Kelas Lesehan SD Caringin
CIJERUK - Wajah pendidikan di kabupaten Bogor tak seindah pencitraan.
Pemandangan yang seharusnya tak boleh terjadi ternyata ditemui di desa Tanjungsari, Kecamatan Cijeruk, Bogor.
Keterbatasan ruang kelas di SDN Tajurhalang IV, desa Tanjungsari membuat siswa - siswinya harus berlajar secara lesehan alias belajar dilantai tanpa meja dan kursi. Ironisnya, pemandangan ini sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.
Kepala SDN Tajurhalang IV, Sugandi mengaku hal ini dilkakukan lantaran kapasitas ruang kelas tidak mampu menampung jumlah siswa. "Akibat kelebihan jumlah murid yang tak sesuai dengan jumlah ruang kelas, siswa kami terpaksa belajar di lantai secara bergiliran," ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk jumlah 155 murid, 5 guru honor, dan 3 guru PNS, saat ini dilakukan di tiga ruang kelas. Pihak sekolah mengaku sudah menyampaikan laporan kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
Sugandi mengatakan, pihaknya juga sudah mengajukan penambahan ruang kelas kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sejak dua tahun terakhir lalu untuk pembangunan ruang kelas berikut sarana dan prasarananya, namun hingga tahun ini belum ada tanggapan.
“Kami sudah mengajukan surat permohonan penambahan tiga ruang kelas termasuk sarana dan prasarananya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, namun sampai saat ini tak kunjung ada jawabannya,” kata Sugandi. (cj)
Editor: Sunyoto
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Pemandangan yang seharusnya tak boleh terjadi ternyata ditemui di desa Tanjungsari, Kecamatan Cijeruk, Bogor.
Keterbatasan ruang kelas di SDN Tajurhalang IV, desa Tanjungsari membuat siswa - siswinya harus berlajar secara lesehan alias belajar dilantai tanpa meja dan kursi. Ironisnya, pemandangan ini sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.
Kepala SDN Tajurhalang IV, Sugandi mengaku hal ini dilkakukan lantaran kapasitas ruang kelas tidak mampu menampung jumlah siswa. "Akibat kelebihan jumlah murid yang tak sesuai dengan jumlah ruang kelas, siswa kami terpaksa belajar di lantai secara bergiliran," ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk jumlah 155 murid, 5 guru honor, dan 3 guru PNS, saat ini dilakukan di tiga ruang kelas. Pihak sekolah mengaku sudah menyampaikan laporan kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
Sugandi mengatakan, pihaknya juga sudah mengajukan penambahan ruang kelas kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sejak dua tahun terakhir lalu untuk pembangunan ruang kelas berikut sarana dan prasarananya, namun hingga tahun ini belum ada tanggapan.
“Kami sudah mengajukan surat permohonan penambahan tiga ruang kelas termasuk sarana dan prasarananya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, namun sampai saat ini tak kunjung ada jawabannya,” kata Sugandi. (cj)
Editor: Sunyoto
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Tidak ada komentar