Bima Arya Memandu Forum Diaspora Indonesia
KOTA - Masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri kagumi Bima Arya.
Ribuan masyarakat Indonesia yang berdomisili di luar negeri (Diaspora Indonesia) kali ini sengaja pulang kampung dan menggelar pertemuan di Gedung Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.
Pertemuan yang mengangkat tema "Pulang Kampung" ini berlangsung mulai hari Minggu hingga Selasa (18-20/8/2013) dihadiri sekitar enam ribu orang yang sengaja datang dari 26 negara ini mengagendakan topik presentasi yang bertajuk Indonesian 2050: The View of Young Indonesia Diaspora dipandu langsung oleh Bima Arya.
Presentasi yang berlangsung mulai pukul 14.00 Wib hingga 16.30 Wib juga menghadirkan beberapa perwakilan mahasiswa dari luar negeri untuk mempresentasikan visi tentang Indonesia 2050. Diantaranya, Donny Wira Yudha Kusuma (China), Pramudita Satria Palar (Jepang), Daya N. Wijaya (UK), Ridwansyah Yusuf (Belanda), Teuku Arky Meraxa (AS), Alex Brian Ticoalu (AS), Ratih Maria Dhewi (Australia), dan Ariana Alisjahbana (World Resources Institut).
Donny yang tinggal di negara China memperkenalkan makalah Identifikasi Bakat dan Evaluasi Bulu Tangkis Indonesia. Dirinya melihat Indonesia dikarunia talenta hebat, namun pembinaan usia dini dan sarana prasarana masih lemah jika dibandingkan dengan China. Sementara Ridwansyah Yusuf Ahmad (Sekjend PPI Belanda) mempresentasikan Politik Indonesia 2050. Dirinya menekankan pentingnya partisipasi kaum muda dalam konstalasi politik nasional, "Sangat bahaya jika anak muda Indonesia apatis dengan politik" ujarnya," Senin (19/8/2013).
Usai memandu dan menguji presentasi itu, Bima Arya mengaku sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Kegiatan ini memperkuat silaturrahmi antar orang Indonesia di luar negeri untuk persamaaan visi. Kata kampung yang diambil sebagai tema sangat pas bagi masyarakat Indonesia di luar negeri,” kata Calon Walikota Bogor nomor urut 2.
Bima Arya menjelaskan selama 37 tahun menjelang 2050 nanti, Indonesia akan melaksanakan 8 Pemilu dan pergantian kekuasaan. Gagasan visioner yang mampu bertahan di tengah arus perkembangan politik yang ada. "Sebab itu perkembangan politik dalam negeri dan luar negeri juga menjadi faktor penting yang harus dicermati,” kata Bima Arya dihadapan forum Diaspora Indonesia ke-2 ini.
Bima Arya pernah menjadi Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia dengan topik yang sama. "Gagasan generasi muda harus dikuatkan dan dimatangkan agar bisa menjadi visi indonesia 2050, dan yang terpenting adalah jangan jauh dari masyarakat. Sebab, jika kita jauh dari masyarakat maka kita akan tersesat,” tambah Bima Arya. (hws)
Editor: Alsabili
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Ribuan masyarakat Indonesia yang berdomisili di luar negeri (Diaspora Indonesia) kali ini sengaja pulang kampung dan menggelar pertemuan di Gedung Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.
Pertemuan yang mengangkat tema "Pulang Kampung" ini berlangsung mulai hari Minggu hingga Selasa (18-20/8/2013) dihadiri sekitar enam ribu orang yang sengaja datang dari 26 negara ini mengagendakan topik presentasi yang bertajuk Indonesian 2050: The View of Young Indonesia Diaspora dipandu langsung oleh Bima Arya.
Presentasi yang berlangsung mulai pukul 14.00 Wib hingga 16.30 Wib juga menghadirkan beberapa perwakilan mahasiswa dari luar negeri untuk mempresentasikan visi tentang Indonesia 2050. Diantaranya, Donny Wira Yudha Kusuma (China), Pramudita Satria Palar (Jepang), Daya N. Wijaya (UK), Ridwansyah Yusuf (Belanda), Teuku Arky Meraxa (AS), Alex Brian Ticoalu (AS), Ratih Maria Dhewi (Australia), dan Ariana Alisjahbana (World Resources Institut).
Donny yang tinggal di negara China memperkenalkan makalah Identifikasi Bakat dan Evaluasi Bulu Tangkis Indonesia. Dirinya melihat Indonesia dikarunia talenta hebat, namun pembinaan usia dini dan sarana prasarana masih lemah jika dibandingkan dengan China. Sementara Ridwansyah Yusuf Ahmad (Sekjend PPI Belanda) mempresentasikan Politik Indonesia 2050. Dirinya menekankan pentingnya partisipasi kaum muda dalam konstalasi politik nasional, "Sangat bahaya jika anak muda Indonesia apatis dengan politik" ujarnya," Senin (19/8/2013).
Usai memandu dan menguji presentasi itu, Bima Arya mengaku sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Kegiatan ini memperkuat silaturrahmi antar orang Indonesia di luar negeri untuk persamaaan visi. Kata kampung yang diambil sebagai tema sangat pas bagi masyarakat Indonesia di luar negeri,” kata Calon Walikota Bogor nomor urut 2.
Bima Arya menjelaskan selama 37 tahun menjelang 2050 nanti, Indonesia akan melaksanakan 8 Pemilu dan pergantian kekuasaan. Gagasan visioner yang mampu bertahan di tengah arus perkembangan politik yang ada. "Sebab itu perkembangan politik dalam negeri dan luar negeri juga menjadi faktor penting yang harus dicermati,” kata Bima Arya dihadapan forum Diaspora Indonesia ke-2 ini.
Bima Arya pernah menjadi Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia dengan topik yang sama. "Gagasan generasi muda harus dikuatkan dan dimatangkan agar bisa menjadi visi indonesia 2050, dan yang terpenting adalah jangan jauh dari masyarakat. Sebab, jika kita jauh dari masyarakat maka kita akan tersesat,” tambah Bima Arya. (hws)
Editor: Alsabili
Email: redaksiberitabogor@gmail.com

Tidak ada komentar