header_ads

Solusi Penanganan Sampah Kota 3R


KOTA - Penerapan strategi 3R dalam penangnan sampah di Kota Bogor, patut diacungkan jempol.  

Pesatnya pembangunan di suatu kota, biasanya diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk. 

Hal itu berdampak pula pada volume sampah yang diproduksi. Namun, kerap  terjadi delematik di sebuah  kota, dimana peningkatan volume sampah tidak sebanding dengan sarana dan prasarana pengelolaan sampah, seperti halnya di Kota Bogor. 

Kendati begitu, sejak tahun 2009 silam, masalah yang satu ini bagi pemkot Bogor  telah menjadi prioritas program langsung bagi penduduk kota, apalagi daerah di sekitar tempat penumumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan. 

Sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di selokan  karena terhalang timbunan sampah.

Mengelola sampah sebuah kota, memang tidaklah mudah. Hal itu lebih disebabkan kurang pedulinya warga terhadap kebersihan kota serta kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki sebuah kota.  


Walikota Bogor Diani Budiarto, bahwa tantangan menangani masalah kebersihan Kota Bogor cukup berat dan tidak mudah.  Sebab,  fakta dilapangan  jumlah timbulan (produksi-red) sampah dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.

Jika di tahun 2006 lalu, jelas Diani, jumlah produksi  sampah  hanya sekitar  2.185 meter kubik per hari.  Pada akhir tahun tahun 2012 ini , jumlah tersebut tercatat naik menjadi 2.447 meter kubik per hari. Kenaikan ini seiring dengan kenaikan jumlah penduduk kota Bogor dari tahun ke tahun.

“Tantangan ini telah kita  coba urai, antara lain melalui peremajaan dan pemeliharaan armada pengangkutan dan peningkatan peran serta masyarakat,” katanya.

Peran serta masyarakat dalam mengelola sampah ini, tambah Diani, dalam upaya pengurangan sampah dari sumber melalui pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle), dan perpanjangan kerjasama pengelolaan sampah TPA Galuga dengan Kabupaten Bogor, paparnya.

Pasalnya strategi 3R  ini  atau  Reuse, Reduce dan Recycle,  sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R di Kota Bogor  menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah. Karena sistem ini dapat dilakukan  oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.

Reuse  itu sendiri berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat dan memberikan penghasilan tambahan.

Langkah-langkah yang telah diambil pemkot Bogor dalam menangani sampah melalui strategi itu,  telah berperan besar dalam melahirkan beberapa capaian positif penanganan kebersihan. Salah satunya, adalah bertambahnya wilayah cakupan pelayanan  bagi warga warga masyarakat. Kenaikan cakupan pelayanan kebersihan ini mencapai angka sekitar 12,7 persen  dari total pelayanan sekitar 8.318,7 hektare dari tahun sebelumnya.

Menurut data, Indikator keberhasilan  lainnya dalam penangan kebersihan kota ini, antara lain, peningkatan jumlah sampah terangkut.  Sampai dengan akhir tahun 2012, tercatat sampah terangkut mencapai  angka 1.718 meter kubik per hari atau sekitar 70,21 persen dari total sekitar 2.447 meter kubik per hari.Kenaikan ini didukung oleh jumlah armada operasional efektif yakni sebanyak 63 unit Dump Truck, 29 unit Arm roll dan 3 unit compactor truck. Selain sebanyak 7 unit kijang pick up, 15 unit  gerobak motor dan 105 unit container yang tersebar diwilayah pelayanan kota Bogor.

Walikota Bogor, Diani Budiarto, mengakui, upaya-upaya untuk mengubah pola penanganan sampah di Kota Bogor yang masih didominasi oleh manajemen pengelolaan dengan pola kumpul, angkut dan buang yang dilakukan selama ini  menjadi pekerjaan berat. Karena pemerintah harus menyediakan sarana pengangkutan, personel dan menyediakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang representatif.

Sejak tahun 2010 lalu,  pemkot Bogor telah menerapkan program 3R, dan dari tahun ketahun  terus diperkuat untuk mengurangi residu sampah yang dibuang di TPA Galuga. Pada tataran implementasi program 3R ini, pemkot Bogor bekerjasama dengan masyarakat sebagai penghasil dan pengelola sampah di permukiman.

Pada tahun 2011,  tercatat terdapat 10 lokasi di wilayah Kota Bogor yang telah melaksanakan  program 3R skala lingkungan. Pada tahun anggaran  tahun 2012 lalu jumlahnya bertambah 3 lokasi, jadi total lokasi yang telah menerapkan program 3R 13 lokasi tersebar di wilayah Kota Bogor. Tiga lokasi penambahan program 3R skala lingkungan tersebut adalah kelurahan Cibadak,  Sukadamai, dan kelurahan Kayumanis seluruhnya di wilayah Kecamatan Tanah Sareal.

Menurut para ahli lingkungan, strategi pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) serta  Composting merupakan dasar dari penanganan sampah secara terpadu. 


Reduce (mengurangi sampah) atau disebut juga precycling merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah. 

Reuse (menggunakan kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai. Apa saja barang yang masih bisa digunakan, seperti kertas-kertas berwarna-warni dari majalah bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik. Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti menghina.

Recycle (mendaur ulang) juga sering disebut mendapatkan kembali sumberdaya (resource recovery), khususnya untuk sumberdaya alami. Mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, misalnya kertas, alumunium, gelas dan plastik. 


Langkah utama dari mendaur ulang ialah memisahkar sampah yang sejenis dalam satu kelompok. Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman. (M.Samhudi Tanara)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.