawan Stasiun tidak semua orang sunda, “ kata dia.
Lebih lanjut Eman menghimbau kepada para pedagang untuk senantiasa menjaga kebersihan sekitar stasiun. “ Mari kita bersama – sama menjaga kebersihan sekitar Stasiun, “ajaknya.
Ia mengatakan, penataan PKL sekitar Stasiun Bogor sudah berjalan sejak tiga bulan lalu, setelah memperoleh izin langsung dari Kepala Daerah Operasional (Kadaop 1). “Alhamdulillah, pihak pemilik kios mendukung penataan ini, jauh lebih rapi,” imbuhnya.
Sejak tahun ini, lanjut Eman, kios-kios tersebut sudah tercatat resmi mengontrak dengan PT KAI, sebelumnya mereka tidak memiliki izin resmi mengontrak. “Kami sangat gembira ternyata respons para pengguna jasa KRL juga sangat mendukung adanya penataan itu,” imbuhnya. (eka)
Editor: Alsabili
Email: beritabogor2002@ gmail.com

Tidak ada komentar