Demo Kudeta Berbagi Sembako
Aksi demo kudeta yang dilakukan hanya membaca puisi, nyanyi-nyanyi dan orasi bergantian.
Para aktivis Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) akan menggelar aksi damai hari ini.
Namun, tak ada aksi besar-besaran turun ke jalan hari ini seperti yang ditakutkan. Mereka hanya menggelar panggung damai.
"Kita aksi di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro mulai jam 11.00 WIB," ujar Sekjen MKRI Adhie Massardi kepada merdeka.com, Senin (25/3/2013).
Adhie menjelaskan aksi yang dilakukan hanya membaca puisi, nyanyi-nyanyi dan orasi bergantian. Jumlah peserta pun tak akan sampai ribuan. "Kita memang tidak memobilisasi massa," kata mantan jubir kepresidenan era Gus Dur ini.
Mengenai ketakutan pemerintah yang menyebut aksi mereka merencanakan sebuah bentuk kudeta, menurutnya sama sekali tak beralasan. SBY dinilai ketakutan terhadap segala bentuk protes. "Aksi kita dipastikan sangat damai, mungkin karena pemerintah rapuh saja semua hal ditakuti," jelasnya.
Sebelumnya beredar kabar ribuan pengunjuk rasa akan melakukan demo besar-besaran pada tanggal 25 Maret. Gerakan ini disebut untuk meng-kudeta SBY.
Terpisah, Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan pemberitahuan yang diajukan Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia adalah kegiatan bakti sosial. “Mereka mengadakan pembagian sembako di halaman kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,” kata Rikwanto di kantornya, kemarin.
Surat pemberitahuan yang disampaikan Neta S. Pane tersebut ditandatangani Ketua Presidium MKRI Ratna Sarumpaet dan Sekretaris Jenderal, Adhie Massardi. Bakti sosial ini diperkirakan melibatkan 3.000 orang. Kendati menolak menyebutkan jumlah, Rikwanto memastikan ada personel yang diterjunkan untuk mengamankan kegiatan itu.
Adhie Massardi mengatakan perubahan ini dilakukan karena ada tekanan dari berbagai pihak terhadap pengurus majelis. "Banyak teror kepada kami," kata dia. Pembagian sembako, lanjut dia, akan diisi orasi yang isinya menuntut Presiden Susilo mundur. (Baca Kakek-kakek Kudeta)
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto melarang pengurus, kader, organisasi sayap dan organisasi massa yang berafiliasi dengan partainya turut serta dalam unjuk rasa yang bertujuan melengserkan Presiden Yudhoyono. "Kami tetap konsisten dengan jalur konstitusional," kata Prabowo.
Presiden Yudhoyono tak terusik dengan agenda majelis. “Tidak ada pengaruhnya terhadap kegiatan presiden,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Indra meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap fokus bekerja meski ada demo besar pada hari ini. Indra meminta pemerintah tidak khawatir karena demonstrasi ini tidak akan menyebabkan pemerintahan jatuh.
Tuntutan mundur, kata Indra, seharusnya menjadi cerminan bagi Presiden SBY mengevaluasi kinerja pemerintahannya. Dia meminta SBY fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat, pemberantasan korupsi, pemberantasan narkoba dan penegakkan hukum. "Termasuk menciptakan ketertiban dan keamanan," ujarnya. Simak heboh wacana kudeta di sini. (wap)
Para aktivis Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) akan menggelar aksi damai hari ini.
Namun, tak ada aksi besar-besaran turun ke jalan hari ini seperti yang ditakutkan. Mereka hanya menggelar panggung damai.
"Kita aksi di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro mulai jam 11.00 WIB," ujar Sekjen MKRI Adhie Massardi kepada merdeka.com, Senin (25/3/2013).
Adhie menjelaskan aksi yang dilakukan hanya membaca puisi, nyanyi-nyanyi dan orasi bergantian. Jumlah peserta pun tak akan sampai ribuan. "Kita memang tidak memobilisasi massa," kata mantan jubir kepresidenan era Gus Dur ini.
Mengenai ketakutan pemerintah yang menyebut aksi mereka merencanakan sebuah bentuk kudeta, menurutnya sama sekali tak beralasan. SBY dinilai ketakutan terhadap segala bentuk protes. "Aksi kita dipastikan sangat damai, mungkin karena pemerintah rapuh saja semua hal ditakuti," jelasnya.
Sebelumnya beredar kabar ribuan pengunjuk rasa akan melakukan demo besar-besaran pada tanggal 25 Maret. Gerakan ini disebut untuk meng-kudeta SBY.
Terpisah, Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan pemberitahuan yang diajukan Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia adalah kegiatan bakti sosial. “Mereka mengadakan pembagian sembako di halaman kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,” kata Rikwanto di kantornya, kemarin.
Surat pemberitahuan yang disampaikan Neta S. Pane tersebut ditandatangani Ketua Presidium MKRI Ratna Sarumpaet dan Sekretaris Jenderal, Adhie Massardi. Bakti sosial ini diperkirakan melibatkan 3.000 orang. Kendati menolak menyebutkan jumlah, Rikwanto memastikan ada personel yang diterjunkan untuk mengamankan kegiatan itu.
Adhie Massardi mengatakan perubahan ini dilakukan karena ada tekanan dari berbagai pihak terhadap pengurus majelis. "Banyak teror kepada kami," kata dia. Pembagian sembako, lanjut dia, akan diisi orasi yang isinya menuntut Presiden Susilo mundur. (Baca Kakek-kakek Kudeta)
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto melarang pengurus, kader, organisasi sayap dan organisasi massa yang berafiliasi dengan partainya turut serta dalam unjuk rasa yang bertujuan melengserkan Presiden Yudhoyono. "Kami tetap konsisten dengan jalur konstitusional," kata Prabowo.
Presiden Yudhoyono tak terusik dengan agenda majelis. “Tidak ada pengaruhnya terhadap kegiatan presiden,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Indra meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap fokus bekerja meski ada demo besar pada hari ini. Indra meminta pemerintah tidak khawatir karena demonstrasi ini tidak akan menyebabkan pemerintahan jatuh.
Tuntutan mundur, kata Indra, seharusnya menjadi cerminan bagi Presiden SBY mengevaluasi kinerja pemerintahannya. Dia meminta SBY fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat, pemberantasan korupsi, pemberantasan narkoba dan penegakkan hukum. "Termasuk menciptakan ketertiban dan keamanan," ujarnya. Simak heboh wacana kudeta di sini. (wap)
Tidak ada komentar