Waspada Serangan DBD Dan Chikungunya
BOGOR – Musim hujan dan cuaca ekstrim dewasa ini intensitasnya cukup tinggi di wilayah kabupaten Bogor sehingga warga diminta mewaspadai dampak penyakit yang ditimbulkan dengan cara menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Seperti yang dialami warga Karehkel Kecamatan Leuwiliang, Agus Komarudin. Wilayah permukiman mulai ditemukan adanya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Diare.
Banyaknya daerah yang terbuka akibat kekeringan dan sekarang diguyur hujan. Sehingga menimbulkan genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aides Aigepty. Selain itu penyakit Diare juga terus membayangi masyarakat.
Musim hujan ini juga membuat penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegepti cepat mewabah. Delapan warga di RT 01 dan 03 RW 09, Desa Chideung Udik, Kecamatan Ciampea terkapar diserang Chikungunya. Sebelumnya, Chikungunya menyerang warga desa Dramaga.
Enam anggota keluarga Uni,66 warga RT 01/09, Kampung Cihideng Girang terpaksa hanya bisa berdiam diri. Tubuh mereka panas sedangan persendiannya terasa ngilu jika digerakkan. Mereka itu; Ahmad,4 dan Fatan,2, cucu, Yayat dan Rahmat, anak serta Diantora,32 menantu.
“Awalnya cucunya yang terserang kemudian menular ke anggota keluarag lainnya. Mereka sudah berobat ke Puskesmas, kini kondisi berangsur-angsur membaik meski belum banyak bergerak,” kata Uni seperti dikatakan Yulianto, Kepala Puskesmas Cihedeung Udik, Selasa.
Selain menerjang enam anggota Uni, chikungunya juga menyerang dua anggota keluarga Eem di RT 001/09 Desa Cihedeung Udik. “:Gejalanya sama panas tubuh semakin meninggi dan persendian terasa ngilu saat digerakkan,” kata Yulianto.
Menurutnya, chikungunya merupakan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti. Gejala yang dirasakan penderita chikungunya seperti demam selama dua-lima hari, nyeri sendi dan otot, bercak kemerahan pada kulit, sakit kepala, pembesaran getah bening di leher dan kolaps pembuluh darah.
”Selama ini belum ada temuan kematian karena chikungunya, sebab itu jangan khwatir. Penderita akan sembuh dengan sendirinya paling lama tiga-tujuh hari,” lanjutnya.
Sementara pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor sedianya harus siap mengantisipasi berjangkitnya kedua penyakit tersebut agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebagaimana diutrakan Kepala Bidang Program Kesehatan Kabupaten Bogor Sri Dwi Lestari bahwa jumlah penderita penyakit DBD dan Diare cenderung meningkat pada setiap peralihan musim.
"Karena cuaca di saat seperti itu sangat mendukung tumbuh kembangnya berbagai penyakit," katanya.
Menurut Sri Lestari langkah antisipasi sudah disiapkan dengan menggiatkan Program Jum'at Bersih dan gerakan 3 M yang juga melibatkan peran serta masyarakat setempat.
Program tersebut harus didukung masyarakat agar bisa menghidari jatuhnya korban dari penyakit yang bisa menyebabkan kematian itu. Selain itu jika sudah ada warga yang terkena DBD dan Diare, segera saja dibawa ke Puskesmas dan Dokter terdekat untuk mendapat perawatan. (aan)
Tidak ada komentar