Kabupaten Harus Pelajari Pesta Rakyat Di Kota
PUNCAK - Mempromosikan Budaya dan Kultur leluhur jangan hanya sekedar proyek even, tapi lebih dari konsep pesta rakyat yang edukatif dan mampu menyedot perhatian dunia.
Cap Go Meh Street Festival kembali sukses mempromosikan Budaya Nusantara dan mampu menyita perhatian Dunia. Terlebih, even ini tidak menghamburkan uang rakyat (APBD -Red)
"Seharusnya Pemerintah Kabupaten Bogor belajar banyak dari even ini, bila ingin festival dongdang tidak dibilang Bid'ah," kata budayawan Puncak, Sunyoto, Rabu (13/3/2013)
Sebab, lanjutnya, antara kabupaten dan kota masih dalam bingkai kultur dan budaya yang sama. Maka, perlu bijak dalam melestarikan kebudayaan lokal kepada generasi muda maupun dunia internasional.
Hal ini bukan hanya berdampak langsung pada meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan peningkatan pandapatan asli daerah, melainkan tumbuh dan berkembangnya generasi penerus yang akhlak dan berbudi pekerti luhur.
Hal senada dikatakan Ketua IKKPAS Puncak, Iman Sukarya. Menurut dia, Cap Go Meh merupakan budaya dunia dari etnis tionghoa yang juga berkembang di indonesia sebagai bagian dari bidaya nusantara dan perlu di lestarikan.
Namun, sebagai negara yang mayoritas penduduknya penganut agama Islam, maka patut menghargai budaya yang digelar setiap tahun itu.
"Kita sebagai umat muslim patut menghargai beragam budaya karena Rasulullah mengajarkan kita hidup lebih demokratis. Sehingga, kita harus bijak menyikapi Cap Go Meh," tambahnya. (als)
Editor: Alsabili
Email: beritabogor2002@gmail.com
Cap Go Meh Street Festival kembali sukses mempromosikan Budaya Nusantara dan mampu menyita perhatian Dunia. Terlebih, even ini tidak menghamburkan uang rakyat (APBD -Red)
"Seharusnya Pemerintah Kabupaten Bogor belajar banyak dari even ini, bila ingin festival dongdang tidak dibilang Bid'ah," kata budayawan Puncak, Sunyoto, Rabu (13/3/2013)
Sebab, lanjutnya, antara kabupaten dan kota masih dalam bingkai kultur dan budaya yang sama. Maka, perlu bijak dalam melestarikan kebudayaan lokal kepada generasi muda maupun dunia internasional.
Hal ini bukan hanya berdampak langsung pada meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan peningkatan pandapatan asli daerah, melainkan tumbuh dan berkembangnya generasi penerus yang akhlak dan berbudi pekerti luhur.
Hal senada dikatakan Ketua IKKPAS Puncak, Iman Sukarya. Menurut dia, Cap Go Meh merupakan budaya dunia dari etnis tionghoa yang juga berkembang di indonesia sebagai bagian dari bidaya nusantara dan perlu di lestarikan.Namun, sebagai negara yang mayoritas penduduknya penganut agama Islam, maka patut menghargai budaya yang digelar setiap tahun itu.
"Kita sebagai umat muslim patut menghargai beragam budaya karena Rasulullah mengajarkan kita hidup lebih demokratis. Sehingga, kita harus bijak menyikapi Cap Go Meh," tambahnya. (als)
Editor: Alsabili
Email: beritabogor2002@gmail.com

Tidak ada komentar