header_ads

Revitalisasi GerakanPramuka

KOTA - Penambahan jumlah pembina merupakan salah satu pekerjaan rumah untuk menjawab revitalisasi gerakan pramuka di kota Bogor.

Kwarcab Gerakan Pramuka kota Bogor terus berkomitmen untuk meningkatkan jumlah pembina pramuka. 

Komitmen ini untuk menjawab kebutuhan pembina pramuka yang masih kurang ideal dibandingkan anggota pramuka.

Sampai dengan akhir tahun 2011, rasio antara pembina dan anggota putra adalah 1 banding 55 serta rasio antara pembina dan anggota putri adalah 1 banding 45. Padahal rasio kondisi ideal antara jumlah pembina dengan anggota berkisar antara 1 banding 12 sampai 32.

Hal ini disampaikan Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka kota Bogor, Ade Syarief Hidayat, di sela-sela pelaksanaan pra Rapat Kerja Cabang, pada Sabtu, 2 Februari lalu.

“Penambahan jumlah pembina merupakan salah satu pekerjaan rumah untuk menjawab revitalisasi gerakan pramuka di kota Bogor,” jelas Ade.

Di tahun 2012 lalu, kegiatan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) terus dilakukan untuk melahirkan banyak pembina pramuka.  “Alhmadulilah sepanjang tahun 2012, dari enam kali pelaksanaan KMD, ada tidak kurang lebih 300 pembina pramuka yang siap menggerakkan aktivitas kepramukaan di kota Bogor,” sebut Ade.

Di tahun 2013, semangat untuk mencetak lebih banyak pembina pramuka, lanjut Ade, antara lain terwujud dengan pelaksanaan Temu Alumni KMD tahun 2012 pada 12-13 Januari lalu di Bumi Perkemahan Cibubur.  “Ini menjadi bagian silaturahim sekaligus menguatkan komitmen para alumni KMD untuk mampu mentransfer dengan baik nilai-nilai kepramukaan kepada para pesertadidik,” rangkum Ade.

Pada acara ini, Wakil Walikota Bogor, Achmad Ru’yat, hadir secara langsung membuka acara sekaligus memberikan semangat kepada 300 pembina pramuka kota Bogor.

“Keluarga besar Kwarcab Gerakan Pramuka harus mampu mendorong agar gerakanpramuka dapat berperan maksimal sebagai sarana untuk menampung banyak pelajar agar dapat terus berkreasi secara positif,” sebut Ru’yat.

Untuk itulah, kata Ru’yat, Gerakan Pramuka harus mampu berkreasi dan berinovasi dalam melahirkan kegiatan-kegiatan yang kembali mampu menarik minat para pelajar. Kwarcab Gerakan Pramuka siap menggelar acara Kursus Orientasi Ketua Mabigus Gerakan Pramuka se-kota Bogor.

Menurut Ade, acara tersebut akan dilaksanakan pada 18-19 Februari 2013 di Bumi Perkemahan Cibubur. “Pelaksanaan orientasi Mabigus kali ini ditujukan kepada seluruh kepala SD se-kota Bogor,” sebut Ade.

Ade menyebutkan pelaksanaan kegiatan ini menjadi bagian untuk menjawab tantangan revitalisasi gerakan pramuka di kota Bogor dan menjawab amanah dalam kurikulum pendidikan 2013.

“Setidaknya, kepala sekolah SD se-kota Bogor akan memiliki pemahaman yang sama atas tantangan yang dihadapi gerakan pramuka,” tukas Ade. Lebih lanjut, 


Dirinya berharap, kegiatan ini mampu memberikan semangat bagi kepala SD selaku mabigus, mendorong pelaksanaan gerakan pramuka di gugus depan masing-masing.

Kwarcab Gerakan Pramuka kota Bogor akan terlebih dahulu menggelar Rapat Kerja Cabang pada Sabtu, 9 Februari 2013 di SMA Negeri 6 Bogor.

Menurut rencana, agenda Rakercab selain membahas agenda kerja di tahun 2013, juga akan dilaksanakan penyematan Lencana Anggota Mabicab Gerakan Pramuka kota Bogor kepada Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga kota Bogor dan Kepala Kementrian Agama kota Bogor. Agenda lain yang dilakukan adalah pengukuhan pengurus Kwarcab Gerakan Pramuka kota Bogor hasil pergantian antar waktu. (chris)









PKL Kota Bogor Diberikan Sertifikat Halal


KOTA BOGOR - Puluhan  Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bogor memperoleh sertifikat halal dari Deputi Bidang Pengembangan Restrukturisasi Usaha pada Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah. 

