Hening Widiatmoko: Dampak Kelangkaan BBM Dan Tenaga Kerja
BERITA BOGOR - Gejolak kelangkaan BBM bersubsidi dan kenaikan harga berpeluang hambat percepatan penyerapan tenaga kerja.
Pemprov. Jabar telah menargetkan percepatan naker secara bertahap. Target jumlah penyerapan naker di tahun 2018 ditargetkan sebesar 2 juta orang. Untuk mengejar target tersebut, setiap 6 bulan ditargetkan ada penambahan 200.000 orang tenaga kerja baru. Adapun target yang dikejar sampai akhir tahun 2014 sebanyak 450.000 orang, sementara itu realisasinya sampai Agustus 2014 baru terealisasi sebesar 250.000 orang.
Dengan adanya gejolak BBM, jika saja untuk saat ini harganya melonjak, maka berpotensi memperlambat penyerapan naker, papar Kadis Nakertrans Jabar, Hening Widiatmoko dalam keterangannya, Rabu (27/8/2014).
Menurutnya, lebih lanjut memaparkan, jika BBM naik, industri akan lambat dalam menyerap naker baru karena dengan naiknya BBM akan menyebabkan naiknya biaya produksi. Kenaikan BBM, untuk sektor ketenagakerjaan juga akan berdampak pada naiknya KHL dan selanjutnya akan berimbas pada naiknya upah minimum.
Menyikapi kondisi ini, lanjut dia, jika BBM akan naik harganya dari segi waktu harus dilakukan setelah ditetapkan UMK, dari sisi waktu idealnya dilakukan kisaran Bulan Desember karena upah minimum ditetapkan yang pada umumnya dilaksanakan pada Bulan November.
Dirinya memamaprkan, alih profesi jika industri banyak berhenti akibat tingginya biaya produksi bisa saja terjadi. Tetapi hal itu, membutuhkan biaya tambahan yaitu biaya re training yang membutuhkan biaya cukup besar, jelasnya. (noer)