Ribuan Siswa Putus Sekolah
CIBINONG - Ribuan siswa SD, SMP dan SMA sederajat di Bogor putus sekolah.
Siswa putus sekolah terbanyak di jenjang SD mencapai 1.114 siswa. Sedangkan di tingkat Madrasyah Ibtidiyah (MI) 558 orang, SMP 895 orang, MTs 438 orang, SMA/SMK 860 orang dan MA sebanyak 106 orang
Padahal APBD 2013 sebesar Rp 3,6 trliun yang 20 persen di antaranya buat pendidikan. mSejumlah kalangan menyindir kebijkan pemkab yang dinilai gagal meminimilir angka putus sekolah.
“Angka siswa putus sekolah mencapai Sebanyak 3.971 anak. Masih tingginya anak putus sekolah terutama di jenjang SD membuktikan kurang serius pemkab menggenjot sektor pendidikan,” sindir Arief, aktivis HMI Bogor, Kamis (29/8/2013).
Menurutnya dengan APBD yang mencapai Rp 3,6 triliun seharsunya anak putus sekolah dapat dikikis habis. “20 persen dari Rp 3,6 triliun artinya hamp;ir Rp 800 milira buat meningkatkan bidang pendidikan kenyataan angka putus sekolah masih tinggi,” tambah mahasiswa UI ini.
Sedangkan angota DPRD Kabupaten Bohgor Sumarli menilai, kurangnya gregetnya Disdik dan pemerintahan desa dan kecamatan menjabarkan Perbup No. 28 Tahun 2009 tentang wajib sekolah. “Seharusnya mereka itu dor to dor mendata siswa putus sekolah minimal ke jenjang SMP sebab biaya pendidikan SD dan SMP Negeri gratis,” ucapnya.
Sementara humas Disdik Rony Kusmaya mengatakan, untuk menurunkan angka putus sekolah, lanjutnya, pihaknya telah melakukan berbagai langkah kebijakan dan strategi. Di antaranya memperkuat sekolah alternatif dan pembentukan satuan tugas wajib sekolah. Disdik meramu fokus kebijakan pendidikan seperti peningkatan aksesibilitas penyelenggaraan pendidikan.
“Dalam strategi ini, kami menyiapkan berbagai kegiatan yaitu memperluas daya tampung sekolah, memperkuat sekolah alternatif, dan memfasilitasi biaya operasional sekolah. Namun inti datri semua itu harus ada kemauan kuat dari orang tua siswa menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi,” katanya. (ice)
Sumber: Media Center KPU Kabupaten Bogor
Editor: Annisa Ramadhan
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Siswa putus sekolah terbanyak di jenjang SD mencapai 1.114 siswa. Sedangkan di tingkat Madrasyah Ibtidiyah (MI) 558 orang, SMP 895 orang, MTs 438 orang, SMA/SMK 860 orang dan MA sebanyak 106 orang
Padahal APBD 2013 sebesar Rp 3,6 trliun yang 20 persen di antaranya buat pendidikan. mSejumlah kalangan menyindir kebijkan pemkab yang dinilai gagal meminimilir angka putus sekolah.
“Angka siswa putus sekolah mencapai Sebanyak 3.971 anak. Masih tingginya anak putus sekolah terutama di jenjang SD membuktikan kurang serius pemkab menggenjot sektor pendidikan,” sindir Arief, aktivis HMI Bogor, Kamis (29/8/2013).
Menurutnya dengan APBD yang mencapai Rp 3,6 triliun seharsunya anak putus sekolah dapat dikikis habis. “20 persen dari Rp 3,6 triliun artinya hamp;ir Rp 800 milira buat meningkatkan bidang pendidikan kenyataan angka putus sekolah masih tinggi,” tambah mahasiswa UI ini.
Sedangkan angota DPRD Kabupaten Bohgor Sumarli menilai, kurangnya gregetnya Disdik dan pemerintahan desa dan kecamatan menjabarkan Perbup No. 28 Tahun 2009 tentang wajib sekolah. “Seharusnya mereka itu dor to dor mendata siswa putus sekolah minimal ke jenjang SMP sebab biaya pendidikan SD dan SMP Negeri gratis,” ucapnya.
Sementara humas Disdik Rony Kusmaya mengatakan, untuk menurunkan angka putus sekolah, lanjutnya, pihaknya telah melakukan berbagai langkah kebijakan dan strategi. Di antaranya memperkuat sekolah alternatif dan pembentukan satuan tugas wajib sekolah. Disdik meramu fokus kebijakan pendidikan seperti peningkatan aksesibilitas penyelenggaraan pendidikan.
“Dalam strategi ini, kami menyiapkan berbagai kegiatan yaitu memperluas daya tampung sekolah, memperkuat sekolah alternatif, dan memfasilitasi biaya operasional sekolah. Namun inti datri semua itu harus ada kemauan kuat dari orang tua siswa menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi,” katanya. (ice)
Sumber: Media Center KPU Kabupaten Bogor
Editor: Annisa Ramadhan
Email: redaksiberitabogor@gmail.com

Tidak ada komentar