Evaluasi Hotel Luput Menyoal Kemaksiatan
BERITA BOGOR - Belum tanggapi pemberitaan hotel mesum, Kota Bogor malah evaluasi Hotel untuk wujudkan Kota Hijau.
Pemerintah Kota
Bogor akan fokus menata kawasan Kebun Raya Bogor dan sekitarnya.
Penataan yang dilakukan akan melibatkan beberapa OPD terkait. DLLAJ,
Wasbangkim, DKP, BPLH, BPPT dan Bappeda adalah OPD yang akan bersentuhan
langsung dengan masalah penataan kawasan Kebun Raya Bogor.
Sehubungan
dengan hal tersebut, Walikota Bogor Bima Arya mengundang manajemen dari
7 hotel yang beroperasi di seputaran Kebun Raya Bogor untuk duduk
bersama dan berbincang menentukan langkah apa yang akan diambil untuk
mewujudkan Kota Bogor menjadi smart city yang berwawasan lingkungan
tanpa meninggalkan nilai heritage, bertempat di ruang
rapat III Balaikota Bogor (4/9/2014)
Turut hadir perwakilan dari hotel Savero,
hotel Royal, Holiday Inn dan Hotel Salak. Sedangkan hotel Swiss, hotel
Amaris dan hotel Vave tidak hadir. Turut hadir juga Wakil Walikota dan
perwakilan DLLAJ, Wasbangkim, DKP, BPLH, BPPT dan Bappeda. Tidak
ketinggalan teman teman dari komunitas pemerhati lingkungan yang banyak
memberi masukan dan saran dalam pertemuan tersebut.
Langkah
awal pertama yang akan diambil Pemerintah kota Bogor adalah melihat
kesesuaian site plan yang ada dengan keadaan sebenarnya yang ada di
lapangan. “Untuk
itu perlu keselarasan antara Pemkot Bogor dan para pengelola hotel. Diharapkan juga semua bangunan hotel yang ada
berkonsep green building, hemat energi dan ramah lingkungan. Karena ini
mimpi kita untuk menciptakan Bogor kota sejuta taman”, lanjut Bima Arya.
Para pengelola hotel pun
diminta untuk tidak menggunakan air tanah yang ada untuk kepentingan
komersil, tapi memakai air yang disediakan PDAM. Hal ini berhubungan
hasil survey BPS dan hasil analisa konsultan lingkungan hidup di tahun
2012 yang menyatakan ketersediaan air bawah tanah dalam kondisi krisis
terutama di kawasan keris (kebun raya dan istana), yang ditenggarai
karena banyaknya pemboran air bawah tanah di lingkungan sekitar keris.
Karena peruntukan air bawah tanah hanya untuk alternatif saja selama ada
perusahaan penyedia air bersih.
Penggunaan
AC yang melepaskan karbon ke udara dalam bangunan hotel juga mendapat
perhatian. Hal tersebut secara langsung meningkatkan suhu udara Kota
Bogor. Dan perlu ada kompensasi dari pihak hotel dengan menanam sejumlah
pohon yang disesuaikan dengan jumlah unit AC yang dipergunakan. Arus
keluar masuk kendaraan dari atau ke hotel berikut ketersediaan lahan
parkir yang ada juga akan di evaluasi. (eka) Editor: MICHELLE