Calung Sahur Ramadhan 1434H
KOTA - Remaja punyak banyak cara berkreatifitas melalui kesenian lokal.
Berbagai macam cara dilakukan untuk membangunkan sahur, seperti yang diperbuat oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Sanggar Seni Setia Wargi, Kelurahan Bantarjati Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor.
Guna membangunkan para penduduk agar tidak kesiangan sahur, para remaja ini berkeliling kampung dengan menggunakan calung dan berpakaian aneh-aneh.
Menurut salah seorang personal Setia Wargi Iyan Hidayat, selain masuk ke gang-gang dengan menabuh alat musik dari bambu, mereka juga menyusuri aliran sungai Cibagolo.
“Kegiatan ini berlangsung hampir tiap malam dan kami sebelumnya berkumpul di sanggar untuk mengambil alat-alat musik”ujarnya. Sedang mengenai pakaian yang dikenakan, menurut Iyan, tergantung keinginan dan selera.
Selain menggunakan pakaian khas seniman, ada yang menggunakan busana wanita, bahkan ada diantaranya yang menggunakan pakaian ala pocong. Sedangkan rute yang dilalui, tergantung kesepakatan bersama, biasanya terlebih dahulu membangunkan para penduduk yang rumahnya berada di pinggir kali Cibagolo. Alasannya, suara gemericik air sungai bisa menambah kenikmatan tidur, sehingga kalau tidak dibangunkan bisa jadi mereka kesiangan.
Hal senada diungkapkan pentolan Setia Wargi, Acoen Hidayat. Menurut Acoen, dirinya menyambut positif kegiatan tersebut, karena selain mengembangkan bakat seni juga bermanfaat untuk membangunkan sahur.
“Pokoknya saya dukung lah, daripada mereka membuat kegaduhan yang tidak enak didengar mendingan yang ada muatan seninya,”imbuhnya, (yan/dhp)
Editor: MICHELLE
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Berbagai macam cara dilakukan untuk membangunkan sahur, seperti yang diperbuat oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Sanggar Seni Setia Wargi, Kelurahan Bantarjati Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor.
Guna membangunkan para penduduk agar tidak kesiangan sahur, para remaja ini berkeliling kampung dengan menggunakan calung dan berpakaian aneh-aneh.
Menurut salah seorang personal Setia Wargi Iyan Hidayat, selain masuk ke gang-gang dengan menabuh alat musik dari bambu, mereka juga menyusuri aliran sungai Cibagolo.
“Kegiatan ini berlangsung hampir tiap malam dan kami sebelumnya berkumpul di sanggar untuk mengambil alat-alat musik”ujarnya. Sedang mengenai pakaian yang dikenakan, menurut Iyan, tergantung keinginan dan selera.
Selain menggunakan pakaian khas seniman, ada yang menggunakan busana wanita, bahkan ada diantaranya yang menggunakan pakaian ala pocong. Sedangkan rute yang dilalui, tergantung kesepakatan bersama, biasanya terlebih dahulu membangunkan para penduduk yang rumahnya berada di pinggir kali Cibagolo. Alasannya, suara gemericik air sungai bisa menambah kenikmatan tidur, sehingga kalau tidak dibangunkan bisa jadi mereka kesiangan.
Hal senada diungkapkan pentolan Setia Wargi, Acoen Hidayat. Menurut Acoen, dirinya menyambut positif kegiatan tersebut, karena selain mengembangkan bakat seni juga bermanfaat untuk membangunkan sahur.
“Pokoknya saya dukung lah, daripada mereka membuat kegaduhan yang tidak enak didengar mendingan yang ada muatan seninya,”imbuhnya, (yan/dhp)
Editor: MICHELLE
Email: redaksiberitabogor@gmail.com

Tidak ada komentar