Pemberian sertifikat halal  bagi PKL  merupakan tindak lanjut dari program rintisan model pengembangan PKL di Kota Bogor yang dilaksanakan sejak tahun 2011.

Penyerahan sertifikat halal kepada para PKL dihadiri Wakil Walikota Bogor Achmad Ru’yat, Kepala Kantor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Adang Rachmat, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK  Ir. I. Wayan Dipta, serta Deputi Bidang Pengembangan Restrukturisasi Usaha DR. Ir. Khairul Djamhari, di Balaikota Bogor, Selasa (5/2/2013).

Kepala Kantor Koperasi dan UKM Adang Rachmat  menjelaskan, bahwa rintisan model pengembangan PKL yang berjualan dibidang pangan/kuliner di Kota Bogor sudah dilaksanakan sejak tahun 2011. Hal ini tertuang dalam kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan pemerintah Kota Bogor Nomor 01/Mou/Dep.07/10/2011, Nomor 518/KK.14-KUMKM/2011 tentang model pengembangan PKL pangan/kuliner di Kota Bogor.

Menindak lanjuti nota kesepahaman dimaksud, jelas Adang, telah dilaksanakan survei lapangan yang lakukan oleh tim dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bogor dan Kementerian Koperasi dan UKM untuk menentukan lokasi/zona rintisan model pengembangan PKL panagan/kuliner di Kota Bogor.

Sebanyak 14 zona PKL di Kota Bogor yang telah mendapat legalitas Pemerintah Kota Bogor sesuai SK Walikota Bogor Nomor 511.23.4563 tahun 2010 tentang penunjukan lokasi pembinaan dan penataan usaha PKL, ditetapkan 4 zona PKL yang menjadi rintisan model pengembangan PKL pangan/kuliner

Ke-empat zona  tersebut adalah Binamarga di Jl. Binamarga dengan jumlah PKL 19 orang, zona Ekalokasari di Jl. Ekalokasari III dengan jumlah PKL 32 orang, zona Gang Selot di Jalan Ir. H. Djuanda Kelurahan Paledang dengan jumlah PKL 32 orang, serta zona Bangbarung di Jl. Bangbarung Raya dengan jumlah PKL 14 orang. 

Dirinya menjelaskan dari 4 lokasi tersebut telah dibentuk 2 Koperasi yang berbadang hukum yaitu, Koperasi Bineka (Pedagan Binamarga dan Ekalokasari) dan Koperasi Selobang (Gang Selot dan Bangbarung)

Adang mengatakan melalui rintisan model pengembangan PKL pangan/kuliner di Kota Bogor, maka diluncurkan berbagai bantuan program dari Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian sosial Bantuan yang dikucurkan diantaranya yaitu  bantuan pengembangan Koperasi dari Deputi Bidang Pembiyaan Koperasi dan UKM untuk KSU Bineka dan KSU Selobang. Kedua KSU itu  masing-masing menerima sebesar Rp50 juta.

Bantuan pengadaan  sarana dan prasarana usaha PKL KSU pedagang selobang dari Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM sebesar Rp 60 juta. Kemmudian bantuan dari Deputi Pemasaran dan Jaringan sebesar Rp300 juta untuk KSU pedagang Bineka.

Bantuan lainnya dari Kementerian Sosial untuk memperkuat bagi kelompok usaha bersama sebanyak 4 kelompok, masing-masing kelompok menerima bantuan Rp 30 juta, serta bantuan dari Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha untuk KSU pedagang Gang Selot sebesar Rp225 juta.

Menurut Adang, melalui guliran bantuan ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan,  yakni meningkatnya  omzet harian PKL anggota Koperasi Selobang (PKL Gang Selot dan Bangbarung) mencapai sebesar 13,74 persen. Koperasi Bineka (PKL Binamarga dan Ekalokasari) omzetnya meningkat sebesar 16,04 persen. 

Begitu pula, tambah Adang, pendapatan bersih PKL anggota Koperasi Gang Selot dan Bangbarung meningkat sebesar 9,01 persen dan pendapatan bersih PKL anggota Koperasi Binamarga dan Ekalokasari meningkat sebesar 11,64 persen. (eka)








Editor: Michelle
Email: beritabogor2002@ gmail.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.