Didi Kurnia Dibidik Soal Plt Sekda
CIBINONG - Didi Kurnia berpeluang besar duduki Plt Sekda meski sejumlah PNS menentang.
Sosok sederhana dan jujur ini diprediksi sebagai birokrat yang akan dipercaya oleh Bupati Bogor dalam mengisi jabatan Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor.
Didi Kurnia, mantan Kepala Dinas Pendidikan ini, di beritakan bakal ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Plt Sekda) atau Sekda definitif menimbulkan keresahan di kalangan internal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Tak sedikit birokrat senior yang menyebut Didi kurang kompeten jika dijadikan Plt Sekda, karena dinilai tidak akan mampu menyolidkan jajaran dinas dan badan di lingkungan Pemkab Bogor.
Menyikapi ini, Didi Kurnia nampak tak mau berkomentar banyak, sebab menurutnya adalah hak Bupati Bogor yang menentukan sosok yang pantas untuk menjadi Plt Sekda Kabupaten Bogor. Drinyanya tak berambisius untuk jabatan itu, namun apabila amanat itu ditujukan kepadanya, maka dia akan siap melaksanakannya.
Kontroversi
Seorang pejabat yang menolak disebutkan identitasnya mengatakan, peluang Didi menjadi Plt Sekda memang sangatlah besar mengingat Didi adalah orang dekat Bupati Bogor dan merupakan figur yang loyal.
“Didi kan orang dekat bupati, jadi wajar jika nanti dipilih. Bupati pastinya akan memilih figur yang loyal. Apalagi sekarang menjelang Pemilukada, Sekda nanti harus dapat mengamankan kebijakan Bupati. Tapi saya khawatir kalau Didi Kurnia ditunjuk, bakal muncul perpecahan internal,” katanya.
Tak hanya kalangan internal pemkab, kalangan aktivis LSM dan OKP serta Ormas pun mengungkapkan kekhawatirannya jika RY salah memilih figur sekda pengganti Nurhayanti.
“Didi Kurnia itu kurang bergaul dengan elemen masyarakat dan cenderung eksklusif. Komunikasi dengan LSM pun kurang bagus. Padahal, seorang sekda harus mampu berkomunikasi dengan banyak pihak, tidak bisa menutup diri,” kata Ketua LSM Lekas Ronny Syahputra, belum lama ini. (sebelum Beliau kembali ke Rahmatullah -Red)
Menurutnya, untuk posisi Sekda haruslah dijabat oleh figur birokrat senior yang mampu membangun komunikasi dengan elemen masyarakat maupun lembaga lain seperti instansi vertikal.
“Terutama bisa menjembatani komunikasi dan koordinasi antara Pemkab, muspida maupun elemen masyarakat seperti LSM, ormas dan OKP. Karenanya, Bupati jangan sampai salah pilih,” ungkapnya lagi.
Selain Didi, Rony melihat bahwa masih banyak pejabat senior di Pemkab yang lebih layak menduduki pos Sekdakab Bogor. Dia menunjuk sosok Adang Suptandar (Kepala Bapeda), Rahmat Surjana (Kepala Disparbud), Yani Hasan (Kepala Dinas Tata Bangunan) dan Benny Delyuzar (Asisten Administrasi). (ice)
Sosok sederhana dan jujur ini diprediksi sebagai birokrat yang akan dipercaya oleh Bupati Bogor dalam mengisi jabatan Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor.
Didi Kurnia, mantan Kepala Dinas Pendidikan ini, di beritakan bakal ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Plt Sekda) atau Sekda definitif menimbulkan keresahan di kalangan internal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Tak sedikit birokrat senior yang menyebut Didi kurang kompeten jika dijadikan Plt Sekda, karena dinilai tidak akan mampu menyolidkan jajaran dinas dan badan di lingkungan Pemkab Bogor.
Menyikapi ini, Didi Kurnia nampak tak mau berkomentar banyak, sebab menurutnya adalah hak Bupati Bogor yang menentukan sosok yang pantas untuk menjadi Plt Sekda Kabupaten Bogor. Drinyanya tak berambisius untuk jabatan itu, namun apabila amanat itu ditujukan kepadanya, maka dia akan siap melaksanakannya.
Kontroversi
Seorang pejabat yang menolak disebutkan identitasnya mengatakan, peluang Didi menjadi Plt Sekda memang sangatlah besar mengingat Didi adalah orang dekat Bupati Bogor dan merupakan figur yang loyal.
“Didi kan orang dekat bupati, jadi wajar jika nanti dipilih. Bupati pastinya akan memilih figur yang loyal. Apalagi sekarang menjelang Pemilukada, Sekda nanti harus dapat mengamankan kebijakan Bupati. Tapi saya khawatir kalau Didi Kurnia ditunjuk, bakal muncul perpecahan internal,” katanya.
Tak hanya kalangan internal pemkab, kalangan aktivis LSM dan OKP serta Ormas pun mengungkapkan kekhawatirannya jika RY salah memilih figur sekda pengganti Nurhayanti.
“Didi Kurnia itu kurang bergaul dengan elemen masyarakat dan cenderung eksklusif. Komunikasi dengan LSM pun kurang bagus. Padahal, seorang sekda harus mampu berkomunikasi dengan banyak pihak, tidak bisa menutup diri,” kata Ketua LSM Lekas Ronny Syahputra, belum lama ini. (sebelum Beliau kembali ke Rahmatullah -Red)
Menurutnya, untuk posisi Sekda haruslah dijabat oleh figur birokrat senior yang mampu membangun komunikasi dengan elemen masyarakat maupun lembaga lain seperti instansi vertikal.
“Terutama bisa menjembatani komunikasi dan koordinasi antara Pemkab, muspida maupun elemen masyarakat seperti LSM, ormas dan OKP. Karenanya, Bupati jangan sampai salah pilih,” ungkapnya lagi.
Selain Didi, Rony melihat bahwa masih banyak pejabat senior di Pemkab yang lebih layak menduduki pos Sekdakab Bogor. Dia menunjuk sosok Adang Suptandar (Kepala Bapeda), Rahmat Surjana (Kepala Disparbud), Yani Hasan (Kepala Dinas Tata Bangunan) dan Benny Delyuzar (Asisten Administrasi). (ice)
REDAKSI BERITA BOGOR
Menyampaikan
TURUT BERDUKA CITA ATAS KEPERGIAN
Saudaraku
RONI SYAHPUTRA (Alm)
DIREKTUR LEMBAGA KAJIAN STRAEGIS BOGOR RAYA
(Tim Redaksi Berita Bogor)
Tidak ada komentar