header_ads

Kajian Master Plan Pengelolaan Air Limbah.

Pemerintah Kota Bogor terus mengkaji master plan pengelolaan air limbah. Pembangunan sanitasi yang akan berlangsung secara bertahap hingga tahun 2030 ini bersumber dari APBD Kota Bogor, APBD Provinsi Jawa Barat dan APBN, juga bantuan dari lembaga donor seperti AusAID, Australia.

Ke depan, limbah di Kota Bogor akan dikelola dengan beragam cara. Sebagai langkah awal, akan dipilih pilot project, berupa lokasi yang masuk pada wilayah rencana sewerage kota, daerah komersil dan padat penduduk.

Untuk langkah awal, pemerintah berencana membangun embrio, atau cikal bakal pengaturan sanitasi. Embrio disiapkan di belakang kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Dengan luas lahan sekitar 625 meter persegi, kawasan ini dinilai memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan komersil.

Program pembangunan sanitasi tersebut dipaparkan oleh City Team Leader Mott Macdonald Pratiwi Andharyati dalam Lokakarya Tahap II Strategi Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Kota Bogor, yang digelar di Botani Suare, IPB Convention Center, Bogor, Senin (27/6/2011).

Image

“Kota Bogor bukan merupakan kota yang datar. Secara topografi berkondulasi. Untuk itu master plan sanitasi dibuat seefisien mungkin,” jelas Tiwi.

Sambungan sanitasi diperkirakan dapat menampung sekitar 3100 sambungan, mulai dari kawasan bisnis Bogor lama, Sukasari, Juanda, hingga Paledang. Dengan area kelurahan dari Babakan Pasar, Gudang, Paledang hingga Sukasari. Tiga pemompaan akan dibangun di Babakan Pasar, Gudang dan Paledang,sesuai dengan topografi dan kontur lahan.

Master plan sanitasi sendiri akan dibagi ke dalam 3 tahap, mulai dari tahun 2011-2015, 2015-2020, dan 2020-2030. Dalam master plan juga memperhitungkan keberadaan septictank yang sudah ada. ”Kami akan membuat program dengan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan. Kami akan memonitoring septictank mana yang tidak layak,” jelas Tiwi.

Dalam master plan, dijelaskan bahwa pembangunan sanitasi Kota Bogor akan terbagi ke dalam 3 zona, yakni zona barat, timur dan tengah. Pembagian ke tiga zona ini berdasarkan dari karakteristik Kota Bogor yang dibatasi oleh dua sungai besar, yakni Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung. (gus/als)








Sumber: Kota Bogor 27/6/2011

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.