header_ads

Debat Kandidat Calon Walikota

KOTA - Konsep calon untuk solusi kota hujan.

KPU Kota Bogor Agus Teguh Suryaman mengatakan, pihaknya menggelar debat lima kandidat walikota dan wakil walikota di Gedung Brajamustika Jalan Dr. Sumeru Kota Bogor, Selasa (3/9/2013) sore.

"Debat kandidat yang akan kembali dilakukan pada 10 September nanti," jelasnya.

Dalam kesempatan ini, persoalan krusial Kota Bogor diperdebatkan melalui forum ini yang dilakukan lima kandidat walikota dan wakil walikota Bogor peserta Pemilihan Kepala Daerah Kota Bogor pada 14 September 2013.

Debat dibagi dalam lima segmen yakni segmen pertama setiap pasangan menyampaikan visi dan misi secara praktis, segmen kedua setiap pasangan calon menjawab pertanyaan dari tokoh masyarakat. Namun, tokoh masyarakat tersedut tidak dihadirkan langsung, tapi mereka bertanya kepada para calon seputar persoalan Kota melalui tayangan film yang telah dipersiapkan KPU.

Lima tokoh yang menyampaikan pertanyaan kepada pasangan calon yakni Abdul Fatah yang bertanya kepada pasangan nomor 3 Achmad Ru’yat –Aim Halim Hermana. Selanjutnya Bibin Rubini bertanya kepada pasangan nomor 2 Bima Arya – Usmar Hariman. 

Tokoh lainnya Eman Rustiandi bertanya kepada pasangan nomor 4 Dody Rosadi-Untung W.Maryono, dan pasangan nomor 5 Syaiful Anwar-Muztahidin Al Ayubi, dan tokoh terakhir yakni Beddy Iriawan Maksudi yang pertanyaan ditujukan kepada pasangan nomor 1. Firman Sidik Halim -Gartono

Sejumlah persoalan krusial yang menjadi perdebatan antara lain soal kemacetan, Pedagang Kaki Lima (PKL) Kebersihan, Pendidikan dan Kesehatan. Lima tokoh masyarakat Kota Bogor ini dengan latar belakang yang berbeda yakni Rektor, Dekan dan dari LSM Lembaga Kajian Masyarakat Kota Bogor.Mereka lebih banyak bertanya terkait persoalan krusial Kota Bogor kini masih belum tuntas.

Achmad Ru’yat mengatakan, bahwa pihaknya memiliki konsep Bogor Maju, yakni Bogor Cerdas dimana dipastikan siswa yang sekolah di Kota Bogor tidak perlu membayar uang pangkal, wajib belajar 12 tahun, dan setiap kenaikan kelas tidak perlu daftar ulang dan gratis.

Selanjutnya Bogor Sehat yaitu Ibu yang melahirkan akan dibiayai persalinannya, termasuk Asuransi Kesehatan, dan setiap kematian akan diberikan santunan sebesar Rp2,5 juta setiap jiwa. Kemudian Bogor Berdaya yakni membuka lowongan pekerjaan 100 ribu dan pemberian modal Usaha Kecil Menengah (UKM).

Bima Arya mengatakan, jika melihat APBD Kota Bogor alokasi anggaran pendidikan sudah cukup tinggi sekitar 33,04 persen. “Jadi tugas kita kedepan melakukan re-alokasi anggaran, dengan memperhitungkan anggaran yang ada baik anggaran rutin, maupun angaran pembangunan infratruktur, termasuk pos alokasi pendidikan,”kata Bima.

Usmar Hariman menambahkan, untuk meningkatkan standar pendidikan yang bermutu, salah satunya penyediaan sarana dan prasarana. Makanya, peningkatan penambahan anggaran sangat dimungkinkan dengan efisiensi dan efektifitas disetiap dinas, instansi terkait, kata Usmar.
Dody Rosadi yang diusung PDIP menyatakan, pihaknya siap mengembalikan Kota Bogor yang sejuk dengan konsep modernisasi. Salah satunya modernisasi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang tidak menyedot oksigen dari pohon-pohon yang ada. Selanjutnya, kata Dody akan membangun hutan kota.

“Kita siap menata kembali daerah pinggiran sungai menjadi hutan kota dan tidak tertup kemungkinan membebaskan lahan untuk membangun hutan kota, sehingga diharapkan lima tahun kedepan keberadaan hutan kota akan menambah oksigen,“ujar Dody.
Syaiful Anwar dari jalur independen berjanji akan menegakkan aturan hukum yang ada. “Kita akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tertib berlalu lintas. Pokoknya aturan hukum harus ditegakkan,“katanya. 

Muztahidin menambahkan, aturan hukum bisa ditegakkan kalau para pejabatnya patuh terhadap aturan yang telah dibuatnya. “Saya yakin kalau pejabatnya tidak memberikan contoh yang baik pasti akan amburadul. Jadi, kita jangan hanya bisa menyalahkan masyarakat,” tandasnya.
Firman Sidik Halim menyatakan, untuk mengurai kemacetan lalu lintas perlu menambah akses jalan.Selain itu disiplin berlalu lintas.

“Jadi, persoalan kemacetan di Kota Bogor saklah satunya kurangnya disiplin,“kata dia.
Oleh karena itu, kata Firman,pihaknya nanti akan menjalin kerjasama dengan instansi terkait, dan kerjasama dengan masyarakat agar mereka mau berpartisipasi menjaga ketertiban sehingga akan tercipta Kota Bogor yang aman dan nyaman. (yp)








Editor: Alsabili
Email: redaksiberitabogor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.