header_ads

Situs Gunung Sodong

LEUWILIANG - Penelitian Gunung Sodong Kabupaten Bogor Tahun 2013

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor sebagai Perwakilan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor memiliki amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 untuk turut serta dalam pelestarian budaya nasional. 


Dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor telah melaksanakan kegiatan Penelitian Hubungan Sejarah Situs Cagar Budaya di Kabupaten Bogor pada tanggal 5 – 14 April 2013 lalu.

Dalam kegiatan penelitian yang melibatkan beberapa narasumber dari unsur Akademisi Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-Universitas Indonesia, Balai Arkeologi Bandung, Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang, Institut Teknologi Bandung, dan tokoh Budayawan Kabupaten Bogor. 


Penelitian ini berdasarkan atas laporan masyarakat yang mengindikasikan adanya cagar budaya yang terdapat di Kampung Parung Singa, Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor yang telah terlebih dahulu dilakukan penelitian awal atau survei pada tahun 2012, yang menghasilkan rekomendasi untuk dilakukan pengecekan lebih jauh atau dilakukannya ekskavasi (Penggalian Arkeologi).

Pengecekan lebih lanjut yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi, berdasarkan analisis lingkungan kepurbakalaan di berbagai daerah di kabupaten Bogor, dapat dinyatakan Daerah aliran sungai merupakan tempat yang banyak dipilih sebagai tempat pemukiman. 


Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan situs-situs yang cukup penting antara lain Situs Kampung Muara dan Situs Pasir Angin yang berada di dekat daerah aliran sungai. Begitu pula wilayah kawasan Gunung Sodong yang juga diketahui memiliki tinggalan-tinggalan dari masa prasejarah hingga abad ke-17.

Termasuk, Bukit sebagai salah satu lokasi pilihan untuk dijadikan tempat yang dianggap suci. Adanya cerita tradisi dan kepercayaan masyarakat yang menyangkut fenomena supernatural di suatu tempat, khususnya di kawasan sekitar Gunung Sodong, bisa dipandang sebagai pengaruh dari tradisi dan kepercayaan masa lalu yang terwariskan secara turun temurun. 


Objek di tempat yang disakralkan, seperti di Cadas Gantung dan Batu Beulah, adalah berupa sebongkah batu (monolit) yang berukuran cukup besar, sehingga sangat terlihat adanya pengaruh    kepercayaan megalitikum di kawasan ini. Dengan kata lain masih berlangsung tradisi megalitik yang berlanjut hingga saat ini. (Disbudpar) 24/7/2013





 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.