header_ads

Prostitusi Di Bogor Nongol Lagi

CILEUNGSI - Program NOBAT (Nongol Babat) tercoreng maraknya prostitusi. 

Setiap malam Sabtu dan Minggu  di sejumlah bangunan semi permanen di lahan bekas lokalisasi di Desa Limusnunggal, Kecamatan Cielungsi semakin ramai dikunjungi hidung belang.

Bangunan yang terbuat dari papan dan bilik bambu disulap menjadi panti pijat, beberapa kamar yang disekat-sekat, dan bar dangdut. Padahal 67 bangunan yang berdiri di lahan negara itu pernah ditertibkan.

Tentu saja hal ini menimbulkan kecemasan masyarakat terhadap maraknya praktik pelacuran maksiat di desa mereka. “Meski belum seramai seperti awal 2009 lalu, kami khwatir jika dibiarkan praktik pelacuran dan maksiat kembali muncul di desa kami,” ujar Yana, warga setempat, Selasa. Dia dan warga lainya sudah melapor ke Kecamatan dan Polsek Cileungsi, tapi hingga kini belum ada aksen dari muspika setempat.

Camat Cileungsi Beben Suhendar mengakui pihaknya tak punya wewenang membongkarnya sebab tangungjawab Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman (DBTP) Kabupaten Bogor. “Sudah empat kali kami layangkan surat ke DBTP agar  dibongkar,” katanya. Sejauh ini, DBTP bersama Satpol PP Kabupaten Bogor dan pihaknya baru sebatas melakukan pendataan.

Diakuinya, pihaknya juga khwatir jika dibiarkan lama kelamaan praktik lokalisasi di desa itu muncul kembali seperti lima tahun silam. Sedangkan Kapala DPTB Kabupaten Bogor Yani Hasan mengatakan pihaknya akan melayangkan surat ke pemilik bangunan agar dibobgkar sebab tak berizin
setelah melakukan pendataan dan pemeriksaan.

“Seluruh 67 bangunan itu tak ber-IMB, sehinga kami berikan surat teguran pertama agar dibongkar. Jika sampai surat ketiga tak diindahkan, kita akan merekomendasikan Satpol PP  membongkarnya,” tandasnya. 


Dilokasi terpisah, masih terpantau wanita penjaja cinta yang berkeliaran di sepanjang Jalan raya Parung Bogor. Mereka mulai mencari lelaki hidung belang pada tengah malam hingga menjelang dinihari. 

Kehadiran mereka tidak sendiri, sebab para PSK ini diantar, diawasi dan dijemput menggunakan sepeda motor oleh mucikari. Keberadaan mereka bersifat mobile, yakni berpindah - pindah tempat mangkal, bahkan tak jarang mereka berada diwarung - warung kecil yang berada di pinggir jalan lalu berpindah lokasi lagi agar tak diendus oleh aparat.   (iwn/d/als)



Editor: Alsabili
Email: redaksiberitabogor@gmail.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.