Roni Syahputra Usulkan Sayembara Ikon Kab Bogor
CIAMPEA - Pernyataan Bupati mengenai Festival Dongdang dijadikan ikon wisata Kabupaten Bogor menuai kritik.
Terkait itu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Bogor Raya Roni Syahputra menyukapi dingin hal itu. Menurutnya ikon merupakan identitas diri kewilayahan yang bisa ditilik secaqra historis maupun kreatifitas baru untuk masa depan.
Festival itu konotasinya hiburan, acara atau even yang tidak ada kolerasinya dengan ikon. Sedangkan Dongdang merupakan alat panggul yang memuat hasil bumi yang menjadi tradisi turun temurun masyarakat Sunda.
Dirinya menyarankan kepada Bupati Bogor hendaknya untuk menentukan ikon kabupaten Bogor melalui Sayembara publik. "Sehingga dapat melibatkan unsur masyarakat luas, termasuk budayawan dan akademisi," saran dia.
Menurut Roni, banyak potensi baik history, kreasi maupun sumber alam di Bogor yang dapat dijadikan ikon. "Semisal, Bokor yaitu asal muasal nama Bogor dengan ilustrasi benda kuno berbentuk cawan batu, atau Kubah Masjid yang memiliki filosofi Tegar Beriman sebagai cerminan masyarakat Bogor," imbuh Ronu Syahputra kepada Berita Bogor. Selasa (29/1/2013).
Terpisah, Budayawan Puncak Sunyoto berseloroh enteng menyikapi usulan Bupati Bogor yang akan menjadikan Festival Dondang sebagai Ikon Kabupaten Bogor.
Hal ini terkesan penyataan Bupati tidak jelas arahnya, lanjut dia, apakah yang akan dipermanenkan itu budayanya atau festivalnya?. Jangan-jangan malah berbuntut proyek penyelenggaraannya yang setiap tahun menghabiskan uang APBD yang tak sedikit.
“Festival dongdang merupakan sebuah perayaan yang difasilitasi
oleh Pemerintah Kabupaten Bogor untuk dijadikan festival kebanggaan
masyarakat Kabupaten Bogor, jadi tidak relevan dijadikan ikon,” paparnya.
Budaya sunda itu banyak yang bisa dijadikan Ikon, lanjutnya, seperti Kota Bogor yang menetapkan Kujang sebagai Ikon. Bukan hanya Dongdang, sebab ada Angklung, Karinding, Batu Tulis, Prasasti Tapak Gajah, Totopong, Batik, Kecapi, Suling, Degung, Rampak, dan sangat kaya budaya Sunda itu.
"Seharusnya, kumpulkan dahulu para sepuh yang benar - benar sepuh dan budayawan yang benar - benar konsisten kecintaan terhadap budaya untuk membicarakan Ikon yang layak. "Bupati bukan budayawan, jadi mungkin saja dia salah memperoleh masukan atau ada unsur lain dibalik itu, atau mungkin Bupati tidak paham budaya Sunda," tambahnya. (ice)
Editor: Michelle
Email: beritabogor2002@ gmail.com
Terkait itu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Bogor Raya Roni Syahputra menyukapi dingin hal itu. Menurutnya ikon merupakan identitas diri kewilayahan yang bisa ditilik secaqra historis maupun kreatifitas baru untuk masa depan.
Festival itu konotasinya hiburan, acara atau even yang tidak ada kolerasinya dengan ikon. Sedangkan Dongdang merupakan alat panggul yang memuat hasil bumi yang menjadi tradisi turun temurun masyarakat Sunda.
Dirinya menyarankan kepada Bupati Bogor hendaknya untuk menentukan ikon kabupaten Bogor melalui Sayembara publik. "Sehingga dapat melibatkan unsur masyarakat luas, termasuk budayawan dan akademisi," saran dia.
Menurut Roni, banyak potensi baik history, kreasi maupun sumber alam di Bogor yang dapat dijadikan ikon. "Semisal, Bokor yaitu asal muasal nama Bogor dengan ilustrasi benda kuno berbentuk cawan batu, atau Kubah Masjid yang memiliki filosofi Tegar Beriman sebagai cerminan masyarakat Bogor," imbuh Ronu Syahputra kepada Berita Bogor. Selasa (29/1/2013).Terpisah, Budayawan Puncak Sunyoto berseloroh enteng menyikapi usulan Bupati Bogor yang akan menjadikan Festival Dondang sebagai Ikon Kabupaten Bogor.
Hal ini terkesan penyataan Bupati tidak jelas arahnya, lanjut dia, apakah yang akan dipermanenkan itu budayanya atau festivalnya?. Jangan-jangan malah berbuntut proyek penyelenggaraannya yang setiap tahun menghabiskan uang APBD yang tak sedikit.
“Festival dongdang merupakan sebuah perayaan yang difasilitasi
oleh Pemerintah Kabupaten Bogor untuk dijadikan festival kebanggaan
masyarakat Kabupaten Bogor, jadi tidak relevan dijadikan ikon,” paparnya.Budaya sunda itu banyak yang bisa dijadikan Ikon, lanjutnya, seperti Kota Bogor yang menetapkan Kujang sebagai Ikon. Bukan hanya Dongdang, sebab ada Angklung, Karinding, Batu Tulis, Prasasti Tapak Gajah, Totopong, Batik, Kecapi, Suling, Degung, Rampak, dan sangat kaya budaya Sunda itu.
"Seharusnya, kumpulkan dahulu para sepuh yang benar - benar sepuh dan budayawan yang benar - benar konsisten kecintaan terhadap budaya untuk membicarakan Ikon yang layak. "Bupati bukan budayawan, jadi mungkin saja dia salah memperoleh masukan atau ada unsur lain dibalik itu, atau mungkin Bupati tidak paham budaya Sunda," tambahnya. (ice)
Editor: Michelle
Email: beritabogor2002@ gmail.com

Tidak ada komentar